Oleh : Abu MAjid
Jauh-jauh hari sebelum pengumuman kelulusan
Ujian Nasional, sekolah-sekolah berbasis Asrama atau Boarding atau juga sekolah
FullDay setingkat SD sampai SMU sudah
membuka pendaftaran siswa baru, yang biasanya dimulai sekitar bulan Nopember atau Desember, sedangkan
tahun ajaran baru akan dimulai sekitar bulan juni atau juli.Waktu yang panjang
memungkinkan para orangtua untuk dapat memilih sekolah dengan lebih baik. Bagi
orangtua dan siswa yang ingin melanjutkan pendidikan di sekolah Boarding, waktu
yang panjang dapat dimanfaatkan untuk melakukan survey terlebih dahulu kebeberapa
sekolah yang dituju.
Momen liburan, selain
mudik berlebaran orangtua juga dapat sekalian ber”wisata” pendidikan dengan
mendatangi langsung sekolah-sekolah Asrama yang telah menjadi referensi. Waktu
liburan sangat tepat, karena calon siswa dapat ikut menjelajah dengan maksud agar
dapat menangkap secara fisik dan visual bagaimana suasana di sana.Ini menjadi
sangat penting baginya mengingat dia
nanti yang akan menghabiskan waktu bertahun-tahun tinggal disana.
Komunikasi
antara Orangtua dan anak mutlak dibutuhkan, jangan sampai si anak suka sekolah
A sedangkan orangtuanya suka sekolah B. Jangan lupa menggali sebanyak mungkin informasi
yang dibutuhkan saat bertemu dengan panitia penerimaan siswa baru.Yang
terpenting adalah mengetahui fasilitas yang tersedia seperti asrama, sarana olahraga, waktu kunjungan
orangtua serta piranti penunjang belajar mengajar dll.
Nah
… faktor penting yang tak boleh dilupakan dan diabaikan adalah pendapat anak
kita Tanyakan bagaimana perasaannya ? Gali juga keinginannya tentang sekolah
yang diidamkannya. Akan lebih berhasil kelak proses belajar siswa bila masuk
sekolah berasrama atas kehendak sendiri. Bila ada unsur paksaan biasanya siswa
cenderung kurang berhasil bahkan ada yang keluar karena tidak sesuai dengan
keinginannya
Perlu
diketahui juga bahwa tes masuk ke sekolah berasrama tidak sama antar sekolah
satu dengan lainya, baik materi,waktu serta biayanya. Namun umumnya adalah meliputi
Tes kesehatan, tes kemampuan akademik, baca tulis Al Quran, dan wawancara. Ada juga sekolah yang
memakai psikotes.
Alasan Memilih Sekolah Ber-Asrama / Boarding School
Bagi sebagian besar kita yang tinggal
dibontang dengan iklim religi yang cukup baik, sekolah Boarding bukan lagi
menjadi alternative, tetapi telah menjadi kebutuhan atau pilihan. Seperti
halnya saya, sebagai orangtua yang merasa tidak mempunyai kemampuan untuk
membekali anak dengan nilai-nilai agama yang memadai, memilih sekolah Boarding adalah
“wajib”. Namun jika kita “keluar” sebenarnya pergeseran paradigma terhadap
pendidikan anak tidak hanya terjadi di bontang saja. Sebagian besar memiliki
alasan yang sama, yaitu kebutuhan akan muatan religi. Dengan harapan akhlak
sholeh/sholehah dapat terbentuk disana. Sebagai bekal untuk membentengi diri
dari “zaman technologi”. Selain itu kesibukan pekerjaan orangtua juga menjadi
alasan kedua mengapa
Boarding School menjadi
pilihan para orangtua yang keduanya bekerja diluar rumah.
Problem dikota-kota besar
sedikit berbeda dengan kota-kota kecil seperti bontang. Seorang pakar
pendidikan mengatakan Jarak yang jauh antara lokasi sekolah dengan tempat
tinggal menjadi salah satu kendala bagi siswa untuk dapat belajar secara efektif. Di Jakarta, Bandung, Bekasi dan daerah sekitarnya,
kemacetan merupakan hal yang paling sering ditemui setiap harinya, terutama di
pagi dan sore hari. Pada pagi hari, tidak hanya siswa yang akan berangkat
sekolah, tapi juga para pekerja juga akan pergi bekerja – terlebih bagi para
pekerja yang lokasi kantor dan tempat tinggal jauh. Beberapa saat yang lalu
ketika saya mengantar anak sekolah ke Bandung,
pemandangan “tumpah” nya para pekerja dan para siswa sangat nyata terlihat. Para pelajar yang tinggal jauh dari sekolah harus
berangkat lebih awal agar tidak terlambat mengikuti kegiatan belajar mengajar
di sekolah dan juga untuk menghindari kemacetan di pagi hari. Pada siang hari
ataupun sore hari, ketika para pelajar yang hendak pulang ke rumah, juga perlu
menghadapi kemacetan di jalan.
Kemacetan tidak hanya menghabiskan tenaga untuk
menunggu hingga lalu lintas menjadi lancar, tapi juga menyita waktu bagi yang
korban macet ini – waktu yang sebenarnya dapat digunakan untuk melakukan hal
lain pun, hanya bisa digunakan untuk menunggu agar bisa terbebas dari kondisi
macet tersebut.(Budaya di Jepang, yang setiap waktu dapat dimanfaatkan dalam
berbagai kondisi tidak bisa diterapkan di Negara kita)
Bagi para pelajar, terutama siswa SMP, yang perlu
beradaptasi dengan transisi cara belajar dari SD ke SMP waktu adalah suatu hal
yang penting. Pemilihan SMP dengan lokasi tidak strategis dari tempat tinggal
dapat menjadi kendala siswa untuk beradaptasi. Maka bagi kita orangtua selain
lokasi, kualitas dari SMP tersebut perlu diteliti.
Dari berbagai masalah diatas, maka wajar jika
para pakar pendidikan menyarankan satu solusi yang tepat bahwa akan sangat
bijak jika para pelajar tersebut masuk ke dalam SMP Berasrama
(SMP Boarding School). Dalam SMP berasrama mereka tidak
perlu lagi menghabiskan waktu untuk menghadapi macet, yang sebenarnya dapat
digunakan untuk menjadi waktu belajar dan bersosialisasi dengan teman-teman
sebaya. Para pelajar juga dapat belajar
bersama lebih intensif dibandingkan dengan jika kondisi sekolah jauh dari
lokasi tempat tinggal.
Tidak hanya dari sudut siswa, para orang tua juga
merasa tenang dengan menyekolahkan anaknya di SMP berasrama karena anak mereka
yang akan lebih fokus belajar dibandingkan menghabiskan waktu untuk menghadapi
kemacetan baik di ketika berangkat sekolah ataupun pulang sekolah yang dapat
menyita tenaga lebih dan mengurangi konsentrasi dan tenaga anaknya untuk
belajar di sekolah dan di rumah……(Abu
Majid )