Biarkan air mata ini mengalir bersama dengan dosa-dosa yang teringat. Lelapkan semua kesemuan dunia yang hanya sementara. Bukalah sedikit matamu untuk melihat dunia yang abadi, telungkupkanlah tanganmu untuk memberi... Berikan senyummu agar orang lain merasakan kabahagiaanmu... mari lukis perasan hati mencintaiNya dengan keimanan dan ketakwaan. Bismillah...

Senin, 23 September 2013

Flash Back: Asyiknya SANDIWARA RADIO "Saur Sepuh"


Saur Sepuh
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Saur Sepuh adalah sandiwara radio yang menjadi Master of the Legend atau legenda terbesar dari sandiwara radio yang pernah ada di Indonesia. Saur Sepuh merupakan karya asli dari Niki Kosasih (almarhum) yang bercerita tentang perjalanan seorang pendekar sakti mandraguna bernama Brama Kumbara yang kelak menjadi raja disalah satu kerajaan diwilayah kulon yang bernama Madangkara.
Saur Sepuh disiarkan melalui media radio pada tahun 1980-an di Indonesia. Saur Sepuh mengambil latar pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk pada zaman kerajaan Hindu Buddha Majapahit di nusantara.
      Serial ini mampu memukau jutaan pendengarnya di seluruh pelosok nusantara. Hampir di tiap-tiap jam tertentu, masyarakat dengan seksama mendengarkan serial ini. Pada saat itu, radio adalah satu-satunya media hiburan rakyat Indonesia yang masih langka, sehingga untuk mendengarkannya mesti secara beramai-ramai ke rumah tetangga yang memiliki radio.
Perusahaan farmasi Kalbe Farma sebagai produsen obat-obatan ternama menjadi mitra utama dari serial ini. Dengan durasi 30 menit dipotong iklan produk obat-obatan, serial ini mampu menghipnotis para pendengarnya untuk berhenti beraktivitas, dan berkonsentrasi untuk mendengarkannya.
Sandiwara radio Saur Sepuh memiliki banyak episode, dalam setiap episode ada 60 seri. Semua disiarkan setiap hari oleh berbagai stasiun radio ditanah air

