Biarkan air mata ini mengalir bersama dengan dosa-dosa yang teringat. Lelapkan semua kesemuan dunia yang hanya sementara. Bukalah sedikit matamu untuk melihat dunia yang abadi, telungkupkanlah tanganmu untuk memberi... Berikan senyummu agar orang lain merasakan kabahagiaanmu... mari lukis perasan hati mencintaiNya dengan keimanan dan ketakwaan. Bismillah...

Minggu, 27 Februari 2011

Ketahuilah Akibat Maksiat dan Dosa terhadap Jiwamu

      Terkadang kita tak menyadari telah berbuat maksiat, tak jarang pula kita menghibur diri, "ah..ini khan hanya dosa kecil". Hati-hatilah jika kita terbiasa melakukan kemaksiatan-kemaksiatan kecil lama-lama akan merembet kepada maksiat besar. Darinya hindarilah perbuatan maksiat baik yang besar ataupun yang kecil.Tidak mudah memang . Tapi lakukanlah. Setiap saat. Di mana hadirkanlah dalam kehidupan ini hukuman-hukuman, dan akibat yang ditetapkan oleh Allah terhadap perbuatan dosa. Bayangkan betapa dahsyatnya akibat hukuman yang bakal kita terima. Lalu, jadikanlah hal itu sebagai, langkah untuk mengajak jiwa ini meninggalkan dosa-dosa.
Syeikh Ibn Qayyim menyebutkan beberapa hukuman, akibat dari perbuatan maksiat yang cukup membuat seseorang harus berpikir, sebelum melakukan perbuatan maksiat. Digambarkan oleh Syikhul Islam, akibat perbuatan maksiat itu antara lain :
Pertama, perbuatan maksiat yang dilakukan oleh seseorang itu, mempunyai akibat, akan dapat menutup hati, pendengaran, dan penglihatan. Sehingga, terkuncilah hatinya, tersumbat kalbunya, karena ia penuh dengan kotoran yang berkarat. Allah yang membolak-balikkan hatinya itu, sehingga tidak memiliki pendirian, membuat jarak antara diri dan hatinya. Allah akan membuatnya lupa untuk berzikir, dan membuat lupa dirinya sendiri.
Allah meninggalkan orang-orang berbuat maksiat dengan tidak membersihkan hatinya. Maksiat membuat dada seseorang sempit, sukar bernafas seperti naik ke langit, hatinya dipalingkan dari kebenaran, menambah penyakit dengan penyakit, dan akan tetap sakit. Seperti yang diterangkan oleh Imam Ahmad, dari Hudhaifah ra, ia berkata, ‘hati itu ada empat kondisi’.
1. Hati bersih yang memiliki lampu yang menerangi. Itulah hati orang mukmin.
2. Hati yang tertutup, yaitu hati orang kafir.
3. Hati yang terbalik, yaitu orang munafik.
4. Hati yang ada dua unsur materi (madah), didalamnya,unsur keimanan dan kemunafikan.
Kapan saja salah satu unsurnya yang mendominasi, maka unsur itu yang menguasainya.Hakikatnya, kemaksiatan juga menjauhkan seseorang dari kethaatan kepada Allah, menjadikan hati menjadi tuli dan enggan mendengarkan kebenaran. Selalu menolak kebenaran, dan membuat seseorang buta dan enggan melihat kebenaran. Perumpaan antara hatinya dan kebenaran yang tidak bermanfaat adalah seperti antara telinga dan suara, antara mata dan warna, serta antara lidah orang bisu dengan ucapannya. Sebenarnya, hakekat kebutaan, ketulian, dan kebisiuan hati adalah hakikat cacat yang sebenarnya, cacat akan zat, dan cacat organ sekaligus.
 فَإِنَّہَا لَا تَعۡمَى ٱلۡأَبۡصَـٰرُ وَلَـٰكِن تَعۡمَى ٱلۡقُلُوبُ ٱلَّتِى فِى ٱلصُّدُورِ ......
“....Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi buta ialah hati yang di dalam dada”. (Al-Hajj : 46).
Bukan ayat diatas itu menafikan cacat kebutaan fisik, sebab Allah berfirman :
لَّيۡسَ عَلَى ٱلۡأَعۡمَىٰ حَرَجٌ۬
Tidak ada halangan bagi orang buta”. (An-Nur : 61)
عَبَسَ وَتَوَلَّىٰٓ (١) أَن جَآءَهُ ٱلۡأَعۡمَىٰ (٢
Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling karena telah datang seoran buta”. (‘Abassa :1-2)
Kemudian yang dimaksud ayat diatas itu, kebutaan yang sempurna dan yang sebenarnya adalah kebutaan hati. Sebagaimana Sabda Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam :
"Bukanlah orang yang kuat itu orang yang kuat dalam bergulat (bertarung), akan tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai hawa nafsunya ketika marah”. Dan Sabd beliau lainnya : “Bukanlah orang-orang miskin itu orang yang berkeliling yng datang padamu yang minta sesuap makanan, akan tetapi orang miskin yang tidak meminta-minta kepada orang dna tidak diketahui orang tetapi ia diberi sedekah”. (RH : Bukhari).
Kiranya, dapat disimpulkan, kemaksiatan menyebabkan kebutaan, ketulian, dan kebisuan hati.

Kedua, maksiat dapat menyebabkan longsornya hati seperti longsornya suatu bangunan ke dalam bumi, hingga menyebabkan jatuh hatinya pada derajat yang paling bawah. Tanda-tanda longsornya hati tidak bisa dirasakan pemiliknya. Tanda-tanda longsornya hati adalah selalu berlaku pada hal-hal yang hina, keji, rendah, dan kotor. Seorang ulama salaf mengatakan, “Sesungguhnya hati kita ini berkeliling. Ada yang berkeliling di sekitar  arsy (singgasana Allah), tetapi juga ada pula hati yang di sekitar tempat-tempat yang kotor-kotor.

Ketiga, Maksiat juga dapat mengubah bantuk hati atau mengutuk, sebagaimana dikutuknya sebuah bentuk fisik makhluk menjadi binatang. Akibatnya, hati berubah menjadi bentuk binatang dalam perilaku, watak, dan kelakuannya. Ada hati yang dikutuk menjadi bentuk babi, anjing, khimar, ular, kelajengking, atau watak-watak binatang tersebut. Sufyan ats-Tsauri menafsirkan ayat “Dan tiadalah binatang-binatang yang ada dalam bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya melankan umat-umat (juga) seperti kamu”. (Al-An’am : 38).
“Diantara mereka ada yang memiliki akhlak (perilaku) seperti binatang buas, juga yang memiliki perilaku anjing, perilaku babi, perilaku khimar, atau ada juga yang suka menghiasi pakaiannya seperti burung merak, atau ada juga yang bodoh seperti khimar. Ada yang lebih suka mengutamakan orang lain atas dirinya seperti ayam jago. Ada juga yang sangat jinak dan penurut seperti burung dara, ada juga yang sangat pendendam seperti unta, ada juga yang baik seperti kambing, dan ada juga yang mirip serigala, dan lainnya”. Jika persamaan watak dan perilaku ini menguat secara bathin, maka akan nampak wujudnya dalam bentuk lahir yang mampu dilihat orang yang firasatnya kuat. Allah akan mengubah bentuk fisiknya dengan bentuk binatang yang perilakuknya diserupai. Sebagaimana apa yang dilakukan oleh Allah kepada orang Yahudi da orang yang menyerupai mereka, di mana mereka dikutuk menjad babi dan anjing.
Betapa banyak hati yang sakit, tanpa dirasakan oleh pemiliknya, betapa banyak hati yang dikutuk, dan hati yang longsor. Betapa banyak orang yang terfitnah oleh pujian manusia, orang yang tertipu, karena perilakunya ditutupi oleh Allah. Ini semua adalah hukuman dan penghinaan Allah kepada ahli maksiat.
    Allah juga menjadikan makar bagi ahli maksiat, ia akan ditipu oleh para penipu, ditertawakan, dan disesatkan dari jalan kebenaran oleh orang yang hatinya sesat. Maksiat juga membalikkan hati, dan hati akan melihat kebenaran sebagai kebathilan, kebathilan sebagai kebenaran, makruf sebagai mungkar, dan mungkar sebagai yang makruf. Ia berbuat kerusakan, tetapi merasa berbuat kebaikan. Ia menghalangi manusia dari jalan Allah, tetapi ia merasa mengajak ke jalan kebenaran. Ia mendapat kesesatan akan tetapi merasa mendapat petunjuk dari Allah. Dia mengkuti hawa nafsu, namun merasa sebagai orang yang thaat kepda Allah. Ini semua adalah hukuman bagi ahli maksiat yang mengenai hati manusia.
Maksiat juga menghijab hati dari Allah di dunia dan hijab terbesar adalah ketika hari kiamat. Allah berfirman :
“.. Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat Tuhan mereka”. (Al-Muthaffifin : 15). Wallahu’alam.

Disarikan kembali dari EraMuslim.com, dengan editing seperlunya.

Ketahuilah Apa Sumber-sumber Maksiat dan Dosa Itu....!!

Oleh : Ust.Mashadi

    Apa yang menjadi penyebab sumber-sumber Maksiat dan dosa?  Dosa dan maksiat telah menimbulkan kerusakan dan kekacauan kehidupan. Hukuman dan akibatnya, baik di dunia dan akhirat berbeda-beda bagi mereka yang telah melakukan perbuatan dosa dan maksiat. Namun, pada hakekatnya, asal-usul dosa itu ada dua hal. Pertama, meninggalkan perintah Allah, dan kedua, melakukan larangan Allah.
    Dengan dua hal itu, Allah menguji jin, iblis, dan bapak manusia, Adam Alaihi Sallam. Masing-masing dari dua hal itu, terutama dari segi mahall (subjek), terbagi menjadi dua, yaitu dosa lahir yang dilakukan oleh organ fisik, dan dosa bathin, yang dilakukan oleh hati. Dari segi keterkaitannya dengan objeknya, ada dua macam, yaiu dosa melanggar hak Allah, dan melanggar hak makhluk-Nya.
Kemudian, dosa dibagi menjadi empat bagian, yang masing-masing mempunyai pengaruh yang sangat mendasar bagi kehidupan manusia.

