Biarkan air mata ini mengalir bersama dengan dosa-dosa yang teringat. Lelapkan semua kesemuan dunia yang hanya sementara. Bukalah sedikit matamu untuk melihat dunia yang abadi, telungkupkanlah tanganmu untuk memberi... Berikan senyummu agar orang lain merasakan kabahagiaanmu... mari lukis perasan hati mencintaiNya dengan keimanan dan ketakwaan. Bismillah...

Senin, 28 Maret 2011

Ma'natul Qiro'ah

Asdhiqo'i, Pelajaran Bahasa Arab Masjid Al-Furqon kelas malam (Bp.Mujiarto dkk) telah sampai Akhir Bab 13. Bahasan kali ini mencoba mengartikan Qiro'ah kedalam Bahasa Indonesia. Berikut Contoh-contohnya :


المَكْنَا مِنَ القِرَاءة  ١
جَمِيلٌُ طَبِيبٌ سوْدَانِيٌُّ قَادِمٌ مِنَالسُّودَانِ إلى السُّعودِيَّةِ
جَمِيلٌُ قَادِمٌ لِلعُمْرَةِ حُوَ وَأُسْرَتُهُ عَلَى طَائِرَةِ الخُطُوطِ السُّعودِيَّةِ، رَقْمُ الرِّحْلَةُ ٤٣٤
فَقَدَ جَمِيلٌُ حَقِيبَةُ كَبِيرَةً، وَحَقِيبَةً صَغِيرَةً فِي مَطارِ جُدَّةَ
فِي الحَقِيبَةِ الكَبِيرَةِ مَلابِسُهُ وَ مَلابِسُ الأسْرَةُ، وَ فِي الحَقِيبَةِ الصَّغِيرَةِ كُتُبٌ وَ تَذاكِرُ
تَكَلَّمُ جَمِيلٌُ مَعَ المُوَظَفُ، وَانْتَظَرَ فِي المََطَارِ ثَلاثَ سَاعَاتٍ
أَحْضَرَالمُوَظَّفُ الحَقِيبَةَ الكَبِيرَةً، وَالحَقِيبَةِ الصَّغِيرَةَ، ذَهَبَ جَمِيلٌُ وَأُسْرَتُهُ إِلى مَكَّةَ، وَأَقَامًتِ الأُسْرَةُ فِي فُنْدُقِ قَرِيبٍٍ مِنَ المَسْجِدِ الحَرَامِ شَهْرًا، هُوَ سَعِيدٌ وَالأُسْرَةُ سَعِيدَةٌُ أَيْظًَا
Artinya (Kurang lebih ):
Jamil seorang dokter berkebangsaan Sudan datang dari sudan ke Arabsaudi.
Dokter Jamil beserta keluarganya datang untuk berumroh  menggunakan maskapai penerbangan Arab saudi, dengan nomor penerbangan 434.
Dokter Jamil membawa sebuah tas besar dan sebuah tas kecil di Bandara jeddah.Tas besar berisi pakaian dirinya keluarganya. Dan tas kecil berisi buku-buku dan tiket.
Dokter Jamil melapor kepada petugas bandara, dan dia menunggu dibandara sekitar tiga jam ......dst.
المَكْنَا مِنَ القِرَاءَةُ  ٢
مُحَمَّدٌ مُهَنْدِسٌ مَالَيزِيٌُّ، يُرِيدُ السَّفَرَ مَعَ أُسْرَتُهُ إِلى السُّعودِيَّةِ لِلعُمْرَةِ وَ لِلزِّيَارَةِ، وَ لَدَيْهِ حَجْزٌ عَلى الخُطوطِ المَالَيزِيَّةِ، وَيُرِيدُ تَأكِيدَ الْحَجْزِ
مَعَهُ أَرْبَعَ تَذَاكِر : تَذْكِرَتُهُ وَ تَذْكِرَتُه زَوْجَتُه، وَتَذْكِرَةِ ابْنِه وَلِيدٍ، و تَذْكِرَة ِبنَتِه سَارَةَ
فِي جَوَازِ السَّفَرِ تَأشِيرَةُ الدُّخولِ وتَأشِيرَةُ الخُرُوجِ، مُحَمَّدٌ سَيُسَافِرُ إِلى جُدَّةً بِالطَّاأِرَةُ المَالَيزِيَّة
 تُغَادِرُ الطَّاأِرَةُ السَّاعَةَ الرَّابِعَةَ عَصرًا، يَحْضُرُ هوَ و أُسْرَتُه إِلى المَطَارِ قَبْلَ السَّفَرِ بِسَاعَتَيْنِ، سَيُقِيمُ مُحَمَّدٌ شَهْرًا فِي مَكَّةَ، و سَيَسْكُنُ فِي شَّقَةٍ قَرِيبَةٍ مِنَ المَسْجِدِالحَرَامِ