Sinopsis

Tokoh BRAMA KUMBARA
    Ia seorang pendekar yang menguasai berbagai ilmu kesaktian. Brama secara darah masih keturunan Raja Madangkara. Ayahnya yang bernama Darmasalira adalah keturunan Raja Madangkara yang terkudeta; Kakek Astagina, guru dan juga kakek  Brama ini dulunya pernah pula menjadi Raja Madangkara. Ibu  Brama bernama Gayatri. Ayah kandung Brama tewas dibunuh oleh perampok yang akan menyerang kampung mereka : Jamparing.
Setelah menjanda, Gayatri diperistri oleh Tumenggung Ardalepa, seorang bangsawan dan pejabat dari Guntala. Dari perkawinan ini, lahirlah Mantili, adik satu ibu lain ayah dari  Brama.  
Brama akhirnya menjadi Raja Madangkara karena dia jugalah yang memimpin pergerakan nasionalis Madangkara melawan pasukan perang Guntala. Dengan persekutuannya bersama beberapa kerajaan kecil lain yang juga menjadi jajahan Guntala, terbentuklah pasukan perang Dewangga yang mampu menghancurkan Guntala.
Brama kecil diselamatkan dan dididik langsung oleh Kakek Astagina, seorang pendekar tua sakti yang sebenarnya merupakan kakeknya sendiri dan pernah menjadi raja Madangkara. Dari kakek Astagina inilah Brama memperoleh banyak ilmu kesaktian tingkat tinggi seperti Ajian Bayu Bajra, Tapak Saketi, Tikki Ibeng, Malih Rupa dan ilmu pamungkas yang bernama Serat Jiwa (sebelum akhirnya kelak setelah menjadi raja, Brama kembali menciptakan ilmu baru yang kesaktiannya diatas serat jiwa, bernama Lampah Lumpuh)
Guru Brama hanya seorang yaitu Kakek Astagina. Tidak ada guru lain di luar itu. Apalagi punya guru seorang wanita bernama Sekar Tanjung!
Dari semua ilmu kesaktian yang dimiliki oleh kakek Astagina, hanya satu ilmu yang tidak mau diwarisi oleh Brama, yaitu aji kentut semar.
Brama memiliki pedang biru yang merupakan warisan Kakek Astagina kepada Panglima Bernawa. Pedang biru ini memiliki kembaran yaitu Pedang Merah. Pedang Biru sendiri bukan pedang pusaka yang terlalu hebat seperti digambarkan dalam sinetron Brama Kumbara 2013. Pedang biru hanyalah pedang biasa yang diberikan kekuatan sakti oleh Kakek Astagina.
Manakala pedang biru dan pedang merah disatukan, keduanya akan patah dan mengeluarkan gulungan kertas berisi silsilah raja-raja Madangkara. Dari gulungan inilah kelak Brama mengetahui identitas dirinya sebagai salah satu keturunan raja Madangkara yang sah.
Brama memimpin pasukan revolusi bersama dengan Gotawa dan orang-orang yang satu tujuan dengan mereka. Perjuangan kemerdekaan Madangkara ini didukung penuh oleh Tumenggung Ardalepa dan Gayatri, ayah angkat dan ibu kandung Brama.Ardalepa adalah seorang pejabat Guntala yang sebenarnya membenci penjajahan dan penzaliman terhadap rakyat kecil. Oleh sebab itulah, Ardalepa justru dekat dengan rakyat Madangkara. 
Seperti juga Ardalepa, sosok Brama sangat dekat dengan rakyat Madangkara, semua orang mengasihinya. Hubungan baiknya secara pribadi sebagai seorang pendekar dengan para tokoh rimba persilatan membuat Brama laksana sosok yang ditakuti oleh kawan maupun lawan. Begitupula hubungan diplomatik kerajaan yang ia bangun terhadap kerajaan tetangga sangat baik. Madangkara tidak pernah terlibat konflik dengan kerajaan manapun disekitarnya seperti Pajajaran, Tanjung Singguruh, Niskala, Sumedang Larang, Ajong Kidul, Selimbar, Majapahit dan sebagainya. Bahkan senopati Ranggaweni dari kerajaan Pajajaran merupakan salah satu sahabat dekatnya.
Sosok Brama Kumbara sebagai seorang pejuang kemerdekaan Madangkara dibagian awal cerita sandiwara radio ini akhirnya harus berhadapan dengan kesaktian milik Tumenggung Gardika dari Guntala. Brama kalah dalam pertarungan itu. Gardika ternyata menguasai ajian Serat Jiwa sampai pada tingkat kesepuluh (yaitu tingkat terakhir dari ilmu tersebut). Sementara tingkatan ajian serat jiwa milik Brama ketika ia bertarung melawan Gardika belum mencapai puncak. Dengan kondisi yang terluka parah, Brama diselamatkan oleh Rajawali raksasa sahabatnya dan ia digodok dalam Kolam Lumpur Bergolak yang terdapat di Goa Pantai Selatan. Kemudian,  dari peristiwa kekalahannya itu, Brama menyempurnakan Ajian Serat Jiwa yang ia miliki hingga sampai di Tingkat 10, tingkatan tertinggi ilmu ini.
Gardika yang juga  menguasai Ajian Serat Jiwa sampai tingkat 10 akhirnya kembali bertempur melawan Brama, tetapi dalam duel maut berikutnya itu Gardikalah yang tewas…. tubuhnya hancur menjadi tepung. Meski Ajian Serat Jiwa yang mereka gunakan ada dalam tingkatan yang sama,  Brama lebih unggul  berkat keputihan niatnya dalam menggunakan ilmu tersebut.  Selain itu  Brama mempelajari ajian serat jiwa langsung dari kitab aslinya sehingga penguasaannya pun lebih sempurna dari Gardika. Memang saat itu Kitab Ajian Serat Jiwa tersebar luas dan banyak pendekar mampu menguasainya, namun kebanyakan tidak bisa menguasai sampai tingkat tertinggi. .
Misalnya diceritakan juga tentang sosok Miranti Si Kelabang Hitam yang menjadi musuh Mantili, menguasai ilmu serat jiwa hanya sampai tingkat 2, Jasiun salah seorang yang ikut memperebutkan Pedang Setan setelah dicuri Dewa Maut dan direbut oleh Ki Naga hanya sampai tingkat 4, Mantili  sendiri hanya sampai tingkat 6, Harnum dan Pramitha (kedua istri Brama Kumbara) maupun Patih Kandara (yang kelak menjabat menggantikan Patih Gotawa dijaman pemerintahan Prabu Wanapati) hanya sampai tingkat 8, Soma Wikarta (salah satu murid utama Mantili dari padepokan gunung wangsit) hanya sampai tingkat 9.
Hanya Brama, Jaka Lumayung (kakak seperguruan Brama), Gardika, dan tentu saja Kakek Astagina sendiri yang menguasai sampai tingkat 10. Nenek Lawu, guru Lasmini yang sempat menjadi musuh Brama dan Mantili, hanya menguasai intisari Ajian Serat Jiwa saja namun ia tidak menguasai ilmu serat jiwa itu sendiri.
Ketika ia sudah menjadi raja Madangkara, kelak makam kakek Astagina yang ada digoa pantai selatan, dipugar oleh Brama hingga menjadi pesanggrahan. Dalam proses pembuatan pesanggrahan ini yang diketuai oleh Tumenggung Ajisanta, sempat diganggu oleh gerombolan setan merah yang merupakan orang-orang Guntala yang dendam dengan Madangkara. Pada peristiwa itu, Brama sampai pada puncak murkanya sehingga berubah menjadi raksasa Buto Agni. 
Amarah Brama yang meledak-ledak atas hancurnya goa pantai selatan ini akhirnya bisa dipadamkan oleh Mantili, adik kandung Brama lain ibu, setelah ia menangis dikaki Buto Agni.
Setelah peristiwa ini, pengerjaan pesanggrahan kramat di goa Pantai Selatan itu diteruskan dibawah pengawasan langsung Patih Gotawa dan Panglima Ringkin, panglima perang Madangkara. Sementara Brama Kumbara sendiri bersama Mantili mengejar pelaku perusakan.
Kisah perselisihan Brama bersama tokoh-tokoh Madangkara dengan orang-orang Guntala yang dendam atas kekalahan kerajaannya itu terus berlanjut sampai kemudian mengantarkan pertemuan Brama pada Kijara dan Lugina. Keduanya murid-murid utama Panembahan Pasupati dari gunung saba.
Panembahan Pasupati adalah keturunan adipati Natasuma yang menguasai ilmu Waringin Sungsang. Sebuah ilmu kedigjayaan yang mampu mengalahkan ajian Serat Jiwa tingkat 10. Dari pertemuan ini Brama untuk kedua kalinya setelah ia melawan Gardika diawal kemerdekaan Madangkara, kembali menemui kekalahan.
Tapi tidak butuh waktu lama bagi Brama untuk mendapatkan teknik mengalahkan aji Waringin Sungsang. Ia bahkan berhasil menemukan titik lemah ilmu itu melalui perpaduan antara ajian Serat Jiwa tingkat 1 dan ajian serat jiwa tingkat ke-10. Teknik itu dinamainya ilmu Srigunting. Ilmu ini nantinya diajarkan Brama pula kepada Mantili untuk menghadapi Lugina dan Lasmini.
Namun Brama tidak puas bila hanya bisa menemukan titik lemah aji waringin sungsang saja tanpa membuat orang yang menggunakannya dijalan yang salah bisa bertobat. Akhirnya, Brama menciptakan ilmu baru bernama Lampah Lumpuh. Melalui ilmu inilah nantinya Brama berhasil mengalahkan orang-orang dari Gunung Saba seperti Kijara dan Lugina.
Setelah kekalahan telaknya dari Brama, Kijara dan Lugina akhirnya berbalik menjadi orang-orang yang paling melindungi Brama dari semua ancaman. Terakhir keduanya diceritakan tewas terbunuh oleh Bhiksu Kampala yang datang dari Tibet untuk menjajal ilmu Brama.
Setelah mewariskan singgasananya pada Wanapati, Brama kemudian mengundurkan diri kegoa pantai selatan sampai wafatnya.  
Tentang RAJAWALI SAKTI
Burung Rajawali raksasa ini dikenal sewaktu  Brama masih kecil, ketika digembleng oleh Kakek Astagina di Gua Pantai Selatan. Ketika  Brama bersama Kakek Astagina sedang berbincang di tepi pantai, mereka dikejutkan oleh kedatangan seekor rajawali raksasa yang terbang melintas di depan mereka. Sejak pertama jumpa itu,  Brama sudah ‘jatuh cinta’ dan ingin terbang naik rajawali. Tentu saja itu tak ditanggapi serius oleh Kakek Astagina, “Ya, moga-moga saja rajawali itu mau membawamu terbang….” katanya; tapi sekaligus Kakek pun memperingatkan agar jangan membuat masalah dengan binatang besar dan kuat itu karena bisa berbahaya.
Beberapa kali mereka melihat rajawali itu melintas. Suatu ketika karena saking penasarannya,  Brama yang sudah bertambah besar itu bersuit memanggil rajawali itu. Rajawali cilingukan, lalu datang menyerang. Terjadi pertarungan sengit dan kemudian  Brama ‘menclok’ di punggung rajawali itu dibawa terbang tapi tetap kokoh bertahan. Akhirnya Rajawali itu ‘menyerah’… ia tak lagi menyerang, lalu pergi setelah terbang berputar tenang seolah memberi penghormatan. Sejak itu pun mereka bersahabat…  Brama dapat memanggil rajawali dengan suitannya dan Rajawali itu pun menjadi tunggangannya.
