Biarkan air mata ini mengalir bersama dengan dosa-dosa yang teringat. Lelapkan semua kesemuan dunia yang hanya sementara. Bukalah sedikit matamu untuk melihat dunia yang abadi, telungkupkanlah tanganmu untuk memberi... Berikan senyummu agar orang lain merasakan kabahagiaanmu... mari lukis perasan hati mencintaiNya dengan keimanan dan ketakwaan. Bismillah...

Kamis, 22 September 2011

Pensiun….!!!

Pen…si..uunnn….!!!
Oleh : Abu Majid


   Siang ini (22/09/11), tak seperti biasanya saya tidak pulang kerumah ketika jam istirahat, saya memilih istirahat dan sholat dzuhur di masjid Al-Mubarok. Lumayan bisa bersilaturahim dengan rekan-rekan karyawan yang terbiasa Dzuhur berjamaah di al-Mubarok. Dua atau tiga shaf barangkali jamaah sholat dzuhur hari ini,Namun hampir tak saya lihat ada ‘darah muda’ berdiri diantara shaf-shaf itu. Hampir 100 % adalah rekan-rekan karyawan ber NPK kisaran antara 81-85. Dari situlah saya tergelitik untuk membuat tulisan ini.

    PENSIUN…. Sebuah kata yang bisa jadi menjadi 'hantu' yang  menakutkan bagi  ‘segelintir’ orang yang pernah menjadi ‘pekerja’ dan….mungkin beberapa saat kedepan mau tidak mau harus berhadapan dengan yang namanya PENSIUN. Mungkin sepuluh tahun yang lalu hati kita tidak ‘bergetar’ dan dingin-dingin saja ketika menyebut kata ‘Pensiun’, tetapi akhir-akhir ini mau tak mau bergejolak juga ketika sahabat, teman mengatakan kata itu, baik sengaja maupun tidak sengaja.

Meski saya masih akan pensiun pada 2030 nanti, InsyaAlloh. Namun kata ‘pensiun ‘ sudah familiar ditelinga saya. Maklum saya memang terbiasa berkumpul dengan orang-orang yang usianya jauh diatas saya. Bahkan kebiasaan ini sudah saya lakukan sejak saya SMP ketika harus menggantikan bapak saya tugas Siskamling. Ternyata bergaul dengan orangtua itu hampir 99% positif, banyak ilmu yang bisa kita dapatkan .

   Kembali kepada judul diatas, saya pernah membaca sebuah artikel dari Pak Syafri, Guru besar IPB mengenai bagaimana harus bersikap menghadapi masa pensiun kita.

    Sebenarnya pensiun adalah fenomena alami ketika seseorang yang usianya dianggap sudah lanjut harus sudah tidak berstatus pegawai tetap lagi. Begitu pula yang bersangkutan tidak bisa ‘mengelak’ ketika peraturan menyebutkan pada usia tertentu harus sudah siap pensiun. Dengan kata lain yang bersangkutan harus ikhlas. Namun memang kata pensiun tidak jarang diasosiasikan dengan gambaran “menakutkan”. Hal itu biasanya muncul setelah masa tiga bulan-enam bulan pertama masa pensiun dilewati. Ketika itu terjadi maka diperkirakan ada beragam fenomena psikologis yang muncul. Pertama, merasa bingung apa yang harus diperbuat akibat sudah tidak punya kegiatan lagi. Kedua merasa kesepian dibanding ketika masih aktif sebagai pegawai. Ada rasa enggan ketika harus meninggalkan rekan, teman dan sahaat baik. Ketiga, merasa biasa-biasa saja. Kemudian ‘masalah’bisa terjadi karena sang pensiunan belum mempersiapkan rencana pasca pensiun secara matang. Hal demikian, bisa juga terjadi karena yang bersangkutan merasa tidak memiliki sumberdaya khususnya dana dan pengalaman serta jejaring bisnis. misalnya untuk berwirausaha. Sementara pada point yang ketiga diatas, biasanya sang pensiunan sudah memiliki rencana kegiatan pasti yang telah dirintis sebelum pensiun.
.
  Di lingkungan Pupuk Kaltim, beberapa saat terakhir dan sekitar lima tahun kedepan banyak sekali karyawan yang akan menjalani masa pensiun. Dari cerita-cerita sahabat saya, saya dapat membaca bahwa beliau-beliau sudah jauh-jauh hari mempersiapkan untuk  ‘masa-masa ‘itu.

     Suatu ketika ada karyawan yang agak lama saya tidak melihatnya, tiba-tiba kami bertemu. “ Wah…pulang ke kampung atau di sini saja Pak ?” Tanya saya kepada beliau yang ternyata sedang mengurus “Hak akhir” dari perusahaan. Saya cukup mengenal dengan baik beliau.sehingga basa-basi seperti ini saya rasa amatlah perlu.” Ini saya sudah pindahan, pulang kampung, Mas “ kata beliau.”Gimana rasanya Pak  menjadi ‘orang bebas’..”, tanya saya lagi. “Saya mencoba enjoy, tetapi ternyata kebiasaan selama ini tidak bisa dihilangkan begitu saja, Mas. Setiap pagi saya terbangun dengan kaget ketika melihat diluar sudah terang benderang. Saya segera mandi dan hendak bersiap berangkat kerja. Istri saya hanya tersenyum dan mengingatkan bahwa saya sudah pensiun, ya rasanya lucu saja ”. Katanya agak malu-malu.