Artinya (kurang lebih) : Muhammad seorang  insinyur dari Malaysia, hendak  melakukan perjalanan dengan keluarganya ke Arab Saudi untuk umrah dan ziarah, dan memiliki tiket penerbangan dengan maskapai penerbangan Malaysia Airlines, Muhammad  ingin konfirmasi keberangkatan.Muhammad membawa empat tiket : tiket dirinya dan tiket istrinya, dan tiket putranya, Walid, dan tiket putrinya Sarah. Pada  paspor visa masuk dan visa keluar, Muhammad akan melakukan perjalanan ke Jeddah dengan pesawat  Malaysia
Pesawat  berangkat pada pukul empat sore, ia dan keluarganya harus tiba dibandara  dua jam sebelum keberangkatan, Muhammad akan tinggal 2 bulan di Mekah, Muhammad dan keluarga akan tinggal di apartemen dekat Masjidil Haram.

Senin, 21 Maret 2011

Mencintai Karena ALLOH...

    Matahari kian condong kebarat, semburat lembayung perlahan merambat memenuhi cakrawala. Aku bergegas melangkah menuju pesantren yang cukup terkenal dikota ini, Kumandang ayat-ayat suci Alqur’an mengalun begitu indah dari dalam masjid yang berdiri megah persis ditengah-tengah pesantren . Kesanalah aku menuju.
    Aku segera duduk diteras masjid, menaruh tas ransel dan melepas sepatuku.” Assalamu’alaikum…” sebuah suara mengejutkanku, tiba-tiba didepanku sudah berdiri seorang bocah kecil yang kira-kira umurnya tak jauh dengan Dixa, anak pertamaku.”Wa’alaikum salam adik….”jawabku  sejenak melihat padanya.”Bapak ingin dibantu, mari saya simpankan tas dan sepatunya” lanjutnya ramah. Aku terdiam sejenak “Bapak tidak perlu kuatir, disini aman Pak. Kami diberi amanah agar melayani tamu-tamu sebaik mungkin” katanya, aku terkesima, rupanya bocah kecil didepanku ini mampu membaca pikiranku. Barangkali banyak kejadian yang dia alami ketika hendak membantu tamu-tamu yang datang.tapi malah kecurigaan yang ada pada si tamu. Bocah didepanku masih tersenyum ramah.aku segera mengulurkan tas ransel dan sepatuku.” Silahkan Pak,tempat wudhunya di sebelah sana katanya sembari membungkukkan badannya.” Terimakasih ya..”kataku sambil mengelus kepalanya. Ah..benar-benar pengalaman berharga hari ini.Aku bergegas menuju arah yang ditunjukkan oleh sibocah tadi. Tepat diujung lorong aku berhenti, mataku menyapu kesegala arah, banyak orang lalu lalang disitu, tetapi tak nampak tempat wudhu yang ditunjukkan si bocah tadi, atau aku yang salah ? pikirku. Rupanya kehadiranku disitu diperhatikan oleh seorang lelaki muda bersorban putih, Ia berjalan menghampiriku.Assalamu’alaikum…Ayya khidmah Akhi..” kata lelaki bersorban dengan bahasa arab yang fasih, bermaksud menawarkan bantuan padaku.” Wa’alaikum salam, saya mencari tempat wudhu” jawabku.” Tafadhol…silahkan antum berjalan kedepan ,kemudian diujung sana antum belok kiri, disitu tempat wudhu…”katanya tak kalah ramah dari bocah kecil didepan tadi.” Terimakasih, Assalamu’alaikum..”kataku sembari hendak berlalu, tapi tiba-tiba lelaki muda itu menahanku” Intandhir..intandhir akhi..antum sepertinya bukan orang sekitar sini, min aina ant…? Hal antum musafir..?”katanya seperti introgator, ah bukan…itu semata rasa pedulinya pada sesama saudara seiman saja,bukan yang lain.” Benar..saya bukan orang sini,saya dari bontang, saya sedang ada sedikit pekerjaan disini..”kataku.
*******
   Sholat maghrib baru saja turun, namun suasana masih sangat khusuk, tak ada yang beranjak dari tempatnya, semua bermunajat  dalam khidmat, bermuhasabah dengan Tuhannya. Betapa damainya disini, pikirku, tak nampak anak-anak kecil yang berlarian kesana kemari, tak nampak seorangpun jamaah yang terburu-buru seolah dikejar setoran. Bahkan yang nampak mereka seolah berlomba menyetor ibadah pada Tuhannya. Pemandangan yang sangat kontras dengan Masjid Fathul Khoir, Dimana selepas sholat aku harus menunggui balitaku yang dengan ceria berlarian kesana kemari.