Disini kisah pertemuan Brama dan burung rajawalinya itu memiliki kemiripan dengan versi sinetron versi 2013, hanya saja disana sosok Kakek Astagina diubah menjadi Sekar Tanjung.
ilustrasi pribadi atas sosok Brama yang sedang menunggang burung rajawali
Di kemudian hari, dalam tapa semedinya, Brama mengenali Rajawali Saktinya itu sebagai titisan Dewa Brahma. Brama pernah memberikan sebuah kendi wasiat pada Bongkeng, salah satu abdi terbaik Mantili. Dimana ketika kendi itu dilempar, akan bermunculan rajawali-rajawali kecil yang bisa menyelamatkan Bongkeng dari bahaya.
Tokoh JAKA LUMAYUNG : Ini adalah kakak seperguruan  Brama, sama-sama murid Kakek Astagina. Jaka Lumayung ini kemudian hari, mendirikan dan memimpin Padepokan Serat Jiwa di kerajaan Pajajaran. Ia pernah datang bersama  Brama ke Gunung Saba untuk menjajal Ajian Waringin Sungsang pada Panembahan Pasupati, guru dari Kijara dan Lugina, dan hasilnya, Jaka Lumayung kalah.  Brama kemudian menciptakan Ilmu Lampah-Lumpuh di perguruan milik Jaka Lumayung ini, Jaka Lumayung juga yang dengan setia merawat Brama dalam proses penciptaan ilmu barunya itu di Pajajaran. Dibawah pengawasan Jaka Lumayung, Brama bersemedi seraya berpuasa selama 40 hari lamanya.
KELABANG HITAM: Nama aslinya adalah Miranti. Dia adalah musuh besar Mantili waktu muda. Miranti pernah mengobrak-abrik Padepokan Gunung Wangsit milik Mantili dan mencuri Kitab Ajian Serat Jiwa di perguruan itu dengan bersekongkol dengan murid Mantili yang bernama Soma Wikarta. Mantili pernah dihajar kalah oleh Kelabang Hitam dengan Ajian Serat Jiwa tingkat 2. Dalam pertarungan itu, Mantili nyaris tewas. Ia diselamatkan oleh Jaka Lumayung, kakak seperguruan Brama Kumbara. Dibawah asuhan Jaka Lumayung, Mantili lalu memperdalam Ajian Serat Jiwanya sampai tingkat 3, dan dengan ilmu itu akhirnya ia dapat membinasakan Si Kelabang Hitam. Sampai akhir hidupnya, Mantili menguasai Ajian Serat Jiwa hanya sampai tingkat 6 saja, terakhir ia menggunakan ilmu ini ketika berhadapan dengan Mariba, seorang pendekar dari Gunung Saba yang hendak memperkosa dan mengambil pedang setan miliknya. Mantili juga pernah dikalahkan oleh  Kijara dan Lugina yang memiliki ilmu Waringin Sungsang.
KANDARA: Ia orang Guntala yang berhasil menyusup ke Madangkara dan menjadi pejabat di sana, bahkan sampai menjadi Patih di Madangkara pada generasi kedua (yaitu setelah Brama mangkat dan digantikan oleh putra kandungnya dari Harnum yang bernama Wanapati).
Kandara mengadu domba Prabu Wanapati dengan Pangeran Paksi Jaladara, putra Mantili dan Gotawa. Sempat terjadi perang saudara di antara keduanya. Untung bisa didamaikan oleh Raden Bentar dan Garnis, dua anak angkat Brama dari istri keduanya, Pramitha. Patih Kandara ini menguasai Ajian Serat Jiwa Sampai tingkat ke 8. Kandara akhirnya tewas melawan Soma Wikarta, mantan murid Mantili yang pernah berkhianat dimasa Klabang Hitam, yang menguasai Ajian Serat Jiwa sampai tingkat 9.
Kisah Perjalanan cinta Brama Kumbara :
UTARI, ia adalah cinta pertama  Brama. Ia seorang gadis pendekar yang bertemu dengan  Brama sewaktu bersama-sama memberantas kelelawar siluman di Desa Halimun. Mereka akhirnya bersama-sama dalam pergerakan ‘nasionalis’ Madangkara. Sayang, kemudian dia tewas dalam salah satu pertempuran… Utari ini adalah puteri dari Panglima Bernawa, salah satu panglima perang kerajaan Madangkara sebelum dijajah oleh Guntala.
Lama kemudian, barulah  Brama menemukan cintanya kembali pada diri Harnum, gadis bangsawan dari kerajaan Niskala- yang  juga seorang pendekar dan petualang.
Disaat bersamaan,  Brama  juga bertemu dengan seorang janda bangsawan dari Sadeng bernama Pramitha yang mempunya anak laki-laki kecil bernama Bentar. Ia pernah diselamatkan oleh Brama dalam sebuah peristiwa dan selanjutnya ikut dengan Brama dalam pengembaraannya bersama Harnum sebagai pendekar.
Selain Bentar, Pramitha juga punya anak perempuan yang usianya lebih tua dari Bentar. Ia bernama Garnis. Tapi dalam peristiwa penyerbuan Majapahit yang dipimpin oleh patih Gajah Mada kekerajaan Sadeng itu, Garnis terpisah dari ibunya. Kelak, setelah Brama diceritakan undur diri dari jabatannya selaku raja dan mangkat, Garnis akan datang kemadangkara bersama tunangannya yang bernama Arya Widura guna menjumpai Pramitha dan Bentar.
Kisah berlanjut dengan jatuh hatinya Pramitha  pada  Brama  sebagaimana juga Harnum mencintai Brama. Karena persahabatan yang erat dan mengetahui bahwa sahabatnya juga mencintai orang yang dicintainya, maka ketika  Pramitha dilamar oleh  Brama, Pramithalah yang mensyaratkan untuk juga menikahi Harnum. Jadilah  Brama beristeri dua, dan keduanya diangkat menjadi Permaisuri sampai Brama diceritakan wafat. Ia tidak pernah punya selir.
Selain Utari, Harnum, dan Pramitha, ada wanita lain sebenarnya yang pernah mengisi hati  Brama. Namanya  adalah Doria, gadis cantik berjiwa petualang. Dari Doria inilah  Brama menerima Sepasang Gelang Marmer Putih yang selalu melekat ditangan Brama dan menjadi salah satu senjata pusaka Madangkara.
KISAH CINTA MANTILI-GOTAWA-SAMBA-WIDATI
Mantili pada mulanya menjadi kekasih Raden Samba, seorang bangsawan dari Kerajaan Sanggam. Mereka berdua bersama hendak merintis pengembangan Padepokan Gunung Wangsit yang didirikan oleh Mantili. Mereka memang saling mencintai, tapi juga sering bertengkar karena dua-duanya sama-sama muda dan keras.
Raden Samba memiliki ilmu yang aneh yang bernama Rongrong, ia bisa menembus tanah. Pada suatu ketika, Raden Samba dan Mantili berkenalan dengan seorang janda muda dan kaya bernama Widati, yang dulu merupakan isteri Juragan Anom. Sebuah perjumpaan biasa, bermula dari menolong roda pedati yang terperosok, sampai kemudian mengadakan perjalanan bersama. Sebagai catatan, Widati digambarkan sebagai seorang perempuan yang muda dan cantik, semacam janda kembang.
Ketika Mantili dan Samba bersama dua punakawannya Merid dan Bongkeng yang di ikuti oleh Widati mengejar Miranti si Kelabang Hitam kesebuah pulau terpencil, perahu yang mereka tumpangi  telah di lubangi oleh penjualnya yang ternyata ulah dari anak buah miranti.Di tengah gelombang tinggi dan angin kencang, perahu Mantili terbalik dan para penumpangnya berenang menyelamatkan diri. Mantili terdampar di pantai sendirian, sedangkan di lain tempat, merid harus menarik bongkeng yang pingsan ke tempat kering. Sementara itu, Raden samba dan Widati terseret ombak hingga terdampar di sebuah gua di pinggir pantai.
Entah siapa mulai menggoda atau memang saling menggoda dan juga saling tergoda, dalam keadaan terdampar itu, terjadilah ‘perselingkuhan’ antara Raden Samba dan Widati. Ketika mengetahui hal itu, tentu saja Mantili murka… untunglah  Brama berhasil meredam suasana sehingga tidak terjadi pertumpahan darah. Akhirnya, Raden Samba pun menikah dengan Widati. Mereka kemudian tinggal di Kadipaten Gunalaga. Setelah berjalan sekian lama, hubungan antara Raden Samba dan Mantili serta Brama sendiri tetap bersahabat baik.
Ketika Mantili dalam situasi ‘galau’ itu, orang yang sering hadir menemani adalah Gotawa, seorang pejuang nasionalis Madangkara yang sebenarnya juga sudah lama bersama Brama dalam perjuangan menegakkan kembali Madangkara. Kebersamaan itu pun lama-lama menumbuhkan cinta, bukan cinta yang romantis memang… tapi perjumpaan pribadi yang cocok: Gotawa sangat mengagumi Mantili yang cantik dan perkasa itu, tetapi juga sangat menghormatinya, dan sebagai orang yang memang lebih tua ia mau mengalah dan bisa ‘ngemong’ watak Mantili yang keras dan meledak-ledak.
Mantili merasa  menemukan sosok orang yang tenang dan dewasa, mampu mengimbangi sifat-sifatnya, dan sungguh memenuhi kriteria sebagai pria yang baik seperti sosok kakaknya, Brama Kumbara.  
Brama yang memergoki kekariban mereka dan tahu betul bahwa hanya orang seperti Gotawa yang dapat mengimbangi sifat-sifat Mantili adiknya, tentu saja mendukung dan mendorong pula perjodohan mereka. Akhirnya mereka pun menikah, dari perkawinannya lahirlah Pangeran Paksi Jaladara atau Raden Paksi Jaladara. 
Kisah persahabatan antara Mantili sebagai istri dari patih Gotawa dengan Raden Samba, mantan kekasih lamanya akan berlanjut ketika Raden Samba atas izin dari istrinya, Widati, membantu Mantili menemukan kembali Pedang Setannya yang hilang dicuri setelah penyerbuan Wirya Kumandra yang mengakibatkan Gotawa terluka dan Dewa Maut yang berhasil mencuri pedang itu.
Diantara keduanya tidak pernah terlibat perselingkuhan apapun, hubungan mereka setelah keduanya berkeluarga adalah murni persahabatan. Raden Samba juga dalam proses pencarian pedang setan ini pernah menyelamatkan Mantili yang hampir tewas dihajar oleh Lugina dengan ajian Waringin Sungsang.
Adapun sosok Patih Gotawa, dia sebenarnya jika dilihat dari sejarah awal Saur Sepuh, berusia lebih tua dari Brama. Ia mantan senopati Madangkara sebelum diserang oleh Guntala. Gotawa merupakan adik seperguruan dari panglima Bernawa. Ketika Madangkara jatuh ditangan Guntala, Gotawa menyamar menjadi seorang pengusaha sambil terus menghimpun kekuatan di antara pemuda-pemuda Madangkara guna mengobarkan pembrontakan terhadap Guntala.
Brama sendiri memanggil Gotawa awalnya dengan sebutan paman. Usia Gotawa setidaknya sebaya dengan Tumenggung Ardalepa, ayah kandung Mantili.  Gotawa menguasai ilmu Tatar Bayu yang membuatnya bisa berlari sangat cepat seiring angin. 