Pertama, dosa mulkiyah. Dosa mulkiyah, ialah perbuatan atau sifat makhluk yang mengambil sifat dan perbuatan yang menjadi hak (privasi) Allah. Seperti merasa suci, dan kultus, kesombongan, kesemena-menaan, merasa tinggi, merasa mulia, memperbudak manusia, menjajah, dan lainnya. Semua itu masuk dalam kategori ini adalah dosa menyekutukan Allah.
Selanjutnya, kesyirikan itu sendiri terbagi dalam dua hal. Pertama, menyekutukan Allah dalam sifat, dan menjadkan tuhan selain Allah. Kedua, menyekutukan Allah dalam bentuk perbuatan kepada-Nya. Bagian kedua ini bisa jadi tidak mengharuskan pelakuknya masuk neraka. Meski dapat menghapus amal yang di dalamnya ia menyekutukan Allah.
Jenis dosa yang pertama di atas adalah jenis dosa yang paling besar dan berat. Termasuk dalam kategori ini adalah mengatakan tentang Allah tanpa ada ilmu dan dasarnya dari wahyu, baik dalam hal penciptaan Allah atau dalam hal syariatnya. Barangsiapa yang menjadi pelaku jenis dosa ini, maka ia telah merampas ketuhanan dan kerjaaan Allah dan menjadi tandingan bagi-Nya.

Kedua, dosa syaithaniyah. Dosa syaithaniyah ini ialah dosa di mana pelakunya menyerupai perilaku dan sifat syetan. Seperti iri, melampaui batas, penipuan, dengki, makar, memerintahkan perbuatan maksiat kepada Allah, menghiasi kemaksiatan dengan kebaikan, melarang kethaatan kepda Allah, melakukan bid’ah, serta mendakwahkan bid’ah dan kesesatan. Dosa jenis ini berada dibawah jenis dosa pertama yaitu dosa mulkiyah dari segi tingkatan dan tingkat mafsadahnya .

Ketiga, dosa saba’iyah. Dosa saba’iyah ialah kebuasan. Dan, yang dimaksudkan dosa saba’iyah, seperti permusuhan (memusuhi orang), marah, menumpahkan darah, dan menindas kaum yang lemah. Dari dosa ini lahir perbuatan (tindakan) menyakiti manusia, keberanian menganiaya, dan permusuhan.

Keempat, dosa bahimiyah. Dosa bahimiyah ialah seperti binatang. Jenis dosa bahimiyah, seperti kejam, dan rakus dalam melampiaskan nafsu syawat perut atau seksual. Dari sinilah lahir tindak perbuatan perzinahan, pencurian, memakan harta anak yatim, bakhil, pelit, penakut, keluh kesah, dan lalinnya. Dosa inilah yang banyak dilakukan manusia. Karena, ketidak berdayaan mereka melawan dosa saba’iyah dan dosa mulkiyah. Dari dosa bahimiyyah mereka diseret untuk melakukan dosas saba’iyah kemudidian ke dosa syaithaniyah, kemudian melakukan dosa yang mencabut hak-hak rububiyah (ketuhan) dan kesyirikan.
Tentu, barangsiapa yang dapat merenungi hal ini dengan seksama, maka ia akan dapat menyimpulkan bahwa dosa-dosa adalah pintu masuk menuju kesyirikan, kekufuran, dan pecabutan rububiyyah Allah.
Dalil-dalil Al-Qur’an, Sunnah, ijma’ (konsensus) shahabat, tabi’in, dan imam-imam mazhab, dosa itu dibagi menjadi dosa besar dan dosa kecil.
Allah berfirman :
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)”. (An-Nisa’ : 31)

“Yaitu orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil”. (An-Najm : 32)

Dalam hadist disebutkan :
“Shalat lima waktu, dari Jum’at ke Jum’at, dari Ramadhn ek Ramadhan adalah saat penghapusan dosa-dosa yang besar ditinggalkan”. (HR Muslim).
Sesungguhnya, amalan-amalan yang menghapus dosa keil ada tiga tingkatan. Pertama, amalan yang tidak mampu menghapus dosa-dosa kecil, karena lemahnya amalan itu. Hal ini bisa jadi karena kurang ikhlas. Seperti halnya obat yang tidak mampu melawan penyakit, diakibatkan dari segi kualitas obat yang sangat rendah, sehingga tidak mampu melawan penyakit. Kedua, amalan-amalan itu mampu melawan dan menghapus dosa-dosa kecil, kerena amalan tersebut amat kuat.Kekuatannya hingga mampu menghapus sebagian dosa besar.
Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam, bertanya kepada Shahabat, “Maukah kalian aku beritahu tentang dosa-dosa yang paling besr?”. Mereka menjawab, “Ya wahai Rasul”. Beliau menjawab, “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar dan tidak berzina, makan harta anak yatim, makan riba, melarikan diri dari peperangan, dan menuduh wanita (yang telah kawin) yang tidka tahu menahu dan mukminat dengan berzina”.
Dalam hadist shahih disebutkan, bahwa Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam, di tanya, “Dosa apa yang paling besar di sisi Allah?”. Beliau menjawab, “Engkau menjadikan sekutu untuk Allah, sedangkan Ia yang menciptakanmu”.
“Lalu apa lagi?”, tanya shahabat.
“Engkau membunuh anak-anakmu, karena engkau takut mereka makan bersamamu”, jawab Rasul Shallahu Alaihi Wa Sallam.
“Lalu apa lagi?”, tanya shahabat.
Berliau bersabda , “Engkau berzina dengtan isteri tetanggamu”.
Kemudian, Allah menurunkan ayat :
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar dan tidak berzina… “. (Al-Furqan : 68).

Menurut Abdullah bin Mas’ud dosa besar itu jumlah empat. Menurut Abdullah bin Umar jumlah dosa besar itu jumlahnya tujuh. Menurut Abdullah bin Amr ibn Ash jumlah dosa besar itu ada sembilan, dan menurut yang lain jumlahnya ada sebelas, seemntara yang lainnya mengatakan jumlah dosa besar itu ada tuju puluh.
Empat dosa besar itu, pada lisan, ialah bersaksi palsu, menuduh berzina tanpa bukti, sumpah palsu, dan sihir. Tiga perut, yaitu meminum minuman keas, makan harta anak yatim, dan makan riba. Satu pada kaki, yaitu lari dari peperangan dan satu yang terkait dengan semua tubuh, yaitu durhaka kepada orang tua.
Bahwa tingkat mafsadah (kerusakan) dosa terkait dengan keberanian melangkahi hak Allah. Karena itu, seandainya, ada orang yang meminum khamar atau berzina dan ia berkeyakinan bahwa perbuatan tersebut tidak haram, maka ia telah menyatukan dua kesalahan yaitu kebodohan dan mafsadah melakukan keharaman sekaligus. Itulah hakekat dosa-dosa yang manusia tidak memahaminya.   Wallahu’alam.

Manusia Akhirat

Oleh : Ust.Samson Rachman

من كانت همه الآخرة جمع الله شمله وجعل غناه فى قلبه وأتته الدنيا راغمة, من كانت همه الدنيا فرق الله عليه أمره وجعل فقره بين عينيه ولم يأ ته من الدنيا إلا ما كتب الله له
" Barang siapa yang fokus perhatiannya hanya akhirat maka Allah akan kokohkan urusannya dan Allah jadikan kekayaannya di dalam hatinya dan dunia datang padanya tanpa diminta, dan barang siapa yang fokus perhatiannya hanya pada dunia maka Allah cerai beraikan urusannya dan Allah jadikan kefakirannya di depan kedua matanya dan tidaklah datang dunia kepadanya kecuali yang telah Allah tetapkan baginya " (HR. Ibnu Majah).

    Barang siapa yang menjadikan akhirat sebagai fokus pedulinya, liputan hatinya pastilah semua gerak ritmik hidupnya senantiasa berselimutkan akhirat. Tak ada detiknya yang lewat kecuali akhirat ikut ambil bagian dalam ucapannya, dalam wacananya, dalam bincang-bincangnya, dalam diskusi-diskusinya. Dia gembira karena akhirat, sedih karena ingat akhirat, rela berjuang demi akhirat, marah demi akhirat, bergerak karena akhirat, membela kebenaran karena akhirat, menerjang bahaya karena akhirat. Dia melangkah karena akhirat, dia siap menjadi pemimpin karena akhirat, hatinya sepi dari kekumuhan dunia karena dia ingin menjadi manusia akhirat walaupun dia sendiri memiliki banyak dunia di tangannya namun dunia tak mampu menembus hatinya. Dunia hanya mampir di tangannya dan dia dengan gampang mengelolanya. Sebab jika dunia sampai melekat dalam hati maka seseorang akan dikendalikan oleh dunia dan dia akan menjadi budaknya. Padahal dunia ini adalah budak yang baik namun tuan yang paling jahat.
Seseorang yang telah menjadikan akhirat sebagai fokus utamanya, dia akan mendapatkan tiga nikmat tak terkira harganya. Dimana andaikata para raja mengetahui tentang nikmat itu pastilah mereka akan menacambuknya dengan cemeti hingga mereka bisa merampas nikmat itu darinya. Namun karunia itu Allah berikan kepada siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya yang telah menghambakan diri mereka secara total kepada-Nya dan tidaklah ada yang masuk dalam hatinya selain Allah, dari berhala-hala dunia dan perhiasannya yang hanya akan mengaburkan pandangan tajamnya tentang akhirat.