Dilain hari saya juga bertemu dengan seorang karyawan yang juga ke akuntansi untuk keperluan yang sama. Salah satu teman sayapun bertanya “Jadi setelah pensiun ini usahanya apa Pak” katanya dengan ramah.Bapak tersebut tidak langsung menjawab, tetapi memandang tajam kearah teman saya, sambil berkata “ Usaha…usaha…setiap orang tanya usaha apa, namanya orang pensiun ya berhenti bekerja..bukanya buka usaha..”. Saya terperanjat mendengar jawaban ketus bapak tersebut. Apalagi teman saya yang hanya bisa  malu sendiri. Tak ada yang aneh dari pertanyaan yang diajukan teman saya, dan bahkan mungkin tidak ada maksud apa-apa. Tetapi rupanya tak semua orang  siap mental untuk memberikan jawaban.

     Jika kita baca kembali harian Kompas ( 28/3/11 ), harian ini me-release sebuah berita mengejutkan bahwa: “9 dari 10 orang di Indonesia belum siap menghadapi pensiun”. Ach..saya berpikir bahwa riset ini tidaklah benar dan mengada-ada. Kenapa ?, riset ini pastilah tidak mengambil responden dari Bontang. Saya melihat hampir 90 % karyawan di Pupukkaltim ( yg hampir pensiun ) sudah siap lahir bathin. Mereka yakin bisa hidup nyaman ( live in comfort-lah  ) ketika sudah waktunya pensiun. Memang program pensiun telah mereka siapkan secara matang. Seorang rekan bahkan mengatakan, “ Apa yang merisaukan saya ?, anak-anak saya sudah hampir mapan semua, mereka yang masih sekolah sudah punya tabungan sendiri-sendiri. Gaji pensiun saya cukuplah untuk hidup layak. Tak banyak keinginan untuk orang seumuran saya ini”.” Saya tinggal mempersiapkan dan menambah bekal untuk ‘perjalanan’ selanjutnya” sambungnya bijak.Bahkan saya sangat kagum dengan seorang sahabat yang seamngat luar biasa belajar ini dan itu, mengikuti kajian ini dan itu, padahal tinggal beberapa saat lagi pensiun. Sedangkan saya lebih banyak absen didalam halaqoh-halaqoh. Begitulah gambaran rekan-rekan kita yang menghadapi masa-masa ‘bebas’. Segelintir saja yang merasa Nervous menghadapinya. Bukankah berbanding terbalik dengan riset diatas.
     Bagi mereka yang nervous tentu tak ada pihak lain yang bisa membantu, tetapi dirinya sendirilah yang bisa membangkitkan rasa percaya diri mereka sehingga dapat menghadapi pensiun dengan dignity alias Penuh Percaya diri.Benar…bahkan, kebanyakan dari beliau-beliau yang percaya diri, secara perlahan mulai ‘menepi’kan hal –hal yang berbau dunia, mengisi waktu-waktu dengan menyibukkan diri di kajian-kajian mendalami ilmu agama.

     Tentulah kita tak bisa menyamakan dengan di dunia barat, amerika misalnya, kehidupan disana tentu lebih focus kepada kehidupan dunia ( materi ), sentuhan religi tidak menjadi prioritas mereka. Sehingga wajar kalau di Negara yang superpower tersebut ketakutan menghadapi pensiun juga menghantui 89 % pekerja pra pensiun, hanya 11% yang comfortable, yakin bahwa mereka akan hidup nyaman dimasa pensiun. Angka-angka tersebut pernah di publikasikan oleh CNBC (05/04/11).

    Menurut Pak Syafri, pensiun adalah bukan sesuatu yang harus membuat sang pensiunan khawatir atau takut. Banyak yang bisa dikerjakan. Pilihan begitu banyak. Tidak kecuali mengasuh cucu di rumah; asalkan itu adalah pilihannya yang terbaik. Begitu pula dengan pilihan-pilihan lainnya. Pasti seorang pensiunan sekali memilih kegiatan tertentu dia sudah mempertimbangkan manfaat dan konsekuensinya. Sudah bukan saatnya untuk coba-coba. Jadi yang terpenting isilah waktu-waktu ke depan dengan kegiatan positif apapun. Insya Allah stres dan bahkan depresi tak bakal muncul. Jika dulu ketika kita masih aktif bekerja tidak sempat mengembangkan hobby, nah pilihan untuk menyalurkan hobby mungkin akan menjadi dunianya yang paling membahagiakan.  Lakukan semuanya dengan santai…..Don’t Worry, be happy ya Pak…….!!