Sekitar duapuluh menit kemudian, setelah sholat rowatib ba’da magrib, nampak para jamaah berkumpul bergerombol membentuk halaqoh-halaqoh kecil. masing-masing kelompok terdiri antara tujuh hingga sepuluh orang. Damainya ditempat ini membuatku betah berlama-lama duduk sambil sesekali mendengar diskusi mereka. Dalam kelompok-kelompok itu nampak sekali orang-orang berilmu yang dengan tangkas menyampaikan tausiyah-tausiyah. Kutatap wajah-wajah tenang yang menunggu siraman hati, agar senantiasa menjadi bersih dalam ukhuwah yang telah Alloh anugerahkan.
***********
   Saudaraku, taukah engkau bagaimana rasanya berteman dengan orang-orang shaleh ? Orang-orang yang hatinya putih bersih, warna yang disukai Alloh dan Rosulnya. Mereka yang berjalan dengan pakaian taqwa, mereka yang berbicara dengan etika dan... para muslimah yang hijabnya menutupi separuh badannya.
Kaki-kaki mereka tiada lelah untuk hadir dalam majelis-majelis ilmu. Wajah mereka yang terbasuh air wudhu, selalu memancarkan senyum tulus, dan sambutan yang hangat. Kau tak akan mendapatkan mata yang sinis, mata yang iri atau tatapan yang merendahkan.
Mereka akan merunduk bersamamu bila kau merunduk, dan mensupportmu berdiri, bila kau berdiri. Kesuksesanmu adalah kesuksesan mereka, kesedihanmu adalah kesedihan mereka, kemunduranmu adalah perkerjaan dan PR mereka untuk membuatmu maju kembali, melangkah bersama-sama kembali. Berkumpul bersama mereka, tak akan kau dapatkan sindiran menyakitkan, atau ringkikan tawa yang berlebihan. Semuanya seakan dalam jalur yang terjaga.
Didalamnya, engkau akan merasa dihargai dan belajar menghargai orang lain.
Engkau akan merasa malu saat merasa bangga akan diri sendiri, karena mereka memperlihatkanmu nilai tingi kerendahan hati, bukan rendah diri. Dan orang yang terlihat paling bersahaja sikapnya diantara merekalah yang paling tinggi ilmunya diantara mereka.Dan ketinggian ilmu mereka bukan nampak dari kata-kata fantastis yang tiada dasarnya, bukan pula dari tulisan-tulisan mereka yang membuatmu terpana.
Bersama mereka ada persahabatan yang jujur, yang menerima dirimu apa adanya. Yang akan mendampingimu berjalan tertatih-tatih menuju pintu hidayah-Nya. Engkau akan melihat mereka berkorban untuk satu sama lain. Menyulap pengorbanan menjadi kebahagiaan, keterbatasan materi menjadi kekayaan, dan waktu menjadi sesuatu yang sangat berharga.
Bibir-bibir mereka melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an, perbincangan hangat yang engkau tangkap banyak ilmu daripadanya, jauh dari kesia-siaan, perdebatan, apalagi kedendaman.
Mereka adalah orang-orang yang menjaga shalatnya, menjaga As sunnah, lembut perangainya, namun tegas dalam menegakkan kebenaran. Mereka adalah orang-orang yang menangis saat Al Qur’an di bacakan.
Saat kau meminta pendapat tentang masalahmu pada teman-temanmu, biasanya kau akan mendapatkan dukungan buta dari mereka. Mereka akan selalu membelamu, dipihakmu. Namun tidak disini, yang akan kau dapatkan hanyalah kebenaran.
Adakah teman yang lebih baik selain teman yang mengatakan kebenaran untuk kebaikan kita ? Adakah teman yang lebih baik selain teman yang mencintai kita hanya karena Allah semata ?
Suatu hadits dari Umar bin Al-Khathab, bahwa Rasulullah saw. bersabda: Allah mempunyai hamba-hamba yang bukan nabi dan bukan syuhada, tapi para nabi dan syuhada tertarik oleh kedudukan mereka di sisi Allah. Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, siapa mereka dan bagaimana amal mereka? Semoga saja kami bisa mencintai mereka.”
Rasulullah saw. bersabda, “Mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai dengan karunia dari Allah. Mereka tidak memiliki hubungan nasab ( kekeluargaan ) dan tidak memiliki harta yang mereka kelola bersama. Demi Allah keberadaan mereka adalah cahaya dan mereka kelak akan ada di atas mimbar-mimbar dari cahaya. Mereka tidak merasa takut ketika banyak manusia merasa takut. Mereka tidak bersedih ketika banyak manusia bersedih.” Kemudian Rasulullah saw. membacakan firman Allah:
أَلَآ إِنَّ أَوۡلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ (٦٢)
"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (QS. Yunus [10]: 62).