1. Nikmat pertama yang Allah berikan adalah kekokohan urusan hidupnya. Sehingga orang itu akan diliputi rasa damai dan tentram, pikirannya fokus dan jernih, lupanya sangat jarang, keluarganya senantiasa mendukung dan bersamanya, suasana cinta tumbuh subur di tengah keluarganya dan anak-anaknya menyenanginya. Keluarga dekatnya senantiasa dekat dan berhimpun dengan dirinya. Perpecahan tak muncul di tengah-tengah mereka, hartanya mudah didapat, sehingga dia tidak terlibat dalam perdagangan yang merugi atau tindakan-tindakan konyol dan bodoh. Sehingga tidaklah ada seorangpun yang melihatnya kecuali dia pasti menyukainya. Kebaikan-kebaikan senantiasa membuntutinya.

2. Nikmat Kedua, Allah karuniakan padanya nikmat yang paling agung yakni kaya jiwa. Sebab Rasulullah pernah bersabda dalam sebuah hadits shahih yang mengatakan : bukanlah kekayaan itu kaya harta namun kaya yang sebenarnya adalah kaya hati dan jiwa (HR. Muslim). Manusia-manusia kaya jiwa akan senantiasa merasa puas dengan apa yang Allah karuniakan padanya, jiwanya tentram dengan apa yang Allah karuniakan dan senantiasa menyeleksi darimana dia dapatkan hartanya dan untuk apa dia belanjakan dan gunakan. Nikmat ketiga adalah, dunia akan datang padanya. Dia sering kali lari menghindari dunia namun dunia senantiasa mengejar-ngejarnya dengan hina. Dunia memburunya namun dia tidak peduli pada dunia karena dia yakin dia pasti mendapatkannnya dan bahkan akan ditambah porsinya.
Sebaliknya manusia yang menjadikan dunia sebagai fokus utamanya, maka dia tidak akan berpikir kecuali tentangnya. Otaknya mengotak-atiknya, akalnya mengakalinya. Dia tidak bekerja kecuali demi dunia, dia tidak gembira kecuali karena dunia, dia tidak sedih kecuali karena memikirkan dunia. Hatinya diliputi dunia sehingga akhirat lenyap dari pikiran dan hatinya. Maka Allah kacau balaukan urusannya. Allah kacaukan pikirannya, Allah guncang jiwanya, Allah tumpahkan kesedihan dan gundah gulana dalam hatinya. Anak-anaknya menjadi anak-anak bengal, isteri atau suaminya menjadi pasangan yang tidak setia. Beragam keluhan muncrat setiap saat, beragam pembangkangan menghiasi rumah tangganya. Dirinya terasa ingin sekali lepas dari hidup ini karena seakan hidupnya terasa selalu membara dengan kepulan asap masalah yang tiada henti. Setiap kali manusia melihatnya muncul benci tiba-tiba.
Selain itu dia akan mengalami kefakiran yang menyelimuti dirinya karena dia tidak pernah merasa puas dan qana’ah dari dunia yang dia miliki. Perasaannya terus menerus merasa fakir dan selalu kurang. Inilah yang membuatnya senantiasa terseret-seret lari di belakang harta dan mengais-ngaisnya. Setiap perasaan fakir muncul dalam hatinya maka muncul pula gundah gulana yang tak terhingga, semakin banyak dia hartanya maka resah dan gundah semakin membakar hatinya.

3. Ketiga, walaupun dia mengejar dunia sebagai bonus tambahan dari jatahnya namun harta tak mau mendekatnya. Harta selalu menjauh darinya karena harta telah menjadi tuannya, sementara dia telah dengan setia menjadi budaknya . Dunia terus menghindarinya karena dia cengeng meminta. Dia laksana orang yang mencari air di fatamorgana ketika dia datangi ternyata hanyalah bayangan belaka. Dia berburu kedudukan, posisi, pujian dan kemasyhuran di tengah mata manusia yang ingin melihatnya dan ingin memujinya sehingga dia harus bercapek-capek dan menghancurkan dirinya namun yang dia kejar senantiasa lari lebih kencang. Ini semua adalah siksaan dari Allah karena dia mengalihkan penghambaannya dari Allah pada dunia.
Suatu saat Utsman bin Affan khalifah ketiga ummat Islam yang kaya raya pernah berkata : " Fokus pada dunia adalah kegelapan dalam hati sedangkan fokus pada akhirat adalah cahaya dalam hati."

    Manusia akhirat akan hidup untuk akhiratnya, berjuang untuk keabadiannya di akhirat, bergerak untuk mengisi pundi-pundi tabungan akhiratnya sebab dia tahu dan sadar bahwa akhirat adalah negeri keabadiannya. Sedangkan hamba dunia memiliki pandangan pendek...hidup untuk sebuah dunia yang fana.
Kita tentu bertekad menjadi manusia akhirat sehingga Allah menyukai kita, kita kaya hati dan jiwa dan yang terakhir dunia mengejar kita tanpa kita harus tersengal-sengal memburunya.

Kamis, 24 Februari 2011

Peteng Ndedet.......!!!

          Sopo tho manungso kang ora kepingin uripe mulyo, kecukupan sak kabehe. Sugih rojo brono lan nduwe kanurmatan. Cekak’e uripe sarwo Pas. Anamung yo kudhu eling, bilih Gegadhangan, gegayuhan, lan  kekarepan iku kabeh hamung wujud panyuwune jalma manungsa. Sing nemtuk ake hiyo mung siji. GUSTI ALLOH.
Laa Haula wala Quwwata illa billahil 'aliyyil Adhim. "Ora ono Doyo lan kekuatan mung kejobo soko Allah kang Maha Tinggi lan Maha Agung".(HR Sunanulkubra lilbaihaqiy
10.189)
     Rikala ati ing sajroning ragane manungsa nembe nggrantes, perih utawa nelangsa, lumrah yen luh kang tumetes saka netra kiwa apa dene tengen, kasuntak byah bebasan megung ing bumi. Kosok baline kolomangsane pinaringan rejeki utawa kabungahan kang mbanyu mili, wus jamake girang gumuyune para manungsa sinandhing ana ing kahanan alam donya iki.
Hamung wewayangan bebasane, manungsa tinitah lumaku lan jumangkah amarga ana kang nggarisake.Ono dhalange. Jiwa ragane manungso kagiring uga kaobahake dening kang hakaryo jagat. Dhokter umpamane kang kawentar pinunjul ngrukti lan mbagasake lelara, tangeh lamun nguripake jalma kang wus tilar donya. Opo maneh mung Dhukun, kang ora biso dinalar penggaweane.

Sedherek…iku mau jlentrehan wiwitaning aturku. Dudu keminter, mung kanggo pangemut babagan kasunyatan anane Pangeran kang nguwasani jagad saisine, yaiku Allah SWT. Pancen bener, yen mung kondho iku gampang, haning sing nglakoni ki banget abot e.Koyo unen-unen sing di aturke poro simbah umpamane " Gedhang nguwoh pakel " utowo "Ono Gadjah di Blangkoni"  kang podho artine yoiku ‘Bicara itu Mudah tapi sulit menjalaninya.’.

Ing ngisor iki aku bakal nyritak ke salah sawijining konco sing rikolo tahun 2000-an dadi sak depertemen karo aku ( mugo-mugo piyambak’e ora duko yen aku crito babagan iki….babar blas ora ono maksud ngawon ake opo maneh ngumbar rahasia, mung kanggo sawijining contho geguritane urip)