Salam hangat,

Abu Majid

Selasa, 13 September 2011

Ajari Anak-anak agar punya rasa HORMAT pada Orangtua

Oleh : Abu Majid - BSD
    Liburan panjang Sekolah kemarin  seharusnya menjadi moment yang sangat baik untuk me-refresh otak anak-anak dan juga otak kita sendiri.Karena kita bisa sedikit santai tidak harus mendampingi anak-anak belajar. Tetapi nyatanya tidak begitu bagi saya yang tidak pulang kampung, saya dan terutama istri benar-benar Stress luar biasa. Rasanya ada tambahan ujian bagi Ramadhan kami.  Bagaimana tidak, kalau jaman dulu waktu masih sekolah, liburan saya habiskan dengan bermain di kali, di sawah, di kebun atau main layang-layang di tanah lapang tanpa ada kekwatiran dari orang tua. Sekarang ??, anak-anak menghabiskan waktu libur dengan main game berjam-jam. kita (saya) seringkali harus berteriak untuk menyuruh anak berhenti main game, begitu luarbiasa, Game telah men-candui mereka. Semakin lama semakin asyik. Tak bijak tentu kalau kita membiarkan mereka main game tanpa pendampingan, Internet begitu membahayakan, salah klik maka fatal akibatnya.
    Sebagai orangtua, kita juga punya kesibukan selain ‘hanya’ menunggui anak-anak didepan computer. Ketika kita menyuruh berhenti bermain dan ingin mengerjakan kesibukan yang lain, anak-anak ‘kadung’ asyik, jadilah saling adu argument, anak membantah dll. lalu ketika habis kesabaran , kita terpaksa menggunakan otorisasi  sebagai orangtua, MEMAKSA. Membiarkan anak-anak bermain seharian diluar ? tambah tidak bijaksana. Setiap keluarga tentu punya aturan masing-masing, anda pasti pernah terperangah ketika sikecil tiba-tiba mengucap kata-kata ‘jorok’ atau kurang sopan, anda tentu merasa amat terpukul karena anda merasa tidak pernah mengajari kata-kata itu. Ust. Facrurrozie pada kesempatan seminar Parenting di Gedung koperasi ramadhan kemarin mengatakan “ Lingkungan sangat besar pengaruhnya pada prilaku anak-anak, jika mereka kita biarkan tanpa pengawasan ,maka kita akan kerepotan sendiri mengatur mereka kala remaja”. Benar saja, sayapun sering mengeluhkanya, kerapkali saya dengan tetangga tak sejalan dalam mendidik anak, banyak para orangtua yang melepas begitu saja anak-anak diluar tanpa pengawasan. Saya terkadang harus tega ‘mengusir’ anak-anak yang main dirumah disaat jam tidur siang buat anak-anak. Sayapun tak habis pikir, kenapa jam-jam segitu anak-anak dibiarkan ‘berkeliaran’ diluar rumah. Berkali-kali saya harus menaikkan 'tensi' ucapan saya ketika anak-anak berkilah “ Si Rudi boleh main kenapa aku tidak, si Roni boleh ini boleh itu..kenapa aku tidak…??”.

    Berlaku baik dan menyayangi anak-anak bukan berarti orangtua membiarkan anak-anaknya berlaku semaunya, tidak hormat kepada orangtuanya, atau kepada orang lain. Dibiarkan tumbuh dengan pengawasan sekedarnya. Anda pasti pernah mendengar teman anda berkata “ Ach..biarkan saja anak-anak pada dunianya, dulu orangtua saya juga membiarkan saya, toch saya juga jadi ‘orang’…!!”.Sebuah pertanyaan menggelitik di otak saya : Perkataan seperti itu sebenarnya menggambarkan 'sayang' kita pada anak atau justru menggambarkan kepasrahan bahwa sebenarnya kita ' TIDAK TAHU atau TIDAK MAMPU ' mendidik mereka ?.

Terkait dengan penghormatan pada Orangtua, Adakah perbedaan antara cara mendidik anak yang 'dibiarkan' tumbuh sendiri dengan orangtua yang punya aturan ( bahkan otoriter, mungkin )??.
Seseorang yang mengatakan, " Saya tetap jadi 'orang' meski orangtua saya sibuk..", akan memandang bahwa keberhasilan yang ia raih adalah karena usahanya sendiri. Berbeda dengan seseorang yang menjadi 'orang'  tetapi  harus dilaluinya dengan seabrek aturan dari orangtuanya. Ia akan memandang bahwa keberhasilan yang diraihnya karena peran orangtua. Ia akan hormat dan berterimakasih kepada kedua orangtuanya, iapun akan mengatakan " Semua aturan yang diterapkan kedua orangtua saya ternyata bukti bahwa mereka menyayangi saya, entahlah apa jadinya kalau mereka membiarkan saya 'tumbuh' sendiri".
Sebuah artikel Parenting Skill, Dr. Ekram & Dr.Moh.Rida Beshir, mengupas tentang bagaimana kita sebagai orangtua harus menanamkan nilai-nilai kasih sayang dan rasa hormat pada diri anak sejak usia dini.
Senada dengan itu dalam suatu hadits rasulullah saw bersabda: "Seseorang yang tidak mempunyai rasa sayang kepada yang lebih muda dan tidak punya rasa hormat kepada yang lebih tua, bukan dari golongan kami"

Di banyak ayat dalam Al-Qur'an menegaskan untuk menghormati kedua orangtua. Di dalam surah Al-Israa', ayat 23-24  dan disurah Al-Baqarah ayat 83.