  Para Asdhiqo’, persaudaraan dan persahabatan yang didasari kecintaan kepada Alloh, adalah harta berharga bagi kita.maka jangan kau ciderai persaudaraan, persahabatan yang engkau miliki.
Sahabatmu, dia bagaikan satu banding seribu. Engkau belajar dari setiap satu darinya. Bersyukurlah kepada Allah Yang telah mengenalkan mereka semua padamu. " Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati kami telah berkumpul untuk mencurahkan mahabbah hanya kepada-Mu, bersatu dalam rangka menyeru-Mu, dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu, maka kuatkanlah pertaliannya, ya Allah, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukanlah jalannya, dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang tidak akan pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepada-Mu, hidupkanlah dengan ma'rifah-Mu, matikanlah dalam kedaan syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong bagi kami. ...Amin ".

Bukit Sekatub Damai, Maret 2011......( Abu Majid )

Rabu, 09 Maret 2011

Sholat Qoshor dan Sholat Jama'

    Setiap kali ada tugas keluar kota, saya selalu mempunyai masalah yang sama, "Sholat". Meskipun tetap menjalankan sholat, tetapi semua serba terburu-buru, susah tuma'ninah apalagi khusu'. Ketika waktu sholat tiba, seperti biasa, saya selalu sibuk bertanya pada rekan-rekan,"sudah sholat belum ?". Saya selalu terkesiap ketika mendapat jawaban rekan saya "Saya sudah sholat, sudah saya Qoshor / sudah saya Jama'..". Suatu saat saya berkata " Saya sengaja tidak belajar tata cara sholat Qoshor dan Jama', karena hati saya nggak sreg kalau nggak sholat biasa ". " Jangan begitu, Alloh menyunahkan seperti itu, kita diberi Rugshoh (dispensasi), kita diberi hadiah kenapa tidak kita ambil. Harus dibiasakan.." katanya panjang lebar. Jawaban itu sungguh diluar dugaan.
   Dalam halaqoh yang saya ikuti, Pak Ustadz pun menjelaskan bahwa dengan melakukan Sholat Qoshor dan Sholat Jama', kita mendapatkan dua pahala sekaligus. Pahala melakukan yang wajib yaitu sholat dan Pahala melakukan yang Sunnah, yaitu meng-Qoshor / Jama' sholat.

Pengertian dan Dasar-dasar Hukum :

Sholat Qoshor

   Sholat Qoshor adalah sholat yang diringkas diantara sholat fardhu, yang mestinya dilakukan empat roka’at menjadi dua roka’at saja. Dengan demikian yang bisa diqoshor dari kelima sholat fardhu adalah hanya dhuhur, ashar dan isya’ sedangkan maghrib dan shubuh tidak bisa diqoshor, tetap dilakukan sempurna roka’atnya.
Hukum sholat qoshor adalah boleh, bahkan lebih baik dilakukan bagi orang yang dalam perjalanan dengan memenuhi syarat-syaratnya. Sebagaimana firman Alloh dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 101 :
وَإِذَا ضَرَبۡتُمۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ فَلَيۡسَ عَلَيۡكُمۡ جُنَاحٌ أَن تَقۡصُرُواْ مِنَ ٱلصَّلَوٰةِ إِنۡ خِفۡتُمۡ أَن يَفۡتِنَكُمُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ‌ۚ إِنَّ ٱلۡكَـٰفِرِينَ كَانُواْ لَكُمۡ عَدُوًّ۬ا مُّبِينً۬ا