     Anggone  bebrayan Mas T lan Mbak T wus nora kena kawastanan saumur jagung, amarga wus pat belas taun. Ing semono taun, tangising jabang bayi rina klawan wengi tansah kaimpi-impi ka antu-antu, mbesuk kapan bisa mecah sepining ati sakloron, Mas T lan Mbak T sisihane. Setaun yen anane dina 365, wus bisa kaetung sepira dawane dina-dina ngetutake lurung-lurunging lelakon anggone urip. Ing semono taun iku, kalamangsane katiban bungah amarga katone bisa reruntungan ngalor ngidul memantenan, amarga durung digondheli buntut. Ananging kang nora kena kapaido, mesthine uga nora luput saka rintiping coban lan godha, wiwit saka cilik utawa pacoban entheng nganti wujud prahara bebasan katerak angin lesus.
     Ngenani babagan kahanan uripe Mas T lan Mbak T  kang bisa dak cuplikake, menawa bab pasinaon kaya-kayane Mas T  lan sisihane yo koyo umume wong sing beruntung.Mas T sakwise lulus sekolah banjur langsung ketompo kerjo ing Perusahaan sing kocap kondhang kawentar nganti manca Negara. Najan mulo bukane Mas T mung operator,anamung seko kepinterane, mas T kitung cepet banget karire. Apa maneh Mbak T sisihane luwih komplet, anggone klumpuk-klumpuk kulakan titel, lulus SMA banjur neruske ing sekolah kesehatan lan pirang-pirang pengalaman pelatihan sing wus di eloni . Dheweke uga kena sinebut pinter, pethel uga trengginas anggone tumandang samubarange tansah cukat.Mbok menowo pancen mengabdi ning kesehatan dituntut riket yo, soale nyowo sing dadi taruhane.
  Minongko ngenani dedeg piyadeg, nora amarga mbiji luwih marang konco, nanging ya rada mrina yen diwastani ala. Lha wong Mas T kuwi gedhe duwur tur ngganteng, kulite yo ketung resik, semono ugo Mbak T, wis pokok’e serasi banget lah.
 Kinanthi sangu pasinaon kang cukup, lumrahe nora kabingungan menawa ngadhepi urip. Saklorone kerjo kabeh, nompo gaji kabeh, opo maneh sing kurang. Ananging kasunyatane urip mono dudu ilmu matematika, yen loro tambah loro gunggunge mesthi papat. Urip sawijining ilmu kang nora bakal kena kaduga, nora kena kajlentrehake, nora kena katebak babagan pungkasane crita. Crita kang kawiwitan bungah, ing madya isih pinaringan bungah, ing pungkasan bisa wae kadunungan nelangsa.
Bali maneh ngenani aturku, 14 taun koyo-koyo wis wareg anggone Mas T lan Mbak T kesondhang-kesandhung, niba-nangi nglakoni critaning urip, dumadakan nora kanyana-nyana bebasan ketiban ndaru, Mbak T katiti dening dhokter positif ngandhut. Byuh… mbuncah anggone Mas T lan Mbak T nampa bebungah, byuh… makcles garinging telak katetes banyu saclegukan,sak umpamane. byuh… mongkog, bombong lan sapiturute tembung kang nuduhake kabungahan ati sakloron. ”Mbak, ini khan anak pertama, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, harus istirahat total ya, bed rest…!” ngendikane dhokter, banget anggone wanti-wanti.
”Ya dokter, kami pasti akan patuhi anjuran dokter…” rebutan anggone Mas T lan Mbak T sumaur.
Bakal jabang bayi iku kaya dene emas gedhe kang sumimpen ing padharane Mbak T. Emas gedhe kang kudu jinaga ngati-ati ing wiwit byar padhang nganti tumekaning ngeremake netra.
Saben menit Mbak T ngelus-elus padharane, sinambi ndremimil kayadene lagi ngejak rerembugan karo bakal anake, ”Dhik, aja nakal ya, kok mancal-mancal ta…? Apa selak kepingin ketemu karo Papa-Mama…?”
Sesasi, rong sasi nganti nem sasi, dhokter ndhawuhi bed rest, di estokake marang Mbak T… manut. Pokoke manut lan manut. Mas T kang kudu leladi. Tangi kudu nangekake, mlaku kudu alon-alon anggone jumangkah kapapah. Cekake samubarang kudu diati-ati, banget anggone ngati-ati, kabeh kaluwarga ngesokake sih katresnan.
Ngancik sasi pitu, netepi adat Jawa, dileksanani tasyakuran mitoni. Tansaya tambah cedhak pangantu-antuning pepinginan momong anak bakal kelakon.
”Mas, yen wus titi wancine diparengake dening dhokter, aku njaluk operasi caesar wae ya, amarga ngelingi umurku sing ora enom maneh. Dhoktere sing wis sepuh, sing pengalamane wis akeh ya Mas…,” panjaluke Mbak T marang Mas T.
”Iya, wis mantebmu dhokter sing endi aku manut,” cekake sarwa iya, sarwa manut.
Ngancik umur wolu anggone Mbak T nggarbini, tansaya sumringah Mas T nglakoni dina-dina. Apa maneh calon eyang-eyange, ya eyang saka Mas T uga saka Mbak T wus padha katon bungahe, anggone ngantu-antu jumedhule bakal wayahe.
Naliko nyuwun pirsa marang dhokter, yen pengin nglairake normal tanggale udakara tanggal semene nganti semene. Ananging gandheng Mas T sakloron nduwe panjaluk bakal operasi caesar, dhokter mertikelake bisa kaleksanan milih kawiwitan tanggal semene. Mathuk, operasi katentokake ing tanggal sing wus di temtok ake. Mula wiwit mlebu sasi kewolu, tambah kerep anggone konsultasi lan priksa menyang dokter. Rong minggu sepisan sanja priksa dhokter.
Pertengahan sasi kewolu kadhawuhan priksa. Asile priksan dening dhokter samubarange katiti becik, normal, bobote bayine ing sajroning kandhungan wis kena diarani cukup, normal.
”Tanggal 20 priksa lagi ya, cek darah dan jantung,” dhoktere ngendika.
”Ya dokter,” Mas T lan Mbak T semaur bareng.
Tanggal 20, Mas T tangi esuk-esuk umun-umun udakara jam papatan. Jam lima Mas T nggugah sisihane saperlu kareben cepak-cepak. Rada sauntara anggone siap-siap, jam pitu sida budhal menyang ndhokteran. Jam setengah wolu tumeka ing ndhokteran, banjur ndaptarake cek laborat karo cek jantung. Asile kabeh normal apik nora nana kang kudu di was sumelangi. Sawise perabot lapuran cek darah karo jantung rampung, Mas T sakloron leren leyeh-leyeh nyranti rawuhe dhokter kandungan.
Nyantri sauntara, udakara jam 10 dhoktere rawuh, tekan wanci gilirane Mas T tinimbalan mlebu kamar priksan.
”Selamat pagi dokter…” Mas T sakloron aruh-aruh dhoktere.
”Pagi silakan… besok pagi jadi operasi ya? Jam berapa… 11 bisa?”
”Terserah dokter saja, silakan jam berapa dokter…”
”Ini darah bagus, tidak perlu ditransfusi, jantung juga bagus… ayo kita lihat di USG,” dhoktere ndhawuhi Mbak T rebahan saperlu niti pirsa kahanan kandhungane.
Padharane Mbak T wiwit diolesi krim nganti roto, sawise rata banjur ditutul-tutul nganggo alate.
Dumadakan raine dhokter katon pucet, getihe kaya mandheg.
”Lho kok tidak ada denyut jantung…” Dheg, mak jenggirat Mas T njumbul. Kringet adhem wiwit tumetes.
Dhoktere katon tansaya tambah bingung, lan pungkasane, ”Pak T….ini tidak ada gerakan….sepertinya bayinya meninggal…!”
Jgglaaaarrrr…. Koyo kesamber petir. Mak lap, dumadakan peteng, peteng langite, peteng panyawangane  Mas T, kabeh peteng, peteng ndhedhet… lelimengan………….
Aku ketemu Mas T jam rolasan ning rumah sakit, kathon luh isih netes siji-siji ning pipine.” Di entheni pat belas tahun dik, jebul pungkasane koyo ngene..” ature Mas T kanthi lirih.Aku mung meneng wae, ora sanggup ngiro-iro koyo opo perasaan sing mbuncah ing dodone Mas T.
                                             ***********

Sedherek…koyo ing tulisan-tulisanku kepungkur, Skenario Gusti Alloh iku banget endahe, opo wae sing kedadean marang awake dhewe….nadjan iku abot,nadjan iku pahit lan nglara’ake ati, keporo gawe sengsoro..Lakonono kanthi tabah,kanthi iklhas,..tetepo sumringah,jalaran  Sang Sutradara Hidup lagi nglewatke awake dhewe ing dhalan sing paling apik kanggo awake dhewe..
Kabeh bakalan dadi endah ing wayahe..
,
    Seko Suhaib r.a., Kanjeng Nabi bersabda, “ Banget nakjubke perkarane wong-wong kang Iman iku,asebab kabeh urusane yo mung apik kanggo dhewek’e. Lan sing mengkono iku ora ono ing mahluk liyan, kejobo yo mung wong-wong kang mukmin: Yo iku, naliko enthuk bebungah dhewek’e syukur Naliko ketiban musibah dhewek’e sabar.Amergo dhewek’e mangerti yen kabeh kuwi wis dadi ketentuan saking ngarso Gusti Alloh, lan kabehanne kuwi wis sing paling apik sing dipilih ake dening Gusti Alloh kanggo dhewek’e” (HR. Muslim).


Lan Alloh nuli berfirman ;

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ
"Hai wong kang podho Iman, nyuwunno pitulung marang Gusti Alloh, kanthi sabar lan ( nindakke) sholat, saktemene  Allah iku bareng wong-wong kang  sabar". (Al-Baqoroh :153)

Special buat Mas T,semoga senantiasa sabar.  sekali lagi mohon maaf ya, Hidup memang tidak bisa diduga.hari ini kita menangis besok kita tertawa. Sebaliknya, hari ini kita bahagia besok bisa jadi kita sedikit bersedih. Semua tidak ada yang abadi………Percayalah, Alloh telah memilihkan hal terbaik buat kita……………………….LA TAHZAN ( SRT)

Kamis, 17 Februari 2011

Belajar dan teruslah Belajar Saudaraku...!!!

"Hariman, mengerjakan suatu amalan tanpa didasari ilmu adalah sia-sia, beramal hanya dengan niat baik saja akan sia-sia belaka. Coba kamu pikir, kamu berniat mau pergi kejakarta, tetapi kamu tidak tahu jalan ke jakarta. Apakah kamu akan sampai kejakarta ? tentu tidak bukan, begitu pula sebuah amalan" begitu kata Bapak ketika kami diskusi tentang suatu perkara malam itu. aku baru saja tiba dirumah karena ada tugas disemarang selama seminggu.
    Ilmu adalah penerang hidup kita. Dengan ilmu kita bisa melihat apa yang sudah dan sedang terjadi dan juga yang akan terjadi. Yang akan terjadi, menyangkut hal hal yang pasti seperti kematian, surga dan neraka. Walaupun kita belum mengalaminya, namun kita yakin bahwa kita akan mengalami.
Siapa yang ingin kebahagiaan dunia, maka perlu ilmu. siapa yang ingin kebahagiaan akherat maka perlu ilmu, dan siapa yang ingin kebahagiaan dunia dan akherat tentu sangat perlu ilmu. Karena itu kita perlu mencari ilmu sebanyak banyaknya. Utamanya adalah ilmu agama, dan lebih luas lagi ilmu yang mendukung pelaksaan agama serta ilmu pengetahuan lainnya. karena tanpa ilmu kita akan ketinggalan jaman yang semakin pesat saja perkembangannya.
    Kata orang bijak: orang yang mulia adalah orang yang mengutamakan kepentingan diatas perut ke atas (hati dan otak) dan orang yang rendah mengutamakan kepentingan perut ke bawah (yaitu makan dan syahwat). Jadi agar menjadi orang yang mulia, salah satu jalannya adalah lebih mengutaman mencari ilmu daripada makan. Namun ironisnya, kita lebih suka menghadiri undangan makan makan daripada mengaji atau mengikuti seminar keilmuan.
   Jepang, negara yang dulunya porak poranda karena bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki, sekarang menjadi negara maju, salah satunya adalah karena kecintaan warganya terhadap ilmu. Orang disana banyak yang memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca. Uang belanjanya takkan lupa untuk membeli buku. Maka dengan ketekunannya membaca dan mencari ilmu sekarang telah menuai hasilnya.
    Kita sebagai pribadi, yang tentu ingin sukses dan bahagia, mau tak mau harus terus belajar dan belajar. Mau sukses sekolah harus tekun belajar. Sukses bekerja harus mengikuti perkembangan profesinya. Ingin sukses berkeluarga harus mencari bekal ilmu tentang berkeluarga.