Gotawa adalah sosok orang yang sangat setia, dan kesetiaannya itu akan terbukti dengan pengabdiannya yang tulus sebagai patih pada Brama Kumbara.
Tentang PEDANG SETAN dan PEDANG PERAK
Tentang latar belakang Pedang Setan, ia asal mulanya milik komplotan Pedang Setan yang selalu menebar teror. Kesaktian Pedang Setan yaitu pedang ini bisa mengeluarkan asap berbau busuk seperti bangkai yang memabokkan lawan. Selain itu, Pedang Setan sangat kuat, sehingga jarang-jarang ada pedang yang tahan beradu melawan Pedang Setan ini.
Brama yang berhasil menumpas komplotan penjahat ini, kemudian membawa Pedang Setan dan memberikannya kepada Mantili, adiknya yang memang sangat berbakat memainkan pedang. Mantili memang kurang berbakat dalam hal penguasaan ilmu kadigdayaan, tetapi sangat berbakat dalam ilmu tangan kosong dan sangat mahir dalam memainkan pedang.
Maka, ketika Mantili mendapatkan pedang pusaka yang dahsyat dan langka ini, bisa dikatakan ia menjadi singa bersayap saja. Mantili menjadi terkenal sebagai pendekar pedang sejati, pendekar pedang nomor satu. Ada suatu rahasia yang diketahui  Brama dan disampaikan pada adiknya, sehingga hanya Mantili sendiri yang bisa memainkan pedang pusaka dengan sempurna, tanpa mabok dan sama sekali tidak terganggu oleh aroma busuk asap beracun si Pedang Setan.
Kemasyuran nama ini mendatangkan rasa penasaran pada seorang pendekar pedang kelas wahid, bernama Taji Barnas yang dikenal dengan sebutan Si Pedang Perak. Ia seorang pendekar pedang yang sangat sakti pula, mempunyai pedang pusaka bernama Pedang Perak, yang mengeluarkan cahaya yang sangat menyilaukan mata. Si Pedang Perak menantang Si Pedang Setan, untuk membuktikan siapa yang layak mendapat sebutan pendekar pedang sejati atau pendekar pedang nomor satu.
Awalnya tantangan itu tidak ditanggapi, karena sebenarnya mereka sama-sama tokoh golongan putih dan memang tidak saling memiliki persoalan, tapi lama-lama akhirnya dilayani juga. Mantili berlatih pedang dibawah pengawasan patih Gotawa dengan cara menatap matahari, sebab  pedang perak milik taji barnas terkenal dengan cahaya yang bisa membutakan mata. Singkat cerita, setelah keduanya mempersiapkan diri dengan latihan bagaimana menghadapi senjata dan kesaktian lawan, akhirnya duel pun dilaksanakan. Pertempuran di bawah sinar purnama itu begitu dahsyat dan berimbang. Namun akhirnya Mantili yang unggul. Taji Barnas Si Pedang Perak tewas dalam pertarungan adu ilmu pedang tingkat tinggi itu.
Taji Barnas mewariskan pedang pusakanya kepada Mantili. Tapi sekian waktu senjata itu hanya tersimpan saja tanpa terpakai. Sampailah pada suatu peristiwa, Pedang Setan Hilang, dicuri oleh Dewa Maut. Dari tangan Si Dewa Maut, pedang direbut oleh Ki Naga, direbut lagi oleh Jasiun, dan kemudian jatuh ke tangan Mariba. Mariba, yang masih saudara seperguruan Kijara dan Lugina inilah yang berlatih keras untuk bisa menggunakan Pedang Setan dan kemudian berhasil pula memainkannya. 
Dari peristiwa itu, akhirnya Mantili mencoba untuk menguasai Pedang Perak secara sempurna. Hebatnya, pedang perak ini tidak akan rusak atau patah ketika diadu dengan Pedang Setan milik Mantili. Dalam sebuah pertempuran dikademangan Cempaka, akhirnya Mantili berhasil merebut kembali pedang setannya dan membunuh Mariba.
Raden Paksi Jaladara dan Prabu Wanapati
Kedua tokoh ini muncul setelah Brama mundur dari cerita Saur Sepuh. Kehadiran Paksi Jaladara dan Wanapati merupakan epik kedua dari sandiwara radio tersebut yang menceritakan perjalanan generasi kedua tokoh-tokoh sakti Madangkara.
Sayangnya diawal berkuasanya Wanapati menggantikan Brama, ia sudah terlibat konflik dengan Paksi Jaladara. Konflik ini pada dasarnya bukan bersumber dari kedua tokoh ini secara langsung akan tetapi berkat konspirasi dari Patih Kandara yang mendampingi Wanapati di Madangkara.
Raden Paksi mewarisi watak dan keahlian bermain pedang dari ibunya, Mantili. Punya cita-cita menjadi panglima perang angkatan bersenjata kerajaan madangkara. Demi mewujudkan cita-citanya ini dia sering melatih olah kanuragan dan latihan perang dengan para pemuda Madangkara di kadipaten jamparing. Kegiatannya ini kemudian dijadikan gosip oleh patih kandara yg mengadu pada prabu wanapati bahwa raden paksi sedang menyusun kekuatan untuk memberontak.
Prabu wanapati mewarisi watak Harnum sang ibunda yang kalem dan polos. Dia lebih menyukai ilmu tata pemerintahan dari pada olah kanuragan. Namun karena usianya msh sangat muda, ia menjadi makanan empuk bagi hasutan patih kandara yang licik.  
Raden Bentar, ia putra tiri dari Brama. Anak kandung Pramitha dan Adipati Sadeng. Meski begitu, Bentar lebih banyak mewarisi sifat-sifat brama. Arif bijaksana dan sakti mandraguna. Dia jadi penengah dan pendamai dalam kemelut perang saudara Madangkara pada episode Sengketa Tanah Leluhur.
Atas konspirasi dari Patih Kandara, Raden Bentar dipindahkan oleh prabu Wanapati dari Kadipaten Jamparing menuju kekadipaten Singkur. Raden Bentar sendiri pernah terluka parah diserang oleh Patih Kandara dengan ajian Serat Jiwanya dalam usahanya mendamaikan prabu Wanapati putera Brama dengan Paksi Jaladara putra Mantili. Kemudian dibantu oleh ibunya, Pramitha, Bentar mempelajari ajian Lampah Lumpuh digoa pantai selatan ditemani juga oleh rajawali raksasa milik Brama.
Selanjutnya dalam cerita Saur Sepuh sesudahnya, Raden Bentar diceritakan berguru dengan Bhiksu Kampala dari Tibet hingga menguasai ilmu Angin Es, Ikatan Roh dan Salju Menyiram Bumi. 
Patih Kandara sendiri pada episode perang saudara itu akhirnya dikalahkan oleh paman Soma Wikarta, bekas murid Mantili yang dulu pernah berkhianat dan bersekutu dengan Miranti si Klabang Hitam dalam mencuri kitab Ajian Serat Jiwa dipadepokan Gunung Wangsit milik Mantili. Patih Kandara yang menguasai ajian Serat Jiwa tingkat 8 kalah dan tewas oleh Soma yang menguasai ajian Serat Jiwa tingkat 9. Diepisode ini diceritakan pula tentang pertobatan dari Soma atas sikap-sikapnya yang keliru dimasa lalu pada Mantili. Pertobatannya itu diterima oleh Pramitha dan Bentar yang kemudian menjadi jembatan bagi Soma untuk menjalin hubungan baik kembali kepada tokoh-tokoh Madangkara lainnya.
Tokoh Garnis, seperti ditulis pada bagian atas, adalah putri pertama dari Pramitha dan Adipati Sadeng. Ia seorang pendekar pedang sebagaimana Mantili. Ia pernah mengembara ke Majapahit untuk menuntut balas pada patih Gajah Mada atas kematian ayahnya dalam penyerangan Majapahit ke Sadeng. Tapi niatnya itu dibatalkan setelah kemudian ia bertemu dengan Pramitha dan Bentar di Madangkara.
Tokoh Garnis pertama kali keluar dalam episode Sengketa Tanah Leluhur. Ia menjadi salah satu tokoh sentral yang ikut mewarnai kisah Saur Sepuh pada generasi keduanya.
Adapun mengenai Lasmini, ia adalah tokoh kontroversial dari Pamotan. Ia pernah menjadi kekasih dari Tumenggung Bayan yang merupakan abdi Bhre Wirabhumi ketika memberontak pada prabu Wikrama Wardhana di Majapahit. Tumenggung Bayan tewas ditangan Brama yang menyaru menjadi Satria Madangkara karena Tumenggung Bayan telah membunuh Tumenggung Adiguna utusan Brama kepada Pamotan.  
Lasmini kemudian bersama Jamali sahabat akrabnya, mencari Brama untuk menuntut balas. Namun ketika bertemu, ia malah jatuh hati pada Brama. Karena cintanya ditolak oleh Brama, Lasmini akhirnya melampiaskan kekesalannya dengan Mantili, Gotawa dan Harnum. Ketiganya berhasil dirobohkannya dengan Aji Sirep Megananda.
Syahdan setelah ia ditundukkan oleh Brama dalam sebuah adu kesaktian yang mengembalikan Mantili, Gotawa dan Harnum,  kelak Lasmini kembali membuat keributan di Madangkara. Disini ia berhasil ditundukkan oleh Mantili dan diusir keluar dari Madangkara. Jamali sendiri kemudian mengabdi di Madangkara sebagai seorang tumenggung. Ia pernah menemani Brama melawat kesalah satu desa yang terkena endemi penyakit berbahaya. Jamalipun pernah menjadi saksi hidup kekalahan Panglima Ringkin dan Senopati Indra Kumala yang menguasai ajian serat jiwa dan tapak saketi dari Kijara dan Lugina yang menguasai ilmu Waringin Sungsang.
Jauh berselang waktu kemudian, diceritakan pula bahwa Lasmini menemukan sosok Brama pada diri raden Bentar. Ia kemudian mendekati Bentar yang usianya sebenarnya jauh dibawah Lasmini. Dengan berbagai pendekatannya, Lasmini berhasil memikat Bentar. Keduanya sempat terlibat skandal asmara. Hanya sayangnya, kisah cinta ini justru mendapat pertentangan langsung dari Mantili. Di matanya Lasmini benar-benar seorang wanita penggoda. Ia tak rela Bentar dipermainkan cintanya. Mantili, di mata Lasmini adalah perempuan yang sok kuasa dan terlalu jauh berprasangka tentang cintanya kepada Bentar, lelaki muda yang sungguh kini merenggut hatinya. Bagi Lasmini, Mantili adalah penghalang; di mata Mantili, Lasmini adalah perempuan jalang yang harus disingkirkan. Perseteruan dua wanita pendekar pun semakin dalam dan membakar dada.
Singkat cerita, Lasmini yang cintanya terlunta-lunta akhirnya jatuh di pelukan hartawan tua, Juragan Basra. Disangkanya kebahagiaan akan dapat diraihnya dengan bermodalkan harta. Tapi harapannya sia-sia. Hidup bersama tanpa cinta ternyata tak memberi kebahagiaan yang dicarinya. Mereka berselisih dan bertengkar. Pertengkaran memuncak ketika Lasmini hendak pergi, ikut boyong rakyat Pajajaran ke Galuh. Bagi Juragan Basra, ini bukan kepergian biasa… Lasmini pasti hanya cari alasan untuk meninggalkannya.