Artinya : “Apabila kamu berjalan di muka bumi, maka tidak ada halangan bagi kamu mengqoshor (meringkas) sholat jika kamu takut dibinasakan oleh orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh kamu yang nyata”
Dalam Hadits juga disebutkan :
Telah bercerita Ya’la bin Umaiyah : “ saya telah berkata kepada Umar, Alloh berfirman “jika kamu takut”, sedangkan sekarang telah aman (tidak  takut lagi), Umar menjawab, saya heran juga sebagaimana engkau, maka saya tanyakan kepada Rosululloh, dan Beliau menjawab : Sholat Qoshor itu sedekah yang diberikan Alloh kepada kamu, maka terimalah olehmu sedekah-Nya (pemberian-Nya)” (HR. Muslim)
Dalam Hadits lain :
Dari Ibnu Mas’ud Ra berkata : Saya sholat bersama Nabi dua roka’at dua roka’at, sholat bersama Abu Bakar dua roka’at dua roka’at”.
Ibnu Umar Ra berkata : Saya bepergian bersama Nabi, Abu Bakar, Umar. Mereka melaksanakan sholat dhuhur dan ashar dengan dua roka’at dua roka’at”.
Syarat Sah Sholat Qoshor :
a. Perjalanan yang dilakukan itu bukan maksiat (terlarang), adakalanya perjalanan wajib seperti pergi untuk melaksanakan haji atau perjalanan sunnah seperti pergi untuk tugas kedinasan, bersilaturrahim, ziarah, atau juga perjalanan mubah seperti pergi untuk berdagang.
b. Perjalanan itu berjarak jauh, yaitu terhitung kurang lebih sekitar 80,640 km atau lebih (perjalanan sehari semalam). Sebagian Ulama’ berpendapat bahwa tidak disyaratkan perjalanan jauh, yang penting dalam perjalanan jauh ataupun dekat. Sebagaimana dalam hadits disebutkan :
Dari Syu’bah, katanya : saya telah bertanya kepada Anas tentang mengqoshor sholat. Jawabannya : “Rosululloh SAW, apabila beliau berjalan tiga mil (80,640 km) atau tiga farsakh (kira-kira 25,92 km), beliau sholat dua roka’at” (HR. Ahmad, Muslim dan Abu Dawud)”.
c. Sholat yang diqoshor adalah sholat yang adaan (tunai), bukan sholat qodho’. Adapun sholat yang ketinggalan diwaktu perjalanan boleh diqhosor kalau memang diqodho dalam perjalanan, tetapi sholat yang ketinggalan sewaktu mukim tidak boleh diqodho dengan qoshor sewaktu dalam perjalanan.
d. Berniat qoshor ketika takbirotul ihram.
e. Berniat sholat qoshor ketika berada di luar dari desanya.

Sholat Jama’