Maka sangat cocok sekali pesan Nabi Muhammad SAW : carilah ilmu mulai dari buaian sampai ke liang lahat. Dan orang barat menirunya dengan konsep : Long Live education.
Saudaraku, sahabatku yang baik,luangkan waktu disela-sela kesibukan kita untuk belajar,jangan sampai ketika menjelang pensiun baru merencanakan untuk mempelajari sebuah ilmu. Kenapa ? salah satu alasannya adalah:
Satu hal dari empat hal yang tidak bisa dikakukan orang yang sudah tua tapi bisa dilakukan orang muda adalah, bahwa orang yang sudah tua tak secepat orang muda menyerap ilmu.( selengkapnya akan saya tuliskan pada artikel tersendiri)

Semoga kita termasuk orang yang suka mencari dan mengamalkan ilmu, sehingga kita menjadi pribadi yang sukses dan bahagia dunia akherat............(SRT)
Good Luck....

Jumat, 11 Februari 2011

Jeritan hati Orang Tua....!!

     Sedan warna biru metalik itu perlahan berhenti didepan sebuah bangunan yang nampak sepi dari luar. Panti Werdha “ CINTA KASIH”, sejenak Hariman memperhatikan papan nama yang terpampang dibagian depan bangunan yang cukup besar itu. Ini adalah kali kedua hariman mengunjungi Panti ini, masih terbayang dibenaknya ketika Ramadhan tahun lalu hariman dan keluarganya berkunjung kesini…” Yah..mengisi Ramadhan tahun  ini apa yang akan kita lakukan” kata istri hariman menjelang ramadhan tahun lalu. Setelah berdiskusi akhirnya merekapun sepakat untuk mengunjungi Panti werdha ini.
      Kebiasaan ini mereka lakukan untuk lebih banyak mengenal bahwa akan lebih membahagiakan kalau dibulan ramadhan kita bisa berbagi pada orang-orang yang kesepian dalam hidupnya. Akan sangat berarti kehadiran kita dalam kesepian orang-orang yang “merasa” terbuang dari keluarga.
    Sore itu setahun yang lalu, Ketika mereka sedang berbicara dengan beberapa ibu-ibu tua, tiba-tiba mata Hariman tertumpu pada seorang Bapak tua yang duduk menyendiri sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong.Lalu Hariman mencoba mendekati dan mencoba mengajaknya berbicara. Perlahan akhirnya bapak tua itu mau juga mengobrol dengannya, sampai akhirnya si bapak menceritakan kisah hidupnya.

Pak Hendra, begitu nama bapak tua itu, setelah sedikit akrab Pak Hendra memulai bercerita tentang hidupnya sambil menghela napas panjang. “Sejak masa muda saya menghabiskan waktu bekerja untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya cintai.Semua orangtua tentu menginginkan anak-anaknya dapat hidup layak melebihi mereka sendiri, bahkan dalam pendidikanpun anak-anak harus lebih baik dari orangtuanya. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami bisa tinggal dirumah yang besar dengan fasilitas yang lumayan bagus.
Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah sampai sarjana bahkan S2 dengan biaya yang tidak pernah saya batasi. Apapun keinginan Anak saya, saya usahakan agar terpenuhi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga.
    Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil “panen tanaman” kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak.Nak Hariman bisa bayangkan betapa terpukulnya saya saat itu.
Lalu Sejak kematian istri saya tinggallah saya sendiri hanya ditemani seorang pembantu, karena anak-anak kami semua tidak ada yg bersedia menemani saya karena mereka sudah mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukan nya. Saya baru tersadar bahwa dulu saya hanya menfokuskan pendidikan anak-anak di sekolah formal saja tanpa dibarengi pendidikan Agama dan penanaman aqidah yang memadai.Sekarang akhirnya sayapun harus menuai hasilnya.” Pak Hendra menghela napas panjang
Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi kabar melalui telepon. Dalam keterpurukan saya  tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan kalau dia akan menjual rumah karena selain tidak effisien juga toh saya dapat ikut tinggal dengannya. Dengan hati yang berbunga saya menyetujuinya karena toh saya juga tidak memerlukan rumah besar lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya. Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung.
Tapi apa yang saya dapatkan ? setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah saya selalu hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak pernah rewel karena sakit ini dan itu.Saya tidak bisa membayangkan apa yang bakal terjadi seandainya saya sakit-sakitan.
Lalu saya tinggal dirumah anak saya yang lain. Saya berharap kalau saya akan mendapatkan sukacita didalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan……” Pak Hendra menghentikan ceritanya, setetes air bening menggenangi kelopak kedua matanya. Sejenak kemudian Pak Hendra melanjutkan ceritanya “ Yang menyakitkan saya bahwa  semua alat-alat yang saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan peralatan makan dan minum dari kayu dan plastik dengan alasan untuk keselamatan diri saya tapi tahukah kamu Man, bahwa  sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat mereka yang mahal-mahal itu. Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan hewan peliharaan mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan airmata dan bertanya dimanakah hati nurani mereka ?. Mereka mengira bahwa saya sudah pikun sehingga saya pasti bertingkah layaknya cucu-cucu saya yang masih kecil
Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang bungsu, anak yang dulu sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seorang anak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yang saya dapatkan? Setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anak kesayangan saya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya.
    Sekarang sudah 2 tahun saya disini tapi tidak sekalipun dari mereka yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya bertanya-tanya mengapa kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya bagi kepada mereka semua. Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri sendiri. Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. Masih untung disini saya punya teman-teman dan juga kunjungan dari sahabat – sahabat yang mengasihi saya, tapi tak dapat dipungkiri Man, saya tetap merindukan anak-anak saya.”
“Selamat sore Pak…” Hariman tersentak dari lamunan, tiba-tiba seorang satpam sudah berdiri disamping mobilnya.” Ehh..yaa..Selamat sore..” jawab Hariman tergagap.” Saya perhatikan Bapak lama sekali berhenti disini, ada yang bisa saya Bantu Pak..” sapa sang satpam menawarkan jasa.” Oh tidak..terimakasih, saya hanya mau kedalam menemui Pak Hendra, ada khan beliau” jawab Hariman menjelaskan maksud kedatangannya.
Hariman segera memarkir kendaraananya disamping gedung itu. Setelah berbasa basi dengan pihak panti hariman segera mencari Pak Hendra sesuai petunjuk pengelola panti itu.
Dari jauh nampak oleh hariman seorang lelaki tua sedang sendiri di bagian belakang gedung menghadap taman kecil. Perlahan Hariman mendekatinya “ Assalamu’alaikum..Pak Hendra..”sapa hariman.”Wa’alaikum salam..” perlahan Bapak tua itu menoleh kepada hariman, ia mengamati sejenak sembari mencoba mengingat-ingat sesuatu.” Nak hariman ya…apa khabar, lama sekali nak tidak datang kemari, mana keluargamu, mana cucu-cucuku..” Jelas sekali kegembiraan terpancar dari wajah tua itu. Nampaknya kehadiran Hariman mampu menghapus kesepian Pak Hendra dan  berganti dengan keceriaan. Dalam hati Hariman sedikit menyesal, barangkali Pak Hendra akan lebih gembira jika Ia membawa serta Istri dan anak-anaknya untuk berkunjung.
Sejurus kemudian Hariman dan Pak Hendra sudah terlibat pembicaraan yang menyenangkan, sesekali diselingi tawa mereka berdua. Tak nampak sedikitpun gurat kesedihan di wajah Pak Hendra………………………………………(SRT)
                                           *****

Referensi :
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلۡوَٲلِدَيۡنِ إِحۡسَـٰنًا‌ۚ إِمَّا يَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡڪِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ۬ وَلَا تَنۡہَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلاً۬ ڪَرِيمً۬ا (٢٣)
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.(Qs.Al-Isro’:23)
وَٱخۡفِضۡ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحۡمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرۡحَمۡهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرً۬ا (٢٤)
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".(Qs.Al-Isro’ :24)
Seorang sahabat berkata : "Aku bertanya kepada Rasulullah: "amalan apakah yang dicintai oleh Allah" Beliau menjawab: "Sholat pada waktunya. Aku bertanya lagi: "Kemudian apa" Beliau menjawab: "Berbakti kepada kedua orang tua". Aku bertanya lagi: "Kemudian apa" Beliau menjawab: "Jihad dijalan Allah". (HR. Bukhari dan Muslim).