Marah, tak rela ditinggal tapi juga tak bisa menahan kepergian, Juragan Basra pun gelap mata. Ia menyuruh anak buahnya membinasakan Lasmini… lebih baik ditinggal mati sekalian daripada ditinggalkan pergi ke entah tujuan. Anak buah Juragan Basra tak mampu menandingi ilmu silat Lasmini. Tapi mereka bukan orang bodoh dan pula bukan pendekar yang mengandalkan ilmu kesaktian saja. Dengan licik mereka menyerang menggunakan serbuk beracun. Lasmini roboh… dan lelaki-lelaki berandal itu pun akhirnya secara beramai-ramai memperkosanya, sebelum kemudian membunuhnya dengan jalan melempar kejurang.
Dalam hitungan detik tubuhnya menyentuh dasar jurang, datanglah seorang nenek tua yang menolong Lasmini yang tak berdaya. Nenek Lawu, pendekar sakti mandraguna menolongnya, bahkan kemudian menggemblengnya dengan ilmu-ilmu yang luar biasa. Jurus yang langka dan digjaya, melempar kembang anggrek jingga sebagai senjata rahasia. Berbekal ilmu sakti, Lasmini mengamuk menuntut balas pada lelaki-lelaki yang menginjak-injak harga dirinya.
Setelah kematian gurunya, Lasmini turun gunung… kemunculannya untuk menuntut balas menggegerkan Pajajaran. Para pendekar yang penasaran pun banyak yang berjatuhan. Madangkara pun tersulut rasa penasaran. Dikirimlah dua jawara Madangkara, Atang Subali dan Gatra Denawa, sepasang pendekar cambuk yang perkasa. Jurus Anggrek Seratus tersapu habis oleh dua jawara Madangkara yang memang perkasa. Tapi Lasmini kini adalah pendekar pilih tanding. Anggrek Seribu, jurus andalan ilmu Anggrek Jingga dikeluarkannya. Dua jawara pun roboh tak berdaya, cambuk mereka terlepas ketika Lasmini denga jeli dan cepat membidik pergelangan tangan mereka. Kehebohan demi kehebohan terus berkembang seiring munculnya pendekar perempuan yang bersenjatakan anggrek jingga, Si Kembang Gunung Lawu. Lasmini pun semakin dikejar dan diburu.
Kembali terulang nasib Lasmini: menjadi yang terpinggirkan, terusir dan kalah oleh kenyataan. Ia yang semula turun gunung sebagai pendekar sakti mandraguna, yang siap menuntut balas terhadap para penghinanya, kini terpaksa menyingkir karena begitu banyak pendekar yang memusuhinya.
Di Gunung Lawu, rumah gurunya, saat kepedihan begitu dalam menyiksanya, tak sengaja ia menemukan sebuah Kitab Pusaka, suatu ilmu yang belum diwariskan oleh gurunya, Ilmu Sinar Dewata atau yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Ajian Cipta Dewa, ilmu yang bersumberkan pada penggabungan intisari Ajian Serat Jiwa, intisari Ajian Waringin Sungsang, dan intisari Ilmu Lampah-Lumpuh. Penuh harapan, Lasmini pun mempelajari kitab ilmu sakti gurunya. Dan begitu berhasil menguasai Cipta Dewa, pertama-tama ingin dijajalnya kesaktian baru ini dengan menantang Sang Mahaguru Padepokan Gunung Saba, Panembahan Pasopati. Cipta Dewa memang luar bisa, Sang Panembahan yang digjaya itu pun tewas karenanya.
Target berikutnya dari Lasmini adalah Mantili. Dalam sebuah pertempuran hebat, Mantili pun roboh tak berdaya menghadapi Ajian Cipta Dewa. Kalau saja bukan karena Bentar menghalanginya, pastilah Mantili akan tewas saat itu juga. Tapi nasib Lasmini selalu demikian, terulang dan terulang: ketika kemenangan seolah telah diraih, saat itu juga ia terlempar ke jurang kegagalan. Ilmu sakti berhasil dikuasanya. Pendekar yang begitu tersohor pun roboh tewas di tangannya. Mantili musuh bebuyutannya pun berhasil ditumbangkannya… tapi ia terusir oleh lelaki yang begitu dicintainya, “Bibi jahat… Bibi jahat… Bibi Lasmini telah membunuh Bibi Mantili… Bibi jahat…. pergiiiiiii… pergiiiiiii….!”
Dipandang jahat atau pun jalang oleh orang yang memang membencinya seperti Mantili, Lasmini memang tertusuk hatinya tapi itu tidaklah apa-apa, malahan memacu semangatnya untuk membalas pada saatnya. Tapi dibenci oleh orang yang dicintai dan sebenarnyalah sungguh pula mencintainya, ah itu jauh lebih berat dan menyakitkan rasanya…. Lasmini… Lasmini… beginilah yang terus terjadi, wanita yang ingin mereguk kebahagian sederhana saja, tapi selalu tersingkir dan terlempar jauh begitu apa yang dicari seolah sudah nyaris teregam di tangannya.
Raden Bentar berduka. Memang, di bibir ia mengusir Bibi Lasmini yang dicintainya. Tapi dalam hati ia sebenarnya sangat merindukannya. Kegalauan sang pangeran muda pun meresahkan para sesepuh Madangkara. Berbagai upaya dilakukan untuk menghiburnya, tapi juga sekaligus untuk menjauhkan Lasmini dari hatinya.
Terpetiklah berita, seorang puteri pejabat Pajajaran, Tumenggung Gitanyali, konon sangat cantik dan sedemikian mirip dengan Lasmini. Dengan dalih mengundang menghadiri acara Kerajaan, Sang Tumenggung bersama keluarganya diundang. Tujuannya, agar Raden Bentar bisa diperkenalkan dengan Dewi Anjani, agar hatinya segera bisa melupakan Lasmini. Anjani adalah seorang perempuan terhormat, puteri seorang Tumenggung dari Kerajaan yang besar. Jauh lebih layak daripada Lasmini yang di kalangan para sesepuh Madangkara dianggap tak lebih dari seorang petualang cinta yang sedang memperdaya seorang remaja muda yang masih hijau soal cinta.
Mereka pun akhirnya diperkenalkan. Raden Bentar pun terpesona pada Dewi Anjani yang begitu mirip dengan Lasmini yang merenggut cinta pertamanya. Tapi sebenarnyalah, Bentar tak sungguh jatuh cinta. Ia hanya menemukan bayang-bayang Lasmini dalam diri gadis muda yang sedemikian mirip dengan perempuan yang dicintanya.
Siapakah Dewi Anjani itu? Bagaimana ia bisa demikian mirip dengan Lasmini? Konon ceritanya, ia sebenarnyalah anak gadis dari Lasmini sendiri. Dikisahkanlah latar belakangnya. Dulu, tampillah Lasmini sebagai seorang pendekar muda yang berbekal setingkatan ilmu kependekaran berteguh membela keadilan dan kebenaran. Sekawanan perampok dihajarnya, kocar-kacir tak berdaya. Tapi di tengah kebanggaan itu, tampillah sahabat para perampok itu, seorang pendekar yang lebih tinggi ilmunya, Si Tombak Iblis yang keji. Lasmini roboh di tangannya. Si Tombak Iblis pun ingin memperkosanya.
Lasmini tak berdaya. Tapi di saat genting itu, muncullah seorang prajurit muda yang tampan dan perkasa. Seorang punggawa pasukan tombak, Punggawa Gitanyali namanya. Pendekar tombak bertemu pimpinan prajurit tombak, beradu ilmu. Si Tombak Iblis tak berdaya, takluk di depan sang prajurit muda perkasa. Orang muda, tampan, punya jabatan, punya kesaktian…. sungguh bisa menjadi sandaran kebahagiaan. Lasmini pun akhirnya menerima pinangan sang punggawa. Mereka hidup bahagia sampai kemudian Lasmini melahirkan seorang bayi mungil yang cantik, puterinya, Anjani… Dewi Anjani namanya. Tapi kebahagiaan yang baru datang, selalu kemudian pergi.
Tak kerasan karena jiwa petualangnya terbatasi tembok-tembok istana, membuat Lasmini sering cekcok dengan Gitanyali suaminya. Puncaknya, mereka berpisah. Gitanyali tetap dengan pengabdiannya untuk negara, kemudian menikahi gadis keraton juga yang dari dulu sebenarnya sudah memperhatikannya tetapi tak pernah mendapat perhatiannya. Anjani pun hidup dalam asuhan Gitanyali bersama isterinya yang barul. Sementara Lasmini pergi merantau, pergi bersama hatinya yang terluka… sampai kemudian ia bertemu Tumenggung Bayan, harapan barunya… tapi kekasihnya itu pun kemudian tewas di tangan Brama Kumbara. Kebahagiaan seolah tak mau datang, hanya menggodanya, begitu tertangkap langsung buyar dan kembali ia terlontar ke sepi derita.
Kehebatan Lasmini dan sepak terjangnya yang selalu membuat ulah dimana-mana dengan ilmu cipta dewanya akhirnya membuat Brama Kumbara turun tangan, dari titik inilah selanjutnya Garnis, sebagai salah satu tokoh Madangkara digambarkan telah ditemui oleh Brama yang secara khusus keluar dari tapa semedinya dipengasingan guna mewariskan ilmu Cipta Dewi. Sebuah ilmu dahsyat gabungan dari Ajian Serat Jiwa, Lampah Lumpuh dan juga Cipta Dewa milik Lasmini. Ditangan Garnis, Lasmini yang sebelumnya berilmu hebat akhirnya menemui kekalahan telak.
O.iya, ada dua tokoh lagi yang belum diceritakan disini. Dua punakawan yang selalu mengiringi perjalanan Mantili dan Raden Samba semasa mengelana sebagai sepasang pendekar yang mengejar Miranti si Klabang Hitam. Nama keduanya adalah Merid dan Bongkeng.
Baik Merid maupun Bongkeng tidak punya ilmu silat apalagi kesaktian apapun. Keduanya adalah dua punakawan yang biasa menghibur dan membantu membawa-bawa barang di dalam pengembaraan tersebut. Kelak, setelah Raden Samba menikah dengan Widati, Bongkeng mempunyai usaha sendiri dikadipaten Gunalaga dibawah kerajaan Sanggam dan sukses menjadi seorang saudagar. Merid tetap mengikuti Samba dan Widati.
Inilah kisah asli Saur Sepuh yang pernah ada diera 80-an. Sebuah kisah yang ditulis oleh almarhum Niki Kosasih dan menjadi populer ditelinga anak-anak sampai orang tua dijaman itu. 
Kisah kisah Saur Sepuh :
  1. DARAH BIRU
  2. PERJALANAN BERDARAH
  3. SINGGASANA BERDARAH
  4. BARA DI BUMI ANGKARA
  5. BANJIR DARAH DI BUBAT
  6. SASTRAWAN DARI JAMPARING
  7. SENGKETA TANAH LELUHUR
  8. SATRIA MADANGKARA
  9. DARAH PUTRA SANGGAM
  10. PESANGGRAHAN KERAMAT
  11. TELAGA RENA MAHAWIJAYA
  12. KEMBANG GUNUNG LAWU
  13. MUTIARA DARI TIMUR
  14. AIRMATA DI MADANGKARA
  15. PERAWAN BUKIT LEJAR
  16. PERGURUAN ANGGREK JINGGA
  17. TITISAN DARAH BIRU
  18. ISTANA ATAP LANGIT
  19. DIATAS LANGIT ADA LANGIT
  20. SEPASANG WALET PUTIH