"...dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia...."
    Anak-anak memerlukan contoh menghormati orangtua dan orang-orang yang lebih tua dalam kehidupan keseharian mereka. Saya pernah membaca sebuah artikel yang mengatakan bahwa: Budaya Timur masih mudah untuk menerapkan rasa hormat menghormati, tetapi budaya orang amerika utara membuat hal ini menjadi sulit bagi anak-anak untuk belajar nila-nilai ini tanpa usaha yang sungguh-sungguh, contoh yang konsisten dan latihan terus menerus dari orangtua mereka. Dalam masyarakat ini ( amerika), anak-anak selalu mendengar komentar seperti, "Why not?", "It's not fair," and  "I don't care" dari teman-teman mereka juga dari orang-orang dewasa. Komentar dan tingkah laku seperti ini tidak mengembangkan rasa hormat,  karena ini berasal dari sikap individual di Amerika utara.

Komentar tersebut menggambarkan sifat mementingkan diri sendiri dan hanya memperhatikan keinginan pribadi tanpa memperhatikan keinginan orang lain.

Juga sangat normal bagi anak-anak make faces (meledek) ketika mereka berbicara dengan orangtuanya di rumah atau kepada guru mereka di sekolah. Tingkah laku seperti ini menjadi kebiasaan untuk sebagian anak-anak. Sikap ini menjadi biasa untuk sebagian anak-anak yang hampir setiap saat mereka bahkan tidak berfikir lagi kalau mereka make faces. Ini adalah bentuk lain dari perbuatan tidak menghormati yang seharusnya tidak dibiarkan jika kita ingin anak kita menjadi anak muslim yang mempunyai akhlak yang mulia. Hati-hati, di lingkungan kita sendiri, bahkan bontang, norma-norma tsb sudah mulai terdegradasi, anak-anak kurang mendapatkan contoh yang baik dari orangtua dan lingkungan.

Orangtua harus berusaha keras untuk memastikan anak-anak mereka memahami bahwa apa itu menghormati dan apa yang tidak. Orangtua dengan mudah mengajari  menghormati dengan selalu memperlakukan satu sama lain dengan sikap menghormati, sehingga anak-anak mempunyai contoh yang nyata. Orangtua juga dapat mengajar menghormati dengan memperlakukan anak-anak secara hormat dan dengan melatih secara terus menerus, latihan dan menuntut anak-anak mengerjakan  perbuatan-perbuatan menghargai. Sebagai contoh, jika mereka make faces ketika berbicara dengan kita (orangtua),  lalu katakan kepada mereka,"Look at me. Am I making faces while I'm talking to you? Please don't make faces when you talk to me."

Contoh lain mengajarkan mereka untk mengatakan "please, mohon, tafadhol / lausamahta" kapan saja mereka meminta sesuatu dan "thank you, terimakasih, syukron / alhamdulillah" kapan saja mereka diberikan sesuatu.  Meskipun dalam hal yang sederhana berterima kasih kepada ibu mereka untuk makanan yang telah tersedia di meja makan  membuat mereka berfikir betapa banyak yang dilakukan orangtua mereka untuk mereka.

Walaupun ketika tidak sependapat, anak-anak harus diajarkan melakukannya dengan cara yang hormat. Misalnya, orangtua membawa anak-anak ke taman untuk bermain. Ketika waktunya untuk pergi, anak-anak bertanya," Can we stay longer, mom-dad ?". Setelah orangtua menjelaskan saatnya untuk pergi. Anak-anak mulai bicara,"It's not fair. Why do we have to go?".

Orangtua seharusnya jangan membiarkan hal ini. Jika anak-anak melihat perbuatan yang tidak menghormati ini diterima, mereka akan terus berbuat seperti ini. Orangtua bisa membiarkan anak-anak meminta untuk tinggal lebih lama dengan halus, asalkan mereka ingat untuk mengatakan "please", dan harus tahu batasannya dan kapan berhenti meminta.

Wuuiihhhh… ternyata begitu susahnya menjadi orangtua yang baik, saya heran bagaimana caranya teman-teman saya memiliki anak-anak yang banyak tapi tanpa rasa stress, Sedangkan saya yang baru punya dua anak begitu kewalahan, pagi-pagi dimulai dengan ‘susah-payah’ membangunkan anak untuk sholat subuh, itupun sudah jam 6 bahkan lebih, siang hari bertengkar untuk menyuruh anak tidur siang, sore hari ‘berkelahi’ untuk menyuruh mandi, lalu malam hari ‘berperang’ untuk menyuruh mematikan televise, belajar dan lalu tidur.Sampai disitu..? ternyata tidak, ditengah pagi buta, jam 2. anak terbangun minta dibuatkan susu…..Please…bagaimana kita tidak stress dengan rutinitas seperti itu.