Sahabatku, saudaraku… Jangan sia-siakan kebersamaan yang masih dapat kita rasakan hari ini. Jangan sia-siakan orang-orang terkasih yang masih kita miliki. Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan menyesali hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita.
Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian ?
Ingatlah bahwa tanpa Ayah dan Ibu, kita tidak akan ada di dunia dan menjadi seperti ini.
Jika engkau masih mempunyai orang tua, bersyukurlah sebab banyak anak yatim-piatu yang merindukan kasih sayang orang tua.
When is the last time you chat to your parent ? THEY NEED YOU… !!, Jangan biarkan pikiranmu berkata bahwa mereka “baik-baik saja”, mungkin mereka memang sehat, tetapi mereka sangat ingin mendengar suaramu.
Now..Please take your phone and..Call them !!
Demikian sahabat, semoga ada manfaatnya
Baca juga tulisan saya yang lain dengan judul “Keranjang untuk kakek” dan “Meja Kayu Kakek”

*Silahkan Share tulisan ini kepada sahabat-sahabat  yang lain atau siapa saja , sekedar mengingatkan “sesuatu” yang sering terlupakan oleh kita:Perasaan dan keinginan orangtua kita.

Salam Hangat.......

Rabu, 09 Februari 2011

Prio Gagah Dhuwur Kang Nyolowadi...!!

        Acmad, bocah umur sepuluh tahunan putrane Bapak Hariman, sing daleme ing komplek BSD iku kapitung bocah sing pinter. Konco-koncone yo podho seneng kekancan karo dhewek’e .Anamung senajan pinter, Achmad yo mung bocah biasa ,umume bocah-bocah sak umurane, Achmad yo ngglidik banget yen wis ketemu konco-kancane. Mesthi wae yen wis ngumpul, yen ora pit-pitan muteri komplek yo podho jumpalitan niru ake iklane Brandon IMB.
   Wis udakara telung dina iki, achmad mulihe sekolah tansah telat terus. Sing biasane jam setengah loro awan dheweke wis tekan omah, telung dina iki mulihe mesthi nyedhaki wayah magrib. Mesthi wae Pak Hariman lan Bu Hariman, wong tuwane Achmad dadi mikir, sakjane lunga menyang ngendi bocah kuwi. Yen nilik sipat lan solah bawane, sakjane Achmad kuwi bocah sing meneng ora seneng neka-neka. Dheweke uga manut marang wong tuwa lan tememen sekolahe. Nanging kena ngapa dumadakan dheweke kerep mulih telat lan yen ditakoni koyo endho, mangsuli sak kecap rong kecap njur langsung nggeblas mlebu kamare.

“Coba Sam, tulung tlisiken menyang ngendi parane Achmad yen mulih sekolah,” panjaluk’e Pak Hariman marang Samsul, Adhi ipare sing uga gumun karo tingkahe Achmad.
“Nggih, Mas, mangke yen wangsul sekolah ajeng kula buntuti dhateng pundi lungane Achmad,” wangsulane Samsul.
Nalika mulih sekolah, koyo biasane, Achmad mesthi lungguh ono ing trotoar ngisor wit ringin njaban pekarangan sekolah SD 2,  karo thingak thinguk koyo ono sing ditunggu.Sedhelo-sedhelo ngadek, sedhelo-sedhelo lungguh. Wondene Samsul sing wiwit mau wis ngenteni ning pos satpam sakperlu  arep nlisik Achmad, ndelengi soko kadohan tingkah polah ponakane iku.. Dumadakan ora let suwe ono mobil sedan werna biru sing mandheg ing ngarepe Achmad. Soko njero mobil mau metu pawongan sing nganggo klambi ireng, clono jeans, topi pet, nganggo koca moto ireng lan rodho brewoken. Perawakane gagah dhuwur. Tampange persis koyo penjahat ona ing film-film detektif kae.
Samsul  kaget, atine deg-degan, dene ponakane sing menengan lan isih cilik kuwi  kok duwe pasrawungan karo wong sing rupane serem mau. “Sopo yo, ojo-ojo penjahat, penculik utowo bandar Narkoba,” pandakwane Samsul sing ora-ora.
  Sakwise guneman sedhela, Achmad karo Wong Gagah dhuwur nyalawadi mau mlebu mobil lan langsung lungo embuh menyang ngendi. Samsul sing didhawuhi supoyo dadi “detektif swasta” dening Kang Mas’e ugo enggal nge-gas motore ngetutke mobil sedan biru sing ditumpaki Achmad karo wong gagah brewok mau.
Sakwise nempuh perjalanan rodo suwe mobil sedan biru mau mandheg ono ing omah tuwo ing sekitar Berbas pantai, Achmad lan wong brewok iku mau mlebu omah lan embuh opo maneh sing ditindake ora ono sing ngerti. Samsul mung nyawang seko kadohan kanthi roso kuatir sing gedhe, dhewek’e ora iso opo-opo. Samsul ora wani bertindak dhewe, dhewek’e mikir keselametane Achmad, mulo sakwise nyathet alamat omah tuo mau, Samsul  enggal–enggal mancal motore, ngebut nuju omahe Pak Hariman, Kang Mas’e.
Sakwise tekan ngomah, Samsul paring pelapuran marang Kang Mas’e.
“Dadi iki alamate wong Gagah dhuwur kang nyala-wadi kuwi ya, Sam?”pitakone Pak Hariman naliko nompo kertas catetan alamat omah tuwo mau.
“Leres, Mas, mboten klentu anggen kula nyathet, Nyuwun pangapunten kulo mboten langsung nggrebek tiyang niku, soale kulo kuatir kaselametane Achmad” wangsulane Samsul .
“ Yo wis ora opo-opo Sam, tindakanmu wis bener. Kiro-kiro pandakwamu opo, Sam, marang wong Lanang kang nyalawadi mau ?” pitakone Bu Hariman melu nimpali, Bu Hariman wus kathon bingung banget.Wiwit mau pitakone marang kakunge mung ‘njur piya-njur piye’, ora ono liyane.
“Kadose kok awon tho Mbak, mbok menawi…Penculik… nopo  Bandar Narkoba ngoten lho, wah bahaya yen niki leres,” wangsulane Samsul, nambahi bingunge Bu Hariman.
“Wah yen nganti Achmad dadi korban Narkoba, ciloko tenan, opo tindakane dhewe, Pak?” pitakone Bu Hariman mrebes mili .
“ Yo wis Bu, lan kowe Sam. Dino iki dienteni wae, Insya Alloh Achmad tetep mulih kanthi selamet. Sesuk aku arep nggowo polisi lan kancanono, Sam, bubar sekolah pawongan mau arep tak grebeg,” Wangsulane Pak Hariman.

    Awan kuwi sakwise bubaran sekolah, Pak Hariman, Samsul lan polisi kancane Pak Hariman ngetutke lakune mobil sedan biru sing ditumpaki wong brewok lan Achmad . Koyo wingi-wingine sakwise teko ing omah tuwo , sedan biru iku banjur  mandheg.Wong Lanang Gagah Brewoken lan Achmad banjur mlebu ing omah tuwo mau. Wong loro kuwi babar blas ora nyadari yen nembe dibuntuti.

“Sak iki titi wancine nggrebeg wong brewok mau, ayo langsung mlebu wae,” celatune Pak polisi karo ndudut pistule. Kanthi ngendap-endap Pak Polisi kuwi nyedhaki pintu sing kathon ora dikunci. Pak Hariman lan Samsul mbuntuti ing mburi.
“Angkat tangan, ayo angkat tangan,” getakke Pak polisi sing njalari Achmad lan wong lanang brewok mau kaget lan trataban.


“Lho kok Bapak, Om Samsul lan Pak Polisi dugi mriki, kersane nopo, Pak?” pitakone Achmad karo gugup.Dhewek’e ndelik ono ing mburine wong lanang brewok iku.
“Bapak sing kudu takon marang kowe, kowe ngopo neng kene Le, lan wong brewok kuwi sopa?” Pak Hariman ganti takon marang Achmad.
“Ooo.. niki Om Ganda, Pak wartawan lan penulis, kula nembe sinau jurnalistik kalian Om Ganda niki, pendhak dinten kula diajari carane motret lan nulis artikel, Om Ganda punika sampun kondhang, lho Pak, rubrik’e ten Koran lan majalah kathah sing maos, karya cerpen’e sampun kathah, nopo maleh artikel pun mboten ketung” wangsulane Achmad njlantrah.
“Leres, Pak, Acmad punika nate ndherek seminar kula bab jurnalistik, piyambak’e crios menawi ten sekolahan tumut Exkul jurnalistik, lajeng pingin sinau engkang tememen bab jurnalistik lan karangmengarang,” sambunge Om Ganda.
”Gene o ndadak ijenan lan nyolong wektu bubar sekolah?”pitakone Pak Hariman maneh.
“Yen motret lan ngarang punika kedah konsentrasi mboten saged rame-rame, Pak. Lha yen dalu kulo sinau pelajaran, kulo saget’e nggih bubar sekolah,” wangsulane Achmad.
“Bapak seneng le, nanging kowe ugo ono lupute ora pamit wong tuwo, dadi marai wong sak omah lan kanca-kacamu duwe pandakwo sing ora-ora,” ngendikane Pak Hariman unjal napas lego.
“Menawi mekaten kula nyuwun pangapunten, Pak, benjang kula badhe pamitan Bapak lan Ibu, nanging panggenan niki kedah tetep rahasia, menawi mboten mangke rencang-rencang sami dolan mriki, kula mboten sido belajar.”
Ing wusono Pak Hariman njaluk ngapuro marang Om Ganda amargo wis nduwe pandakwa sing ora-ora. Pak Hariman ngediko yen nyengkuyung kekarepane Achmad lan maturnuwun banget dening jasane Om Ganda, Pak Hariman , Om Samsul lan Pak Polisi enggal-enggal pamitan, amergo ono tugas-tugas liyo sing kudhu ditindakke. Om Ganda dadi mongkog atine, dene Achmad uga lego amargo wis entuk restu soko Bapak’e.Yo iku Pak Suratman…ehh salah..Pak Hariman…he…he……………….(SRT)



Sedherek..tulisan meniko sekedar cerito sing mung ngawur….
Mung kepingin nguri-uri budoyo bahasa jawa, sing jebul wis mulai punah.