Hukum sholat jama’ ini diperkenankan bagi orang yang dalam perjalanan dengan syarat-syarat yang tersebut pada sholat qoshor.
Sholat yang boleh dijama’ hanya antara dhuhur dengan ashar dan antara maghrib dengan isya’, adapun sholat shubuh tetap wajib dikerjakan pada waktu dan tanpa dikumpulkan dengan sholat yang lain.
Sholat jama’ artinya sholat yang dikumpulkan. Yang dimaksudkan adalah dua sholat fardhu yang lima itu dikerjakan dalam satu waktu, umpamanya sholat dhuhur dan ashar dikerjakan diwaktu dhuhur atau diwaktu ashar.
Sholat Jama’ ini terbagi atas dua macam dilihat dari pelaksanaan pengumpulan sholat tersebut.
Sholat Jama’ Taqdim
Jama’ taqdim adalah mengumpulkan dalam satu antara sholat dhuhur dengan ashar dilakukan pada waktu dhuhur (waktu sholat yang pertama), dan mengumpulkan dalam satu waktu antara sholat maghrib dan isya’ dilakukan pada waktu maghrib (waktu sholat yang pertama). Sebagaimana hadits Nabi :
Dari Mu’adz bin Jabal Ra berkata : kami keluar bersama Nabi SAW dalam perang Ghozwah (perang yang dihadiri oleh Nabi), maka ketika itu Nabi SAW mengumpulkan sholat dhuhur dengan sholat ashar serta sholat maghrib dengan sholat isya’…”
Adapun syarat jama’ taqdim ada 3 macam, yaitu :
1. Diharuskan untuk mengerjakan sholat yang pertama, yaitu seperti mengumpulkan sholat dhuhur dan ashar dilakukan pada diwaktu dhuhur dengan cara mendahulukan sholat dhuhur daripada sholat ashar. Karena waktu tersebut adalah milik sholat yang pertama.
2. Berniat jama’ pada takbirotul ihram sholat yang pertama atau ditengah-tengah sholat pertama (menurut qoul Adzhar). Jadi tidak diperkenankan berniat jama’ setelah salam sholat yang pertama.
3. Kedua sholat yang dikumpulkan tersebut harus terus menerus (tidak dipisah), seolah-olah satu rangkaian sholat. Jadi begitu selesai selesai melakukan sholat yang pertama segera melakukan sholat yang kedua. Kalau sampai terpisah yang dianggap lama maka bisa dianggap tidak sah sholat jama’nya.


Sholat Jama’ Ta’khir
Jama’ Ta’khir adalah mengumpulkan dalam satu antara sholat dhuhur dengan ashar dilakukan pada waktu ashar (waktu sholat yang kedua), dan mengumpulkan dalam satu waktu antara sholat maghrib dan isya’ dilakukan pada waktu isya’ (waktu sholat yang kedua). Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :
Dari Anas, ia berkata : “Rosululloh SAW apabila berangkat dalam perjalanan sebelum tergelincir matahari, maka beliau ta’khirkan sholat dhuhur ke waktu ashar, kemudian beliau turun (berhenti) untuk menjama’ keduanya (dhuhur dan ashar). Jika telah tergelincir matahari sebelum beliau berangkat, maka beliau sholat dhuhur dahulu kemudian baru beliau naik kendaraan” (HR. Bukhori dan Muslim)
Dari Mu’adz : “bahwasanya Nabi SAW dalam peperangan tabuk, apabila beliau berangkat sebelum tergelincir matahari, beliau ta’khirkan dhuhur hingga beliau sholat untuk keduanya (dhuhur dan ashar diwaktu ashar) dan apabila beliau berangkat sesudah tergelincir matahari, beliau kerjakan sholat dhuhur dan ashar sekaligus, kemudian beliau berjalan. Apabila beliau berjalan sebelum maghrib, beliau ta’khirkan maghrib hingga beliau lakukan sholat maghrib beserta isya’, dan apabila beliau berangkat sesudah waktu maghrib beliau segerakan isya’, dan beliau sholatnya isya’ beserta maghrib” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi)
Adapun Syarat Jama’ Ta’khir :
1. Berniat di waktu sholat yang pertama bahwa ia akan melaksanakan sholat yang pertama itu diwaktu sholat yang kedua, supaya ada maksud yang keras akan melaksanakan sholat yang pertama itu di waktu yang kedua dan tidak ditinggalkan begitu saja.
2. Tidak disyaratkan dalam pelaksanaan harus berurutan, dalam artian misalkan yang dijama’ ta’khir itu adalah sholat dhuhur dan ashar, maka bebas melaksanakannya apakah yang didahulukan sholat ashar ataukah sholat dhuhur dulu (dalam waktu luang), kalau waktunya mendekati pergantian sholat maka yang didahulukan adalah sholat yang mempunyai waktu itu.
3. Menurut qoul tidak usah niat jama’ ketika dalam melaksanakan sholat karena sudah diniati.
4. Tidak wajib untuk berturut-turut atau menyambung, jadi setelah melaksanakan satu sholat tidak disyaratkan untuk melaksanakan sholat kedua.
Boleh pula melaksanakan sholat jama’ bagi orang yang menetap (tidak dalam perjalanan) dikarenakan hujan yang amat deras dengan beberapa syarat yang berlaku sama dengan syarat jama’ dalam waktu perjalanan. Namun ada beberapa syarat tambahan yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Disyaratkan hujannya berada diwaktu sholat yang pertama dan diawal sholat yang kedua.
2. Sholat yang kedua itu berjamaah ditempat yang jauh dari rumahnya, serta ia mendapatkan kesukaran untuk pergi ke tempat itu karena hujan. (Bagi orang yang terbiasa sholat berjama’ah).
3. Kondisi hujan dianggap deras ketika melakukan salam sholat yang pertama menurut qoul shohih. (Sholat jama’ taqdim).
4. Disyaratkan hujan tersebut dapat membuat pakaiannya basah kuyup begitu juga sandalnya.