Tokoh

  • Brama Kumbara (suara diisi oleh Ferry Fadli): Raja Madangkara, kakak dari gusti putri Dewi Mantili, Beristrikan Dewi Harnum, Pramitha. Murid dari Ki Astagina. Brama Kumbara memiliki ajian gelang-gelang, Serat Jiwa, Ajian Waringin sungsang, Ilmu Ciptadewa. Brama Kumbara Diperankan oleh Fendi pradana.
  • Mantili (suara diisi oleh Elly Ermawati): Adik dari Brama Kumbara, mempunyai pedang setan dan pedang perak. Pedang setan akan mengeluarkan asap beracun sementara pedang perak mampu membutakan mata. Mantili mempunyai musuh bebuyutan yaitu Lasmini, wanita sundal yang mengumbar cinta dimana-mana.
  • Dewi Harnum : (suara diisi oleh Nani Sumardi)Istri pertama Brama Kumbara
  • Paramita (suara diisi oleh Maria Oentoe) : Istri kedua Brama Kumbara
  • Raden Samba (suara diisi oleh Edy Dhosa)
  • Lasmini (suara diisi oleh Ivonne Rose): Perempuan penggoda, yang menebar cinta dimana-mana. Mempunyai Ilmu Cipta Dewa yang mampu mengalahkan mantili dalam duel berdua. Lasmini menyimpan dendam membara pada Brama Kumbara karena cintaya yang tidak terbalaskan. Diperankan oleh murti sari dewi.
  • Bongkeng (suara diisi oleh Bahar Mario)
  • Merit (suara diisi Mario Kulon)
  • Patih Gotawa (suara diisi oleh Petrus C.Urspon): Suami Mantili
  • Raden Bentar (suara diisi oleh Petrus C.Urspon): Putra Senopati Sadeng dan Dewi Pramitha sekaligus anak tiri dari Brama Kumbara. Raden Bentar merupakan generasi kedua Saur sepuh setelah Brama Kumbara dan Mantili bertapa disuatu tempat.
  • Garnis Waningyun (suara diisi oleh Anna Sambayon pernah juga Novia Kolopaking): Kakak kandung Raden Bentar. Kelak ia bahu membahu dengan raden Bentar untuk mempertahankan Madangkara dari gerogotan orang-orang Kuntala.
  • Raden Wanapati : Putra Mahkota Madangkara yang menggantikan Brama Kumbara. Dibawah kendali Wanapati, Madangkara banyak bergejolak, ketidak puasaan akan kepemimpinan kaum muda yang emosional di tentang oleh kaum-kaum tua yang telah berjasa pada Madangkara.
  • Raden Paksi Jaladara (suara diisi oleh Bambang Jeger) : Putra dari Mantili dan Patih Gotawa
  • Dewi Anjani (suara diisi oleh Novia Kolopaking) : Anak Lasmini. Mempunyai wajah yang amat mirip dengan Lasmini. Raden Bentar yang cinta mati dengan Lasmini (tapi ditentang Mantili) akhirnya tertarik juga dengan Dewi Anjani. Dalam menjalin Cinta Raden Bentar - Dewi Anjani, ada pihak ketiga yaitu sekar kedaton Madangkara Dewi Rara Amiati.
Brama pernah mencintai seorang wanita. Kisah cinta ini muncul dalam episode berjudul Bara di Bumi Ankara, dimana dalam perjalanannya di Ankara, Brama jatuh cinta dengan seorang putri raja bernama Putri Doria.Cinta pertamanya itu terbunuh dalam sebuah pertempuran. Sosok Brama yang gagah, tampan, dan karismatik banyak menarik perhatian wanita, termasuk Lasmini yang pada akhirnya menjadi musuh bebuyutannya. Di antaranya yang akhirnya berhasil mengambil hatinya adalah sosok Dewi Harnum. Dewi Harnum hampir selalu menjadi pendamping Brama dalam perjalanannya. Dia juga yang menjadi satu-satunya saksi pertarungan dahsyat Ajian Serat Jiwa tingkat 10 melawan Ajian Serat Jiwa tingkat 10 antara Brama dengan Gardika (musuh bebuyutan Brama).
Namun kemudian Brama dan Harnum bertemu dengan Paramita, seorang janda beranak 2 (Raden Bentar dan Garnis) yang juga menaruh hati kepada Brama Kumbara. Harnum kemudian bersahabat erat dengan Paramita. Dan ketika Brama kemudian menyunting Harnum, Harnum setuju dengan satu syarat jika Brama juga menyunting Paramita.

Mantili

Sebenarnya cinta sejati Mantili adalah Raden Samba. Namun karena sifat Mantili yang keras, mereka sering bertengkar dan pada akhirnya Mantili malah menikah dengan Patih Gutawa. Raden Samba yang kemudian menikah dengan wanita lain ternyata masih menyimpan hati kepada Mantili, akibatnya pernikahannya jadi tidak harmonis.
Di kemudian, hari putra Raden Samba datang ke Madangkara mencari Mantili untuk membalas dendam karena menganggap Mantili sebagai penyebab ketidakharmonisan keluarganya.

BAYI TABUNG (Fertilisasi in vitro)



    Bayi tabung atau pembuahan in vitro (bahasa Inggris: in vitro fertilisation) adalah sebuah teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita. Bayi tabung adalah salah satu metode untuk mengatasi masalah kesuburan ketika metode lainnya tidak berhasil. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah medium cair.
Teknologi ini dirintis oleh P.C Steptoe dan R.G Edwards pada tahun 1977.

Proses Bayi Tabung

Pasangan menikah yang dalam waktu tertentu belum juga mendapatkan keturunan, banyak menjadikan bayi tabung sebagai solusi. Program pembuahan dalam tabung ini memang membawa harapan bagi mereka yang mengalami masalah kesuburan. Namun tidak semua orang paham mengenai bayi tabung dan bagaimana proses bayi tabung tersebut.
Secara sederhana, bayi tabung diartikan sebagai proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh ibu. Dalam bahasa Latin bayi tabung dikenal dengan istilah in vitro vertilization, yang berarti 'pembuahan dalam gelas atau tabung.'
Proses bayi tabung sendiri diawali dengan konsultasi dan seleksi pasien, dimana baik suami dan istri akan diperiksa sampai dengan ada indikasi untuk mengikuti program bayi tabung. Jika memang diindikasikan, baru bisa masuk dan mengikuti program bayi tabung.
Proses bayi tabung selanjutnya adalah, melakukan stimulasi atau merangsang indung telur untuk memastikan banyaknya sel telur. Secara alami sel telur memang hanya ada satu, namun dalam program bayi tabung, perlu lebih dari satu sel telur untuk memperoleh embrio.
Proses bayi tabung yang ke tiga adalah, pemantauan pertumbuhan folikel atau cairan berisi sel telur di dalam indung telur melalui ultrasonografi. Pemantauan pertumbuhan folikel ini bertujuan untuk melihat apakah sel telur sudah cukup matang untuk dipanen atau belum. Baru kemudian mematangkan sel telur, dengan cara menyuntikan obat agar siap dipanen.
Proses bayi tabung selanjutnya adalah, melakukan pengambilan sel telur untuk kemudian di proses di laboratorium. Pada hari yang sama, akan dilakukan pengambilan sperma suami. Jika tidak ada masalah, pengambilan dilakukan dengan cara bermasturbasi. Namun bila ditemukan kendala, maka akan dilakukan operasi pengambilan sperma melalui buah zakar.
Setelah proses diatas selesai, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pembuahan atau fertilisasi di dalam media kultur di laboratorium, sehingga menghasilkan embrio. Baru setelah embrio terbentuk, akan dilakukan proses transfer embrio kembali ke dalam rahim agar terjadi kehamilan. Jika ada sisa embrio lebih, maka akan disimpan untuk proses kehamilan berikutnya.
Baru kemudian proses bayi tabung memasuki fase luteal untuk mempertahankan dinding Rahim dengan memberikan Progesterone. Biasanya dokter akan memberi obat selama 15 hari pertama untuk mempertahankan dinding rahim ibu agar terjadi kehamilan. Proses terakhir adalah melakukan pemeriksaan apakah telah terjadi kehamilan atau belum, baik dengan pemeriksaan darah maupun USG.

Klinik Bayi Tabung di Indonesia

Saat ini telah ada 26 klinik yang melayani pengobatan bayi tabung di Indonesia yang tersebar di kota-kota di Jawa, Bali, dan Sumatera. Klinik bayi tabung yang ada di Indonesia ini di bawah pengawasan perkumpulan dokter seminat (PERFITRI - Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia atau IA-IVF Indonesian Assoaciation In Vitro Fertilization) yang bekerja sama dengan Departemen Kesehatan....(Berbagai Sumber)

Program Bayi Tabung: Solusi Bagi Masalah Kesuburan



      Kehadiran program bayi tabung di era modern saat ini, merupakan jawaban atas segala masalah kesuburan. Program kehamilan yang sebelumnya mustahil terjadi, kini bisa diwujudkan melalui bayi tabung.
“Tingkat keberhasilannya pun makin meningkat, seiring dengan kemajuan teknologi,” kata Irham Suheimi, dokter spesialis kandungan dan fertilitas Morula IVF RS Bunda Margonda, Menurutnya, dengan perkembangan teknologi pengobatan dan laboratorium, program bayi tabung kini tak lagi memakan waktu lama. Pengambilan telur tidak perlu melalui pembedahan, tapi cukup dengan kateter khusus. Pasien hanya dibius ringan sekitar 20 menit, tanpa luka.
Telur kemudian dibuahi oleh sperma di dalam cawan laboratorium, sebelum bertumbuh menjadi embrio. Hanya butuh waktu 3-5 hari sebelum embrio ditanam di rahim ibu. Dua minggu setelah itu, pasien sudah bisa mengetahui apakah positif hamil atau tidak.
“Biaya untuk program bayi tabung ini berkisar Rp45 juta-Rp50 juta,” ujar Irham.

       Dia menuturkan ketika teknologi kesehatan belum secanggih sekarang, saat dihadapkan pada kondisi di mana sperma suami kurang sehat, dan beragam permasalahan kesuburan lainnya, sudah pasti harapan memiliki keturunan akan sirna seketika.“Tapi, semenjak program bayi tabung mulai diperkenalkan di negeri ini, ada setitik harapan bersinar di wajah para pasangan yang memang kesulitan memiliki keturunan,” ungkapnya.
Erica Elisabeth Hutrianti Pakpahan, seorang bayi perempuan mungil dengan berat badan 29,60 kg, dan panjang badan 47 cm. dari pasangan Bernad dan Christine, Bayi ini lahir melalui operasi cesar. Erica merupakan bayi tabung pertama yang lahir di RS Bunda Margonda. “Ini menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan program bayi tabung, sudah meningkat pesat di Indonesia,” ujar Irham yang berhasil menolong persalinan Christine pada 17 Agustus 2013. (Kabar24.com)

 10 Tahapan Proses Pembuatan Bayi Tabung

      Secara sederhana, bayi tabung adalah proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh ibu, istilahnya in vitro vertilization (in vitro bahasa latin, artinya “dalam gelas atau tabung,” vertilization artinya pembuahan). Dalam proses bayi tabung, sel telur matang diambil dari indung telur ibu, dibuahi dengan sperma di dalam medium cairan. Setelah berhasil, embrio kecil yang terjadi dimasukkan ke rahim dengan harapan berkembang menjadi bayi.