Nyuwun pangapunten menawi kathah ingkang “salah”, sebab senadjan kulo asli Jogja nanging wiwit cilik sampun oncat saking jogja....HARAP MAKLUM...!!!

Jumat, 04 Februari 2011

Asap Kemenyan Romo........( Part : 1 )

         Asap putih kebiruan menyebar memenuhi seisi ruangan,  menebarkan aroma menyengat indra penciuman  setiap orang yang memasuki kamar itu. Asap itu mengepul dari sebuah ‘pedupaan’ yang terletak persis ditengah ruangan berukuran 3 x 4 meter itu. Dalam remang terlihat aneka macam makanan terhidang dimeja yang terletak dipojok ruangan. Didinding tepat diatas meja terpampang Photo Eyang Kakung,kemudian dibawahnya ada photo Romo. Romo nampak gagah sekali dengan ‘iket’ hitam membalut rambutnya yang ikal, kumis dan jenggot yang lebat hingga ke pipi menambah wibawa Romo. Aku sama sekali tidak mirip dengan Romo, tubuhku yang kecil kurus dengan perawakan yang nampak rapuh persis dengan Ibu, ya..hanya aku yang mirip dengan ibu, sedangkan kakak-kakak dan adikku lebih mirip Romo.
     Perlahan aku melangkah menuju meja, bulu kudukku sedikit meremang. Harum bunga tujuh rupa bercampur aroma asap kemenyam membuat nafasku sedikit tersengal. Kuamati dengan seksama hidangan sesaji yang ada diatas meja didepanku.Nasi tumpeng ,nasi gurih, nasi golong, bubur putih, bubur merah , ayam ingkung,  gudangan, kue apem, buah-buahan dan lain-lain.
    Tanganku baru saja hendak menyentuh ujung meja, ketika mendadak terdengar sebuah suara yang sangat kukenal.“ Kamu sedang apa Le disini, …” Tiba-tiba Romo sudah berdiri dibelakangku, jantungku serasa berhenti berdetak saking kagetnya. Aku sama sekali tak menyadari kehadiran Romo.  Dengan sedikit gemetar aku membalikkan badan menghadap Romo, aku tertunduk memandang lantai kamar.Tubuh Romo yang tinggi besar dengan kumis tebal melintang itu membuat aku tak pernah berani menatapnya langsung. Romo punya wibawa yang luar biasa.atau lebih tepatnya ‘menyeramkan’.
“Eeng..enng..anu..Mboten Romo, dalem namung mirsani kemawon, ..”susah payah aku menyembunyikan kegugupanku.” Lihat apa Le..? Yo sudah…kamu pulang sekolah bukannya cepet ganti baju, malah ‘ngregoni’ orangtua…wis kono ganti baju.” Romo membungkuk membetulkan bara api dan dupa. Tiba-tiba Romo menghentikan kegiatanya dan menatap kearahku begitu menyadari aku masih berdiri ditempatku.” Lho..kok isih ning kene..” kata Romo. Sejurus kemudian Romo sudah sibuk lagi dengan tungku dupanya.” Romo…, dalem badhe pirso Romo…” kataku dengan penuh hati-hati.” Hmm…Tanya apa Le…?” sahut Romo tanpa mengalihkan perhatiannya dari tungku dupa didepannya. “ Romo…menopo manfaatipun mbakar kemenyan.. lan…lan….” Tenggorokanku tercekat aku tak mampu melanjutkan pertanyaanku begitu melihat Romo menghentikan kesibukannya.” Lan opo Le..,lan opoo…??” mendadak Romo berdiri menatap lurus kearahku.”Lan..lan sesaji meniko Romo….”aku semakin tertunduk ketakutan.
“Bocah wingi sore, Kowe putrane sopo…hah.., kowe iku putrane Romo, kowe iku putune mbah Singo Drono, yo kudu nindakke opo sing di tindakke mbah mu lan Romomu..ngertii kowe..??” Suara Romo menggelegar menggetarkan dinding kamar yang tak seberapa luas itu, dadanya turun naik, nafasnya memburu tak beraturan.., aku menggigil ketakutan bersandar pada dinding kamar. Dalam ketakutan aku masih sempat melihat kedua mata Romo merah pertanda amarahnya memuncak.Tubuh Romo bergetar mencoba menahan marah yang luar biasa. Aku semakin ketakutan, peluh bercucuran membasahi bajuku.
    
Tiba-tiba pintu terbuka perlahan, ibu menerobos masuk, dan tanpa bicara sepatahpun Ibu segera menarik tanganku dan membawaku keluar kamar. Romo masih berdiri kaku ditengah-tengah ruangan itu. Ibu membawaku kedapur dan mendudukan aku di kusrsi yang ada disana.”Ada apa lagi Man, kamu bertengkar lagi sama Romomu..”kata ibu lembut, namun aku dapat merasakan ada penekanan dalam kalimatnya, Ibu tidak marah.Ibu capek…benar aku tahu ibu sejak siang tadi sibuk di dapur menyiapkan hidangan .sudah sore beginipun pekerjaan itu belum juga selesai.
“Bu..aku Cuma nanya ke Romo…”.”Nanya apa….nanya menyan lagi.?.nanya dupa lagi..?”Ibuku sudah memotong kata-kataku.Rupanya beliau paham benar kalau  akhir-akhir ini setiap Romo marah padaku pasti hanya gara-gara menyan, gara-gara dupa .Romo memang bisa marah luar biasa setiap kali aku bertanya: untuk apa membakar kemenyan dan dupa. Pertanyaan yang tak pernah dilontarkan oleh kakak-kakakku dan adikku. Romo tak pernah marah karena nilai raporku jelek atau kebiasaanku yang suka main layang-layang dilapangan ujung desa. Namun begitu pertanyaanku menyangkut dua benda itu, Romo langsung ‘muntab’.
“Kamu masih kecil Le, kamu baru kelas satu SMP Hariman, kamu belum tau apa-apa tho apa yang dilakukan Romomu” kata ibu pula.”Kalau kamu memang merasa tahu tapi cuma sedikit, sebaiknya kamu belajar lagi, kamu mengaji yang rajin sama Ustadz Ahmad, kalau kamu sudah pinter baru kamu matur baik-baik kepada Romomu, nanti kalau kamu sudah besar bicaralah sama Romomu, jangan sekarang, ibu selalu pesan padamu, jangan membantah orang yang sedang marah,jangan api dilawan dengan api lebih baik diam.karena marah tidak akan mendatangkan kebaikan..” Kata ibu panjang lebar. Ibu memang tak pernah membantah Romo, ketika Romo marah ibu akan diam seribu bahasa, ibu hanya akan tertunduk dan sesekali menitikkan airmata hingga Romo reda amarahnya dan pergi. Aku terdiam mendengar petuah ibu, memang benar apa yang dikatakan ibuku ,Ustad Ahmad juga selalu bilang ”Bocah-bocah, kalian harus rajin-rajin mengaji, mengaji ilmu agama itu wajib Le..Nduk, Gusti alloh itu menciptakan kita untuk mengabdi pada-Nya, menyembah pada-Nya bukan pada yang lain, …..”
Aku masih berdiri memperhatikan ibu yang sibuk menyiapkan hidangan dan makan malam,“Man..ini sudah sore, kamu cepat mandi kemudian kemasjid….”kata Ibu tanpa menghentikan kesibukannya.
    Aku segera keluar dari dapur, dan segera mengambil handuk yang tergantung di samping kamar mandi. Tiba-tiba rasa penasaranku muncul kembali, keinginan untuk masuk ke kamar sesaji Romo sekali lagi tak dapat kucegah. Perlahan aku mendekati kamar itu. Aku seolah lupa akan kemarahan Romo yang luar biasa barusan. Aku juga seperti lupa nasehat-nasehat ibu . Aku mengintip melalui celah pintu yang sedikit terbuka.Tak ada siapa-siapa didalam, kemana gerangan Romo?, pikirku. Dengan sangat hati-hati kubuka pintu itu, setelah aku masuk segera kukunci dari dalam. Asap kemenyan masih menyesakan hidungku,dengan berjingkat kudekati meja dimana diletakkan sesaji, tiba-tiba kejahilanku muncul, mataku mencari-cari sesuatu, air..ya..air, mataku tertuju pada gelas yang berisi air putih dipinggir sesaji.
  Sambil menahan napas kusiram sedikit demi sedikit dupa yang penuh oleh kemenyan yang terbakar itu. Aku tersenyum sendiri. Namun tiba-tiba aku terperanjat, asap itu bukan nya mengecil tapi justru semakin membesar, kucoba menyiramkan semua isi gelas ditanganku, tapi asap itu semakin tebal dan semakin besar, mendadak seisi ruangan yang gelap itu sudah tertutupi oleh asap dupa yang baunya menyengat. Aku ketakutan sendiri. Aku baru saja akan beringsut dari tempatku ketika tiba-tiba muncul sesosok bayangan hitam, makin lama bayangan itu semakin  besar. aku menggigil ketakutan. Sosok bertubuh besar hitam dengan mata merah itu memandang marah padaku, kedua tangannya yang kekar itu bergerak kearah leherku, aku berusaha meronta sekuatku, tapi tangan itu terlalu kuat untuk aku lepaskan, aku berteriak-teriak sekuat tenaga ”Jangaaannn…jangaaannn….lepaskan aku...lepaskan akuuu...”napasku tersengal-sengal, aku ketakutan luar biasa. Tiba-tiba dari samping muncul sesosok tubuh dan memegang tanganku.., aku semakin ketakutan
” Jangaaann..jangaaannn..toloong….tolooong..”.................( Bersambung )

Asap Kemenyan Romo.......( Part : 2 )

 “Man…man..Hariman, bangun Nak, bangun….” Tiba-tiba terdengar suara ibuku memanggil, aku tersentak dan terbangun , napasku memburu……keringat membasahi bajuku, rupanya aku mimpi buruk.”Hariman..istiqfar, istiqfar hariman, ada apa, kamu mimpi buruk..” aku melihat ibuku berdiri didepanku mengenakan mukena yang sudah mulai menguning warnanya.” Ibu..?? aku dimana bu..??” kataku kebingunagan dengan keberadaanku.” Kamu dirumah, kamu bermimpi, tadi kamu teriak-teriak, ibu baru sholat tahajud, makanya ibu langsung kekamarmu”. Aku mencoba mengingat-ingat kejadian dalam mimpiku tadi, “ Romo mana Bu..”tanyaku kemudian.”Romo..romo siapa..?? maksudmu Bapakmu ??” Ibu mengernyitkan dahinya sambil tertawa kecil.