  Waktu yang diperbolehkan untuk melakukan sholat Qoshor dan jamak adalah 3 hari berturut-turut, artinya selama tiga hari dalam kepentingan tersebut kita boleh mengqhosor atau men jamak sholat kita.


Wallohu'alam bisshowab........

Senin, 07 Maret 2011

Materi Hari Ahad, 05 Maret 2011

     Asdhiqo'i, pelajaran Bahasa Arab Kelas malam Masjid Al-Furqon saat ini sampai bab : 11. tetapi untuk melancarkan Percakapan, kita akan mengulang kembali dari bab Pertama (tergantung permintaan )

Untuk Rekan-rekan kelasnya Pak Mujiarto berikut tugas dari Ustadz :
Buatlah Pertanyaan dari jawaban-jawaban berikut :


السّوئل  :
١. .............................
٢. .............................
٣. .............................
٤. .............................
٥. .............................
٦. .............................
٧. .............................
٨. .............................
٩. .............................
١٠ ............................
الجواب :

١.هَذِه هيَ تذْكِرَتِي
٢.لَوْنُ حَقِيبَتِي اَحْضَرُ
٣.نعَمْ، لذَيّ تًأشِيْرَة دُخوْلٍِ
٤.أنَا قادِمٌُ مِنَ الْمَدِينَةُ المْنَُوّرَةُ
٥.فِي الحَقِيْبَةِ تَذْكِرَةُ وجوَازُسفَرُ
٦.نعَمْ، لذَيّ حًجْزُ إلَى الْرِّيَاضُ
٧.لاَ، أنا هِنْدِيٌُّ
٨.أرِيدُ تَأكِيْدَالْحَجْزُ
٩.أنا قَادِمُ لِلْزِيَارةُ
١٠.ستَغادِرُالْطَائِرَةُ السَّاعة الثّالِثَةُ عَصْرًَا

Bilangan Angka ( Adad )

Kamis, 03 Maret 2011

Pelajaran Bahasa Arab : ARAH MATA ANGIN ( AL-JIHAT )

Asdhiqo'i , sekarang  kita akan belajar untuk mengenal arah mata angin (AL-JIHAT).

Arah mata angin  dalam bahasa Arab  secara umum dibagi menjadi 2 bagian yaitu arah mata angin asli dan arah mata angin cabang.

 

 

A. Arah Mata Angin Asli


  1. 1. Utara                                       شَمَالٌ

  2. 2. Selatan                                   جَنُوْبٌ

  3. 3. Timur                                      شَرْقٌ

  4. 4. Barat                                       غَرْبٌ

B. Arah Mata Angin Cabang

  1. 1. Barat Laut                  شَمَالٌ غَرْبِيٌّ

  2. 2. Timur Laut                 شَمَالٌ شَرْقِيٌّ

  3. 3. Barat Daya                 جَنُوْبٌ غَرْبِيٌّ

  4. 4. Tenggara                    جَنُوْبٌ شَرْقِيٌّ

Contoh :

١.المَسْجِدُ  شَرْقَ   الْمَدْرسَةُ
٢.البَيْتُ    شَمال   الْمَدْرسَةُ
٣.السُّوقَ  غرْبَ    الْمَدْرسَةُ
٤.الْمَطارِ  جَنُوبَ  الْمَدْرسَةُ
- Masjid di sebelah timur Sekolah
- Rumah disebelah Utara Sekolah
- Pasar disebelah barat sekolah    
- Bandara disebelah selatan sekolah

فِى الصَّلاَةِ أَتَوَجَّهُ إِلَى الْغَرْبِ وَ أَمِيْلُ إِلَى الشَّمَالِ قَلِيْلاً

Pada sholat saya menghadap ke Barat dan miring ke Utara sedikit

عَلَى يَمِيْنِي جِهَةُ الشَّمَالِ وَ عَلَى يَسَارِي جِهَةُ الْجَنُوْبِ

Di sebelah kananku arah Utara dan disebelah kiriku arah Selatan

إِلَى أَيَّةِ جِهَةٍ يَذْهَبُ أّحْمَدُ ؟ يَذْهَبُ إِلَى الشَّرْقِ

Ke arah mana Ahmad pergi ? Dia pergi ke Timur


Jazid...MUFIDATAN yaa.................!!