Note : Saya harus mengakui bahwa sebenarnya saya merasa malu membuat tulisan-tulisan seperti ini, bagaimana tidak kalau saya hanya bisa menulis tetapi teramat sulit mempraktekkanya.

Yach..semoga Saudara-saudaraku terinpirasi dari tulisan ini.

Wassalam,

Abu Majid.

Kamis, 08 September 2011

KETIKA PERTANYAAN MENYINGGUNG SEPUTAR UKHUWAH ISLAMIYAH !

Oleh : Abu Majid
    
         Kita sudah terbiasa mendengar dan mengucapkan kata “Ukhuwah”, yach..meskipun tanpa kita sadari, secara perlahan maknanya mulai terdegradasi dari ingatan kita. Dapat dimaklumi, karena kita memang orang sibuk, kita sibuk dengan pekerjaan yang nyata-nyata menyita waktu kita. Dan disi lain kitapun rupanya sudah mulai ”menua”. Namun saudaraku, Ada baiknya kita mencoba lagi untuk memahami bagaimanakah yang dimaksud dengan Ukhuwah Islamiyah yang selama ini mungkin sempat atau sudah kita pahami secara khusus atau secara umum. Umumnya dipahami bahwa Ukhuwah Islamiyah adalah Persaudaraan diantara umat Islam, yang tidak terpecah belah, yang seperti badan sekujur, satu sakit yang lain juga merasakan sakit juga. Tentu saja disini yang perlu kita pahami adalah makna secara islam.
      Sedangkan "Lakum dinukum waliyadin", yang maknanya "Bagimu Agamamu dan bagiku Agamaku". Menggambarkan bahwa sangat jelas sekali Aturan Alloh yang mengatur Persaudaraan antara Muslim dan Non Muslim. Ada benteng yang menjaga agar  tak terjadi campur aduk diantara agama-agama yang berbeda.
      Lalu, bagaimana Persaudaraan diantara Muslim se Iman ?, Persaudaraan diantara umat Islam yang ini juga sudah diatur oleh al quran dan oleh hadits."Fastabihul khoirot" "berlomba-lomba menuju kebaikan" dan "Fastabihul Maghfiroh" "berlomba-lomba menuju ampunan Allah".Tentu saja anjuran utamanya adalah kewajiban saling mengingatkan, mengajak  kedalam kebaikan. Janganlah berjalan sendirian, jangan ingin masuk syurga sendirian. Jadilah sebuah pohon yang rindang , berbunga harum dan berbuah lebat. Jadi bagi sesama umat Islam, fokusnya adalah berlomba-lomba di dalam urusan kebaikan dan berlomba-lomba di dalam menuju ampunan Allah. Dalam sebuah hadist, seperti tulisan diawal disebutkan bahwa "Persaudaraan itu seperti sekujur badan". satu sakit yang lain juga merasakan sakit. Jika satu Kaki yang terantuk duri, maka mulut otomatis mengaduh dan tanpa diminta tangan otomatis mengusap bagian yang sakit. tanpa diperintahpun otak akan berpikir bagaimana supaya yang kena duri tidak sakit lagi dan bisa sembuh.

     Persaudaraan dan persahabatan itu dua hal yang sama hanya beda penyebutan saja. Kunci membina persaudaraan atau persahabatan adalah saling menghormati, memposisikan orang lain pada kedudukannya. Niat persahabatan murni karena falsafah ukhuwah Islamiyah. Nah di dalam urusan perbedaan, Nabi bersabda,"Perbedaan adalah rohmat". Artinya di Islam dihargai adanya perbedaan. Meski sebagian orang tidak meyakini akan hadits ini. Diantara saudara, sahabat bahkan diantara umat adalah  lumrah adanya perbedaan. Baikpun perbedaan di dalam memahami ayat-ayat al Quran maupun hadits dan juga perbedaan di dalam mempraktekkan agama Islam.
Seperti kemarin kita merayakan Hari Raya Iedhul Fitri dalam dua hari yang berbeda. Dalam keluarga saya sendiri juga terjadi perbedaan, Saudara saya ada yang berlebaran selasa, sedangkan saya dan orang tua saya merayakannya hari Rabu.Karena saya memahami hal itu bukan sesuatu yang perlu diperdebatkan maka sayapun tidak menolak ketika adik saya berkunjung kerumah berlebaran pada hari selasa. Melalui SMS sayapun mengirim pesan kepada saudara dan sahabat-sahabat saya demikian ;” Godhong telo ijo-ijo pahit rasane, nyangking kupat boto njur dideleh mejo. Bodo Seloso utowo rebo podho wae, sing Penting Luput lan Dosane podho di ngapuro.”