     Aku baru tiba kemarin sore dirumah ibu bapakku, rumah yang penuh kenangan manis maupun pahit. Sudah 20 tahun rumah ini kutinggalkan, sesekali aku memang datang kemari mengunjungi kedua orangtuaku.Seperti kali ini, setelah selesai tugas dikantor Jakarta aku menyempatkan mampir menengok Ibu-Bapakku.
Aku segera beranjak dari tempat tidur, aku bermaksud kekamar mandi ketika sudut mataku melihat sesosok tubuh terpekur khidmat bermunajat kepada sang Kholiq di mushola ruang tengah. BAPAK..!!, mendadak aku teringat akan mimpiku barusan, Ya..bapak yang dulunya sering marah besar kepadaku ketika aku menanyakan ritual sesaji yang dilakukannya.kini yang nampak didepanku Bapak. Ya..bapak bukan Romo. Bapak yang senantiasa khusuk sekali dalam setiap munajatnya.bukan seperti aku yang berdoa sekenanya kemudian kabur dari tempat sujud.

      Lima belas tahun yang lalu, aku meninggalkan rumah ini ke kekota untuk melanjutkan ke bangku kuliah. Aku pergi ditemani kemarahan yang memuncak, aku sudah merasa dewasa, aku sudah lulus SMA, tapi aku masih belum berhasil mengingatkan Romo akan kesalahan yang dilakukannya.Kala itu sambil mengemasi pakaian ku aku masih sempat melepaskan amunisi terakhirku “ Romo, Romo kalau diingatkan agar sholat jawaban Romo selalu nanti-dan nanti. Nanti kapan Romo?, apakah Romo yakin nanti itu masih ada kesempatan buat Romo, apakah Romo yakin bahwa Gusti Alloh masih memberi kesempatan pada kita untuk hidup esok hari..” Suaraku lantang, aku tak perduli apa yang bakal dilakukan Romo padaku,tapi saat itu Romo diam saja sambil menikmati cerutunya .Aku tahu Romo mendengar semua kata-kata yang kuucapkan.Meski aku memendam amarah namun aku tetap berpamitan dan mencium tangan Romo, bagaimanapun aku tetaplah putra Romo. Satu tahun tinggal dikota, aku masih tetap memendam amarah. Bahkan saking marahnya, aku terkadang enggan untuk pulang ketika libur kuliah, aku lebih suka mengikuti semester pendek dikampus. Hingga datang musibah itu, musibah kecelakaan yang merenggut nyawa kakak lelakiku, anak emas Romo. Aku baru datang sehari kemudian karena sedang ujian dan cepat-cepat kembali lagi kekota. Ibu bercerita padaku bahwa Romo begitu terpukul dengan kejadian itu, Romo menangis sejadi-jadinya hingga tubuhnya berguncang-guncang. Tak ada yang berani mendekati.Pun ketika sampai dua hari Romo mengurung diri dikamar semedi. Tak ada yang berani mengusik Romo.Hingga suatu sore…tiba-tiba Romo mengeluarkan seluruh isi kamar , dan tak diduga oleh siapapun Romo membakar habis benda-benda ‘keramat’ yang selama puluhan tahun itu menemaninya.Bahkan photo Eyang dan photo Romopun dibakarnya. Romo kemudian menemui Ibu dan kakak-kakak serta adikku yang sedang berkumpul diruang tengah, “ Anak-anakku…mulai sekarang Romo akan mengubah jalan hidup Romo, kalian tak usah memanggilku Romo,panggil saja Bapak pada Romo…Romo menyadari bahwa Romo bukanlah siapa-siapa, Romo hanya orang biasa…” Semua terdiam termasuk ibu. Awalnya mereka tidak begitu memahami apa yang di Inginkan Romo, tetapi perlahan semua dapat memahami setelah banyak perubahan yang terjadi Pada Romo, Diantara perubahan itu, Romo mencukur habis kumis dan jenggot lebat yang memenuhi kedua pipinya.Romo juga tiba-tiba mulai rajin mendatangi masjid untuk sholat berjamaah, ‘Iket’ batik yang selalu menghias kepala Romo berganti dengan kopiah hitam. Rupanya Romo sempat “mengadu” kepada ustadz Ahmad, sehingga perubahan yang terjadi pada diri Romo inipun ternyata bukannya tak beralasan.
                                                *******
     Sekitar sepuluh menit aku berdiri diambang pintu, kupandangi Bapak yang masih khusuk di seperempat malam itu.” Hariman..,ada apa kamu berdiri disitu Le…?” bapak membalikkan tubuhnya ke arahku.aku segera mendekatinya dan mencium tangannya.” Ada apa Le, kok kamu jadi aneh seperti ini, ada yang ingin kamu sampaikan pada Bapak..?” Bapak mengulangi pertanyaan yang belum ku jawab, dengan senyum yang menyejukkan hatiku.”Mboten Pak, mboten wonten menopo-menopo…” jawabku lirih, aku mencoba berbohong, sebenarnya aku masih teringat mimpiku barusan..Romo…yaa..Romo,sebutan yang sudah belasan tahun tak ada yang menyebutnya. Kini yang ada didepanku adalah seseorang yang sangat berbeda.Bapak dengan kopiah hitam, wajah yang mulai keriput namun bersih tanpa kumis tebal dan tanpa jenggot yang dulu memenuhi janggut dan  pipinya. Bapak yang dulu gagah perkasa, kini jari-jarinya sudah mulai buyutan bila kelelahan. Namun dari wajahnya yang teduh terpancar cahaya iman dan  kedamaian. Wajah yang dulu aku tak pernah berani menatapnya kini aku betah berlama-lama mengamati kerutan-kerutan yang menghiasi hampir seluruh wajah itu. Setitik air mata menetes, haruku tak dapat kutahan.” Lho Le…kenapa kamu menangis …ada apa malam-malam begini kamu sudah bangun, bukankah kamu masih capek…? Bapak mengusap pundakku dengan lembut. Aku terdiam tak mampu memberi jawaban. “Ya Alloh..terimakasih atas segala innayah-Mu pada Bapakku…terimakasih atas Hidayah yang Kau tunjukkan pada Bapak, sehingga bapak dapat ‘mengenali’ maunah yang ada dalam hatinya.” Do’aku  lirih.
                                             ********
      Romoku, Bapakku, ampunkan aku jika sedari kecil hingga saat ini selalu membuatmu bersusah hati, sebagai anak tak pernah terlintas dibenakku untuk membangkang padamu,aku menyadari benar bahwa sesuatu kebaikan akan ada imbalannya, begitu pula suatu kejelekan pasti akan ada balasannya. Doa’kan aku Romo / Bapak, agar aku dapat membimbing cucu-cucumu kejalan yang benar…..

Referensi :
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِہِمۡ‌ۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوۡمٍ۬ سُوٓءً۬ا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۥ‌ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ (١١)
Artinya :………Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan  yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Qs.Ar-Rad :11)
وَمَا كُنتُمۡ تَسۡتَتِرُونَ أَن يَشۡہَدَ عَلَيۡكُمۡ سَمۡعُكُمۡ وَلَآ أَبۡصَـٰرُكُمۡ وَلَا جُلُودُكُمۡ وَلَـٰكِن ظَنَنتُمۡ أَنَّ ٱللَّهَ لَا يَعۡلَمُ كَثِيرً۬ا مِّمَّا تَعۡمَلُونَ (٢٢)
Artinya : Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu terhadapmu , bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan. (Qs.Al-Fusilat : 22)
رَبِّ ٱجۡعَلۡنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى‌ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلۡ دُعَآءِ (٤٠) رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لِى وَلِوَٲلِدَىَّ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ يَوۡمَ يَقُومُ ٱلۡحِسَابُ (٤١)
Artinya : Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah do’aku. Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mu’min pada hari terjadinya hisab [ hari kiamat]". (Qs.Ibrahim : 40-41)

Hikmah :

Saudaraku, Alloh mengampuni semua bentuk dosa yang dilakukan hambaNya, kecuali satu : Syirik.
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٲلِكَ لِمَن يَشَآءُ‌ۚ وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفۡتَرَىٰٓ إِثۡمًا عَظِيمًا (٤٨)
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari [syirik] itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (Qs. An-Nissa :48)
وَلَقَدۡ أُوحِىَ إِلَيۡكَ وَإِلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكَ لَٮِٕنۡ أَشۡرَكۡتَ لَيَحۡبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ (٦٥)
Artinya : Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada [nabi-nabi] yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan [Tuhan], niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (Qs.Az-Zumar : 65)
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٲلِكَ لِمَن يَشَآءُ‌ۚ وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَـٰلاَۢ بَعِيدًا (١١٦)
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan [sesuatu] dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan [sesuatu] dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (Qs.An-Nissa : 116)


Apakah harus ada musibah yang ditimpakan Alloh pada kita untuk mengingatkan kelalaian kita ?...semoga TIDAK..!!



Salam Hangat...............................................