 

Pelajaran Bahasa Arab : BILANGAN JAM

   Asshodiqi, beberapa saat lalu kita telah belajar tentang penyebutan bilangan jam. Nah, untuk lebih lancar lagi, mari kita ulang belajar tentang bilangan jam (AS-SA’ATU) tersebut. Adapun contoh-contohnya adalah :





  1. Jam 01.00                                      اَلسَّاعَةُ الْوَاحِدَةُ

  2. Jam 02.00                                        اَلسَّاعَةُ الثَّانِيَةُ

  3. Jam 03.00                                        اَلسَّاعَةُ الثَّالِثَةُ

  4. Jam 08.00                                        اَلسَّاعَةُ الثَّامِنَةُ

  5. Jam 10.00                                      اَلسَّاعَةُ الْعَاشِرَةُ

  6. Jam 11.00                            اَلسَّاعَةُ الْحَادِيَةَ عَشْرَةَ

  7. Jam 12.00                              اَلسَّاعَةُ الثَّانِيَةَ عَشْرَةَ

  8. Jam 15.00                          اَلسَّاعَةُ الْخَامِسَةَ عَشْرَةَ

  9. Jam 20.00                                     اَلسَّاعَةُ الْعِشْرُوْنَ

  10. Jam 21.00                    اَلسَّاعَةُ الْحَادِيَةُ وَ الْعِشْرُوْنَ

  11. Jam 22.00                      اَلسَّاعَةُ الثَّانِيَةُ وَ الْعِشْرُوْنَ

  12. Jam 24.00                    اَلسَّاعَةُ الرّاَبِعَةُ وَ الْعِشْرُوْنَ

  1. Jam 01.05              اَلسَّاعَةُ الْوَاحِدَةُ وَ خَمْسُ دَقَائِقَ

  2. Jam 02.02                         اَلسَّاعَةُ الثَّانِيَةُ وَ دَقِيْقَتَانِ

Contoh lain :

  1. Jam 07.10               اَلسَّاعَةُ السَّابِعَةُ وَ عَشْرُ دَقَائِقَ

  2. Jam 08.17       اَلسَّاعَةُ الثَّامِنَةُ وَ سَبْعَ عَشْرَةَ دَقِيْقَةً

  3. Jam 05.33         اَلسَّاعَةُ الْخّامِسَةُ وَ ثَلاَثٌ وَ ثَلاَثُوْنَ

Contoh lain :

- Jam 02.45 (Jam 3 kurang seperempat)

اَلسَّاعَةُ الثَّالِثَةُ إِلاَّ الرُّبْعَ

- Jam 24.47 (Jam 1 kurang 13 menit)

اَلسَّاعَةُ الْوَاحِدَةُ إِلاَّ ثَلاَثَ عَشْرَةَ دَقِيْقَةً

- Jam 11. 50 (Jam 12 kurang 10 menit)

اَلسَّاعَةُ الثَّانِيَةَ عَشْرَةَ إِلاَّ عَشْرًا

- Jam 05.54 (Jam 6 kurang 6 menit)

اَلسَّاعَةُ السَّادِسَةُ إِلاَّ سِتًّا

Keterangan Kata Dari Jam :

Lebih              =           وَ

Kurang          =          إِلاَّ

Jam                =     سَاعَةٌ

Menit             =     دَقِيْقَةٌ

Seperempat  =      الرُّبْعُ

Contoh :

كَمِ السَّاعَةُ اْلآنَ ؟ / فِى أَيَّةِ سَاعَةٍ نَحْنُ اْلآنَ ؟

نَحْنُ اْلآنَ فِى اَلسَّاعَةِ الْعَاشِرَةِ

- Jam berapakah sekarang ? Kita sekarang pada jam 10.00

أَذْهَبُ إِلَى الْمَدْرَسَةِ فِى السَّاعَةِ السَّبِعَةِ

- Saya pergi ke sekolah pada jam tujuh