    Kita pun seharusnya memahami bahwa perbedaan itu adalaha rohmat, semua punya dasar yang sama-sama kuat. Kalau dianggap bahwa yang benar itu dalam pemahaman ayat al Quran adalah satu paham saja, tentulah ini bertentangan dengan ayat al Quran yang kurang lebih menyatakan bahwa "jika lautan jadi tinta dan pohon2 jadi pena untuk menulis ayat-ayat Allah, tentulah setelah habis semua itu, ayat-ayat Allah belum akan selesai untuk ditulis". Semua mubaligh yang diundang BPUI untuk mengisi ceramah Romadhon kemarin pun kompak mengatakan ,” Perbedaan itu adalah hal yang wajar. Perbedaan tidaklah perlu dipahami sebagai sebuah pertentangan yang harus disatukan, apalagi dianggap sebagai sebuah perselisihan yang akan membawa kepada perpecahan. Sudah sejak masa Rosulullah saw pun, perbedaan itu ada dan ada. Untuk mensikapi adanya perbedaan itu al Quran mengatakan "lana a'maluna walakum a'malukum"."apa yang aku kerjakan ya untuk aku, dan apa yang kamu kerjakan adalah untuk kamu". Inilah yang banyak diceritakan di hadits-hadits bahwa tanggung jawab dihadapan Allah tiap-tiap orang adalah tanggung jawab masing-masingnya. Yang penting kita saling hormat menghormati pendapat yang berbeda dan perbedaan itu janganlah kemudian ditungganggi hawa nafsu merasa benar sendiri. Akar dari konflik adalah ketika perbedaan yang ada itu ditunggangi oleh hawa nafsu, maka pastilah timbul konflik yang bisa berakibat fatal. Tergantung kemampuan masing-masing di dalam pengendalian hawa nafsunya (baca tulisan saya sebelumnya ,”Kekuatan Iman sebagai Benteng Kehidupan”).

     Selain itu ada Ukhuwah atau Persaudaraan dengan sluruh umat manusia (kadang ada yang nyebut ukhuwah insaniyah), yang dirangkum oleh ayat al Quran dengan satu istilah saja "Rohmatan lil 'alamin"...Umat Islam dididik untuk merohmati alam. Seorang teman baik saya selalu mengingatkan saya akan petunjuk Rosulullah yang berbunyi "Khoiru nassi anfauhum linnas" "Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain". Juga hadits Rosul yang menyampaikan bahwa "Jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berbuat baiklah pada tetanggamu" Tidak peduli tetangga kita itu beragama hindu, budha, kristen, apapun juga, wajib kita berbuat baik kepada tetangga kita. "Memuliakan tamu", tidak peduli agama apa saja, suku apa saja, wajiblah kita memuliakan tamu. "Santuni anak yatim dan fakir miskin", tidak peduli agama apa saja, asalkan seseorang itu yatim atau fakir miskin, maka wajiblah kita memberikan santunan dan perlindungan. Itulah yang menjadi salah satu kekuatan Dhien Islam, Islam tak pernah memaksakan seseorang diluar Islam untuk memeluk Islam, tetapi dengan kepedulian Islam kepada semua mahluk Alloh seringlah menjadi simpati tersendiri bagi mereka. Tugas siapa itu ? tentu saja tugas kita sebagai muslim. Dan masih banyak lagi wujud-wujud dari Rohmatan lil 'alamin ini. Firman Alloh Qs.Al-Hujurot : 13,

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَـٰكُم مِّن ذَكَرٍ۬ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَـٰكُمۡ شُعُوبً۬ا وَقَبَآٮِٕلَ لِتَعَارَفُوٓاْ‌ۚ إِنَّ أَڪۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَٮٰكُمۡ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ (عَلِيمٌ خَبِيرٌ۬ (١٣
Artinya :" Hai manusia...Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal..."

     Alangkah indahnya seandainya Ukhuwah Islamiyah ini, seandainya Persaudaraan yang telah diajarkan Islam ini kita praktekkan di dalam kehidupan sehari-hari... Saling tolong menolong, hormat menghormati, saling melindungi sebagaimana yang dicontohkan oleh Rosulullah saw.
     Alangkah indahnya seandainya perbedaan diantara sesama umat islam tidak ditunggangi oleh hawa nafsu yang mengakibatkan perpecahan, pertengkaran dan perselisihan. Yang ada adalah saling menghormati perbedaan pemahaman dan keyakinan masing-masing faham. Alangkah indahnya apabila kehidupan ini diatur dengan dasar pengertian, dengan dasar tolong menolong dalam kebaikan dengan cara berkomunikasi yang lebih dewasa secara sopan dan secara santun. Alangkah indahnya jika jiwa besar ada di dalam dada kita masing-masing.... Perbedaan pendapat dipahami sebagai sebuah kewajaran. Yang mengkritik memang berniat untuk memperbaiki tanpa memaksakan kehendaknya, yang dikritik menerima dengan lapang dada dan ber-introspeksi. Tak ada lagi hinaan dan cacian Tak ada lagi celaan dan makian. Mari kita mencoba dari lingkungan terdekat kita..KELUARGA.!!