Berikut 10 tahapan dalam proses pembuatan bayi tabung:
  1. Seleksi pasien. Apakah Anda dan suami layak mengikuti program bayi tabung. Bila layak, baru bisa masuk dan mengikuti program bayi tabung.
  2. Stimulasi atau merangsang indung telur untuk memastikan banyaknya sel telur. Secara alami, sel telur hanya satu. namun untuk bayi tabung, perlu lebih dari sati sel telur untuk memperoleh embrio.
  3. Pemantauan pertumbuhan folikel (cairan berisi sel telur di indung telur) melalui ultrasonografi. Tujuannya, melihat apakah sel telur sudah cukup metang untuk ‘dipanen.’
  4. Mematangkan sel telur dengan menyuntikkan obat agar siap ‘dipanen.’
  5. Pengambilan sel telur, kemudian diproses di laboraturium.
  6. Pengambilan sperma suami (pada hari yang sama). Jika tidak ada masalah, pengambilan dilakukan lewat masturbasi. Jika bersamalah, pengambilan sprema langsung dari buah zakar melalu operasi.
  7. Pembuahan atau (fertilisasi) di dalam media kultur di laboraturium. hasilnya embrio.
  8. Transfer embrio kembali ke dalam rahim agar terjadi kehamilan, setelah embrio terbentuk.
  9. Penunjang fase luteal untuk mempertahankan dinding rahim. Dokter emberi obat untuk mempertahankan dinding rahim ibu agar terjadi kehamilan.
  10. Terakhir, proses simpan beku embrio. Jika ada embrio lebih, bisa disimpan untuk kehamilan selanjutnya.
Klinik Bayi Tabung Di mana?

Siloam Hospital Surabaya.
Telp. 031-503 1333
Klinik Melati, Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta.
Telp. 021- 566 8284
Klinik Morula, Rumah Sakit Bunda Jakarta.
Telp. 021-3192 2005
Klinik Permata Hati RS dr.Sarjito Yogyakarta.
Telp. 0274-587 333
Aster Fertility Clinic, Bandung.
Telp. 022-7081 3800

Kapan Memutuskan Untuk Program Bayi Tabung?



    Bayi tabung memang salah satu solusi bagi pasangan suami istri (pasutri) yang telah lama mendambakan momongan. Namun, seperti ditekankan Ali Baziad, spesialis obstetri dan ginekologi, bayi tabung baru dilakukan jika semua jalan untuk mendapatkan momongan sudah ditempuh. ''Saat bertemu pasien yang sulit mendapatkan anak, kami tidak boleh langsung menawarkan bayi tabung. Cara-cara yang lain harus ditempuh terlebih dulu,'' ujarnya.Pasutri yang baru beberapa bulan menikah misalnya, tentu tak layak ikut program bayi tabung. Menurut WHO, pasangan dianggap mengalami kesulitan mendapat anak jika pernikahannya sudah berjalan lebih dari satu tahun. Istri yang tinggal jauh dari suami sehingga frekuensi untuk bertemu sangat kecil juga tidak bisa serta-merta menyebut dirinya sulit punya anak lalu ingin ikut program bayi tabung, apalagi jika sang istri haidnya tidak teratur.
    Sebelum menyarankan untuk program bayi tabung, seorang dokter harus memberikan terapi terlebih dulu kepada pasutri yang ingin segera mendapat momongan. Dokter akan memberikan obat kepada sang suami jika kualitas spermanya jelek atau obat untuk sang istri jika haidnya tidak teratur. Terapi itu akan dilakukan secara bertahap, satu per satu. ''Kebanyakan pasangan tidak sabar, dari cara A maunya langsung cara C, itu jelas tidak berhasil,'' kata Ali.
Jika pasutri mengikuti tahapan terapi, terkadang si istri bisa hamil di tengah-tengah proses terapi. ''Pasien jangan langsung meminta bayi tabung, kamilah yang menentukan berdasarkan semua kriteria yang harus diikuti terlebih dahulu,'' tegas Ali.
Jika semua tahapan pengobatan tidak menuai hasil dan hasil diagnosis dokter memang tidak memungkinkan untuk memiliki anak dengan cara biasa, barulah program bayi tabung diajukan.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi di antaranya, adanya bukti bahwa seluruh penanganan yang dilakukan sebelumnya tidak berhasil, umur istri kurang dari 38 tahun, pasutri dalam keadaan sehat, embrio berasal dari pasangan yang sah (sel telur dan sperma harus dari pasutri yang sama), dan tidak melakukan wisata reproduksi. Apa itu wisata reproduksi? Wisata reproduksi artinya membeli embrio yang banyak dijual di luar negeri. ''Kalau ini dilakukan akan melanggar etika dan akan terasa aneh nantinya, ibu bapaknya orang Indonesia tetapi anaknya bule,'' kata Ali.

    Setelah semua syarat terpenuhi, program bayi tabung pun dimulai. Pada tahap awal menjalani program ini, pasutri akan diberi semacam kuliah tentang bayi tabung. Tahapan berikutnya adalah stimulasi ovarium. Di sini, dokter akan menyuntikkan semacam zat yang mampu merangsang terbentuknya sel telur.
Lewat bantuan USG (ultrasonografi), dokter bisa memantau sel telur yang terbentuk. Jika sel telur sudah siap, dokter akan mengambilnya. Sementara itu, sang suami juga menyiapkan sperma miliknya. ''Sperma harus masih segar,'' ujar Ali. Setelah sel telur dan sperma siap, satu spermatozoa terbaik yang sudah dipilih akan dimasukkan ke dalam satu sel telur. Dua sampai tiga sel telur mendapat perlakuan serupa. Dari proses ini, akan terbentuk embrio manusia. Pada stadium enam sampai delapan, sel tiga embrio itu akan dimasukkan ke dalam rahim sang ibu. Sayangnya, tak semua peserta program bayi tabung menuai sukses. Di Indonesia, kata Ali, tingkat keberhasilan program bayi tabung masih 40 persen. ''Jadi masih ada kemungkinan gagal.'' ..(NN)

Jika Ingin Memilih Bayi Tabung



    Bayi tabung atau In vitro Fertilization (IVF) adalah proses pembuahan sel telur oleh sperma yang dilakukan di luar tubuh ibu, yakni di dalam tabung dengan bantuan medium kultur (cairan khusus). Proses bayi tabung disebut juga teknologi reproduksi atau ART (Assested Reproductive Technology).

Ada dua teknik bayi tabung yang biasa dilakukan:
  1. Teknik IVF yang mempertemukan satu sel telur dengan konsentrasi sperma 100 ribu/cc di dalam tabung khusus.
  2. Teknik ICSI (Intra Cytoplasmic Sperm Injection), yaitu menyuntikkan satu sperma langsung ke dalam sel telur sehingga terjadi pembuahan. Ini adalah teknik terbaru dan sangat membantu bila calon ayah mengalami kelainan sperma.
Kapan perlu mempertimbangkan program bayi tabung? Jika pasangan telah menjalani berbagai pemeriksaan dan pengobatan konvensional namun kehamilan tak kunjung tiba. Kemungkinan penyebabnya cukup banyak, antara lain masalah saluran telur, miom, kista, sperma terlalu sedikit, tidak ada sperma dalam air mani, atau antibodi sperma.

Adakah tes yang harus dijalani? Ada, yaitu USG (utrasonografi) dasar –khususnya untuk calon ibu–, pemeriksaan infeksi suami istri –misalnya apakah ada HIV, hepatitis dan sebagainya– dan apa penyebab ketidaksuburan. Bila ditemukan masalah, maka harus diatasi atau disembuhkan dahulu sebelum sampai ke pelaksanaan program bayi tabung.

Proses program bayi tabung:
  • Calon ibu akan dilihat kadar hormon FSH (Folicel Stimulating Hormone). Angka pengukuran harus di bawah 10. Jika di atas 10, artinya peluang indung telur untuk mengeluarkan sel telur adalah sedikit.
  • Tahap berikutnya adalah stimulasi ovarium dengan menyuntikkan hormon FSH. Kemudian dilihat dengan USG, apakah sel telur sudah cukup besar atau belum. Bila sel telur sudah matang, lusa akan dilakukan pengambilan sel telur (ovum pick-up).
  • Bersamaan dengan pengambilan sel telur matang, suami juga diminta mengeluarkan sperma untuk dipertemukan dengan sel telur.                                                                                                                 *Jika mutu sel telur dan sperma bagus, akan dijalankan proses bayi tabung konvensional. Artinya, ditaruh 1 sel telur dalam konsentrasi sperma 100 ribu/cc.                                                                                                                                                          *Jika sperma tidak memadai, misalnya terlalu sedikit atau nol, dokter akan memakai teknik ICSI. Teknik ini dilakukan di bawah sejenis mikroskop yang namanya micromanipulator. Sel telur dipegang kemudian disuntikkan sperma langsung ke dalam inti sel telur.
  • Setelah itu, dilihat apakah terjadi pembuahan di kultur dalam waktu 16-20 jam. Sel akan membelah dalam waktu 3-5 hari. Pada tahap ini, dokter akan memilih embrio yang bagus, misalnya 4-6 sel telur. Embrio yang bagus itu ditandur alih atau ditransfer ke rahim calon ibu dengan bantuan kateter.
  • Calon ibu harus menjalani lutheal support, yakni diberi suntikan hormon progesteron untuk penguat rahim. Setelah itu, ditunggu kurang lebih 17 hari, untuk melihat apakah calon ibu menstruasi atau tidak. Bila tidak menstruasi, berarti hamil.
Selama menunggu apakah harus bedrest? Tidak perlu. Anda dapat menjalani kehidupan seperti biasa. Yang penting, setelah 17 hari, Anda harus kontrol ke dokter untuk melihat apakah terjadi kehamilan atau tidak.

Adakah efek samping obat-obatan yang digunakan? Ada. Yang paling sering terjadi adalah OHSS atau Ovarium Hyperstimulation Syndrom. Yakni pasien akan menunjukkan respons berlebihan dengan gejala pembekuan darah, perut ada cairan, paru-paru penuh cairan dan gangguan ginjal.

Bagaimana tingkat keberhasilannya? Mirip inseminasi buatan, tingkat keberhasilan program bayi tabung tergantung pada usia calon ibu. Statistik menunjukkan:
•  Usia di bawah 30 tahun sekitar 45%.
•  Usia di atas 30 tahun sekitar 25-30%.
•  Usia 40–45 tahun sekitar 10%.

Mengapa sering terjadi kehamilan kembar? Karena ibu diberi obat penyubur sehingga sel telurnya jadi banyak. Lalu setelah jadi embrio, ditandur alih lebih dari satu sel telur, yakni bisa 2-4 embrio. Kehamilan bisa saja terjadi pada semua embrio yang ditandur alih tersebut.

Teknik Lain. Ada dua teknik lain bayi tabung yang jarang ditempuh dokter karena tingkat keberhasilannya lebih rendah ketimbang IVF dan ICSI:
  • Partial Zona Dessection (PZD): kulit sel telur yang disebut zona pelucida dibuang sebagian (partial). Tujuannya untuk memudahkan sperma membuahi sel telur.  
  • Subzonal Sperm Intersection (SUZI): sperma disuntikkan ke bagian luar sel telur, setelah itu sperma akan berusaha sendiri masuk ke dalam sel telur......(Sumber Majalah Ayah-Bunda)

Biaya dan Tingkat Keberhasilan Bayi Tabung



     Cukup banyak pasangan yang mengalami gangguan kesuburan melakukan program bayi tabung di luar negeri. Padahal, kualitas klinik bayi tabung di Indonesia tak kalah dengan negara tetangga.
Diperkirakan sekitar 4 persen pasangan suami istri (pasutri) yang belum memiliki keturunan melakukan program bayi tabung di luar negeri.
Dibandingkan dengan negara tetangga, jumlah klinik bayi tabung di Indonesia memang masih sedikit, yakni baru 26 klinik di 11 kota, terutama di kota-kota besar. Bandingkan dengan Jepang yang berpenduduk 110 juta orang dan memiliki 600 klinik kesuburan.

"Tetapi, dari segi fasilitas dan kemampuan, dokter kita sudah setara dengan negara tetangga. Angka keberhasilannya pun hampir sama, sekitar 40 persen," kata dr Budi Wiwengko, Sp OG, sekjen Perkumpulan Fertilisasi In Vitro Indonesia (Perfitri).
Ia mengatakan, teknik-teknik terbaru yang memiliki tingkat keberhasilan tinggi sudah bisa dilakukan di klinik dalam negeri, misalnya teknik ICSI atau menyuntikkan satu sel sperma ke dalam sel telur sehingga terjadi pembuahan. Fasilitas laboratorium yang canggih juga berperan cukup besar dalam menurunkan risiko kegagalan, terutama untuk memilih sel telur dan sel sperma berkualitas baik.

"Teknik dan pemeriksaan laboratorium terbaru sudah mampu melakukan pembesaran sel sperma hingga 6.000 kali sehingga bisa dilihat dengan jelas ada tidaknya kerusakan," imbuh dokter yang biasa disapa Iko ini. Iko menambahkan, memang ada beberapa hal yang belum dapat dikerjakan dokter di Indonesia, tetapi hal tersebut disebabkan faktor regulasi, bukan kemampuan.

"Kita tidak boleh melakukan donor sel telur atau sel sperma. Demikian juga dengan surrogate atau ibu pengganti. Di luar itu, kemampuan dokter kita tak kalah," katanya. Selain soal fasilitas dan kemampuan dokter, menurut Iko, melakukan program bayi tabung di dalam negeri juga lebih menghemat biaya. Di Indonesia, program bayi tabung membutuhkan dana sekitar Rp 30-60 juta.

"Di negara lain tentu lebih mahal karena harus mengeluarkan biaya akomodasi. Selain itu, jika kita melakukannya di sini tentu akan mendapat dukungan psikologis lebih besar dari keluarga," katanya.

Dukungan dari keluarga, menurut dia, berpengaruh besar terhadap keberhasilan program bayi tabung. Faktor lain yang berpengaruh adalah usia calon ibu.


Tingkat Keberhasilan Bayi Tabung 30-60%




    Anda punya masalah infertilitas dan berniat menjalani bayi tabung? Tak perlu repot merogoh kocek puluhan ribu dollar hanya untuk mengikuti program bayi tabung di luar negeri. Pasalnya, di Indonesia pun sejumlah pusat medis kini mampu menyediakan program fertilisasi in vitro dengan tingkat keberhasilan yang cukup tinggi berkat pengembangan teknologi dan temuan obat-obatan terbaru.

Kepala Unit Program Bayi Tabung Rumah Sakit Bunda, Menteng, dr Ivan Rizal Sini, bahkan mengatakan tingkat keberhasilan program bayi tabung ini terbukti mencapai 30-60 persen. "Dalam 3 tahun terakhir angka keberhasilan bayi tabung mencapai 30-60 persen," ujarnya. Pasangan muda yang berusia di bawah 35 tahun, tambah dr Ivan, mempunyai tingkat keberhasilan yang lebih tinggi di atas 33 persen dibandingkan pasangan dengan usia lebih tua.
   Menurut dokter, yang pernah dipercaya menjadi kepala unit bayi tabung di Clinician of Repromed Darwin IVF Centre, Australia, pada tahun 2004–2005 ini, penyebab infertilitas sangat beragam. Mulai dari kurang berolahraga, merokok, alkohol, narkoba, hingga paparan radiasi di lingkungan kerja. Kendati demikian, dr Ivan menyebut sekitar 65 persen penyebab infertilitas ada di faktor pria. "Biasanya kan kalau ada pasangan yang tidak juga mendapatkan anak, pihak wanita dianggap yang menjadi penyebabnya. Padahal, masalah lebih banyak ada di pihak pria," cetusnya.

Program bayi tabung ini dilakukan dengan cara mempertemukan sel telur dengan sperma. Sebelumnya, sel telur ini diambil dengan cara disedot terlebih dahulu dari indung telur. Program ini terbilang mudah dan nyaman karena hanya perlu datang ke pusat medis atau klinik untuk melakukan konsultasi. "Tidak perlu bed rest, hanya perlu datang ke klinik, kemudian konsultasi, terus disuntik. Suntiknya juga bisa sendiri. Tetapi biayanya memang masih mahal," terangnya.
Jadi, bila Anda belum juga berhasil mendapatkan sang buah hati, jangan dulu berputus asa. Masih ada teknologi yang memungkinkan Anda mendapatkannya.  (Sumber :Kompas.Com)

Program Bayi Tabung di RS.Universitas Hasanuddin



    Rumah Sakit Universitas Hasanuddin (Unhas) yang diresmikan Menteri Pendidikan Nasional M Nuh, memiliki keunggulan di banding beberapa rumah sakit pendidikan lainnya. Di antaranya adalah pelayanan Fertility Endocrine Reproductive Centre atau bayi tabung.
Hasanuddin University Hospital (HUH) ini, menurut Rektor Unhas Prof. Idrus A Paturusi di Makassar, merupakan program pendidikan nasional dalam upaya meningkatkan kemampuan teknologi kedokteran dalam menyelesaikan berbagai kasus kesehatan yang sulit melalui pengembangan penelitian dan pelayanan medik. "Rumah sakit ini akan bersinergi dengan RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo (RSWS) dalam menyajikan pelayanan kesehatan," kata Rektor.
    Menurut Rektor, HUH lebih berkonsentrasi pada diagnostic centre dan hightech treatment melalui pemanfaatan teknologi dan alat kedokteran yang canggih serta sebagai pusat pelatihan bagi mahasiswa yang sedang belajar di perguruan tinggi atau pun tenaga praktisi rumah sakit yang hendak menambah keterampilan dan pengetahuan guna meningkatkan kualtas pelayanan kesehatan.

Dekan Fakultas Kedokteran Unhas, Prof. Irawan Yusuf mengatakan, "HUH akan menerima rujukan dari berbagai rumah sakit lain guna menangani berbagai masalah kesehatan yang tidak mampu ditangani di rumah sakit lain yang merujuk.  Pelayanan kesehatan yang tersedia di HUH antara lain deteksi dini penyakit melalui penggunaan teknologi canggih (hi-tech) seperti penggunaan biomolekuler serta pengembangan teknologi moderen dan pengembangan pusat-pusat layanan yang tidak dikembangkan di RSWS. Misalnya, bayi tabung, pusat kanker, termasuk radioterapi, immunoterapi, terapi gen, dan sebagainya, juga trauma centre, neurointervention centre (termasuk deteksi dini kelainan otak, pemasangan stent, penggunaan gamma knife, stem cells serta "one day care".
Sebagai rumah sakit pendidikan, HUH lebih terfokus pada penelitian untuk kemajuan ilmu kedokteran, pendidikan kedokteran, dan pelayanan masalah-masalah kesehatan yang advanced.

Untuk itu, HUH tidak akan membuka pelayanan poliklinik, namun tetap menyediakan unit gawat darurat untuk menerima pasien-pasien yang mengalami masalah kesehatan kegawatdaruratan akibat kecelakaan.(Sumber:Kompas.Com)