Wassalam

Minggu, 04 September 2011

Waspadai Hadirnya Cinta Lama dan Cinta Baru

Oleh : Ust. Cahyadi Takariawan


     Cinta lama bisa bersemi kembali lho…. Kok ndadak pakai “lho” segala sih…. Apapun judul tulisan ini, berbahagialah anda yang tidak pernah memiliki sejarah “cinta lama”, karena tidak perlu khawatir akan ada yang bersemi kembali. Namun anda memiliki kemungkinan “ada cinta baru” yang sewaktu-waktu tumbuh bersemi. Weleh, podho wae mas…. Sami mawon.
Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya yang saya muliakan, alkisah, kita telah hidup di zaman yang serba mungkin. Zaman kakek kita dulu, untuk menemukan teman lama susahnya bukan main. Mencari teman sewaktu SD, atau teman SMP, atau teman SMA atau teman kuliah, atau teman perjuangan, wah minta ampun. Bagaimana cara agar bisa bertemu teman yang sudah puluhan tahun terpisah. Tidak tahu lagi rimbanya dimana, dan tidak tahu harus kemana mencarinya.
Kini, kita telah dihadiahi oleh globalisasi dengan sejumlah mesin pencari. Mencari apa saja, kita akan bertemu jawabannya. Jika anda tidak mengenal saya sama sekali, cobalah buka Google, lalu ketik nama saya : “Cahyadi Takariawan”, lalu tekan enter, pasti anda akan menemukan sejumlah informasi tentang saya. Jika anda tidak tahu peta Jawa Timur, dengan mudah anda akan menemukannya di google map dan sejumlah mesin pencari sejenis itu. Mudah sekali, luar biasa.

Maka semudah itu pula mencari teman lama, sengaja ataupun tidak sengaja. Lewat jejaring sosial, kita dengan sangat mudah terhubung dengan banyak sekali manusia dari berbagai negara. Ada yang kita kenal, banyak pula yang sama sekali tidak kita kenal. Lewat facebook, twitter dan berbagai perangkat jejaring sosial lainnya, kita terhubung dengan siapa saja. Di antaranya, kita terhubung dengan teman-teman lama. Bahkan, dengan “seseorang yang sangat istimewa”, yang pernah memasuki hati anda duapuluh tahun silam…..


    Setelah terhubung, kemudian kontak lewat media cyber tersebut. “Aku kirim pesan di inbox fesbuk-mu”, begitu tulisan di dinding akun fesbuk anda. Lalu anda membukanya, dan mulailah komunikasi itu. Bertukar nomer HP, alamat email, PIN Blackberry dan seterusnya dan seterusnya….. Maka komunikasi pun berlanjut.
Saat mulai komunikasi itu, awalnya sekedar bertanya kabar dan bercerita hal-hal umum saja setelah sekian lama tidak berjumpa. Namun akhirnya masuk pula ke urusan yang pribadi bahkan sangat pribadi. Mulai curhat, menceritakan persoalan keluarga. Hingga akhirnya mulai menceritakan ketidakbahagiaan, dan membayangkan betapa bahagia jika bisa melewati waktu bersama anda lagi.
Semula anda biasa saja, karena tidak membayangkan bertemu seseorang yang sudah lama namanya anda kubur. Namun karena intensifnya komunikasi, perlahan hati anda mencair. Kebekuan hati anda mulai tercairkan oleh hadirnya orang lama yang sempat anda cintai di masa lalu. Padahal kini semua sudah berubah. Anda telah memiliki pasangan hidup yang sah, si diapun sudah memiliki keluarga. Namun dia selalu mengatakan tidak bahagia menikah dengan pasangannya, dan membayangkan ingin kembali kepada anda.
Anda dibuat berhitung. Antara keluarga yang sudah anda bangun selama ini, dengan hadirnya orang lain yang menghidupkan kembali hati anda. Sepertinya anda kembali muda. Sepertinya anda baru bangun dari tidur dan melihat bahwa bunga-bunga sedemikian indahnya. Sepertinya anda belum pernah merasakan suasana hati seperti ini. Sepertinya anda belum pernah merasakan semangat dan bahagia yang sedemikian kuatnya.
Ya. Anda jatuh cinta lagi pada orang yang pernah anda cintai.
Wah, gawat ! Padahal anda sudah punya suami, dan dia sudah punya isteri. Padahal anda sudah punya isteri, dan si dia sudah punya suami. Hem hem hem…. Mulailah mencari cara untuk sering bertemu. Berbohong kepada suami, berbohong kepada isteri, demi bertemu kekasih lama yang hadir kembali. Tiba-tiba anda melihat dunia sudah berubah sama sekali. Anda seperti menjadi orang baru, dan diapun begitu.

Ayo segera dibuat kegiatan untuk alasan. Namanya Reuni SD, Reuni SMP, Reuni SMA, Reuni Fakultas Anu Universitas Inu Angkatan Itu…. Reuni Penonton Film Nyi Blorong, Reuni Panitia 17 Agustus 1985, Reuni Panitia Penyambutan Siswa Baru angkatan 1976, Reuni Penumpang Kereta Api Senja Utama, atau apa sajalah…. Kalau pas Ramadhan ya Buka Puasa Bersama, kalau pas Syawal ya Syawalan Bersama, kalau pas tahun baru ya perayaan Malam Tahun Baru…. Yang penting ada si dia dalam acara itu. Reuni diadakan seminggu sekali, tempatnya di rumah anda atau di rumah si dia. Lama-lama pesertanya tambah sedikit karena pada bosan reunian, akhirnya tinggal anda berdua yang rajin datang reuni. Lalu, Reuni diajukan sehari sekali.

Tiba-tiba anda dan si dia tambah berani. Kini berani janjian, berjalan-jalan berduaan, menyusuri tempat-tempat yang dulu pernah anda kunjungi bersama. Makan siang di rumah makan favorit saat SMA. Nonton film di gedung bioskop dekat SMA, eh ternyata sekarang sudah tutup. Jadinya anda membuat film sendiri di sepanjang jalan kenangan. Berbalas SMS setiap menit, telpon tiap satu jam sekali, durasi telponnya dua jam (nombok dong). Tagihan telepon paska bayar anda membengkak. Wah, bulan kemarin tagihannya sepuluh juta, bulan ini tagihannya duapuluh juta….. Padahal biasanya cuma limaratus ribu rupiah saja. Tapi anda bahagia.
Tiba-tiba anda sangat peduli dengan dia dan semua urusannya. Anda selalu siap membantu segala keperluannya. Anda merasa menjadi pahlawan super hero bagi si dia, yang selalu siap memberikan bantuan kapanpun diperlukan. Uang anda terhambur tanpa terhitung. Waktu anda tersita untuk mengurus semua hal tentang dia. Aneh, anda tidak merasa lelah, anda tidak merasa capek. Anda sangat senang saat dia meminta tolong. Anda benar-benar bahagia saat bersamanya.
Tiba-tiba anda sangat memperhatikan penampilan. Pakaian anda sangat rapi, penampilan anda sangat elegan. Demikian teliti anda dengan semua bagian tubuh anda yang semula kurang anda perhatikan. Kini anda rajin ke salon, anda rajin ke perawatan kulit dan perawatan wajah, anda rajin mengikuti program olah raga, program diet anda sangat teratur, anda mengganti sabun mandi, shampo dan parfum, karena itu kesukaan si dia. Anda lakukan apapun, untuk menyenangkan si dia.
Hei hei hei…. hati-hati Tuan, hati-hati Nyonya ! Anda sudah punya isteri, anda sudah punya suami. Anda sudah punya anak, bahkan anda sudah punya cucu. Jangan terjebak dalam kerumitan hubungan seperti itu. Ayolah mumpung belum terlalu jauh, kembali kepada keluarga masing-masing.


  Saya ada beberapa saran untuk anda semua, agar terhindar dari jebakan cinta lama bersemi kembali seperti itu.
1. Beningkan Pikiran Anda
Tuan, Nyonya, cobalah pikir masak-masak dengan pikiran yang bening. Siapa sih anda, dan siapa pula dia ? Bukankah anda terikat oleh sebuah ikatan pernikahan yang sah dan sakral, dia pun juga demikian. Pernikahan telah anda laksanakan atas nama Tuhan, atas nama agama, atas nama negara. Bukan main-main, anda telah berikrar untuk menjaga dan membahagiakan keluarga anda. Jangan rusak kebahagiaan keluarga anda demi mengejar kebahagiaan anda bersama si dia.
Beningkan pikiran anda, jangan terkotori oleh pikiran tentang si dia. Letakkan saja pikiran tentang si dia, jangan anda ambil lagi. Dia sudah memiliki pasangan, dia sudah dewasa. Yakinlah, dia akan bisa menyelesaikan masalahnya sendiri bersama pasangannya. Kehadiran anda dalam hidupnya bukan menyelesaikan masalah, namun justru menambah berat permasalahannya. Jangan ganggu dia.
Beningkan pikiran anda, jika perselingkuhan ini diketahui pasangan dan anak-anak anda, akan bisa menghancurkan bahtera rumah tangga yang sudah anda bangun selama ini. Tidak mudah mengembalikan gelas retak agar mulus seperti semula. Jika anda mulai bermain api, bersiaplah menghadirkan pemadam kebakaran, karena api akan menjalar dengan sangat cepat dan tidak pandang bulu. Bulu apapun akan dilahapnya, hingga semua bisa hangus tanpa sisa.
Coba perhatikan kata-kata saya ini. “Orang yang sepertinya sedemikian perhatian kepada anda saat ini, dia adalah orang yang tidak perhatian kepada keluarganya. Dia tengah mengkhianati keluarganya. Dia khianati pasangannya, dia khianati anak-anaknya, demi mengejar anda. Maka apa jaminannya bahwa nanti dia tidak mengkhianati anda? Bukankah sekarang dengan mudah dia ceritakan kejelekan dan kekurangan pasangannya di depan anda ?”
Perhatikan pula kata-kata saya ini. “Orang yang sepertinya sangat care kepada anda saat ini, mampu menampung curhat anda, dan sedemikian nyaman berbincang dengan anda, dia adalah orang yang tidak bisa nyaman berbincang dengan pasangannya di rumah. Dia tidak care dengan keluarganya, jadi sesungguhnya dia sedang berpura-pura dan bermain sandiwara di depan anda”.

2. Bersihkan Hati Anda
Tuan, Nyonya, bersihkan hati anda. Hati yang bersih akan menuntun anda kepada perbuatan mulia, sebaliknya jika hati kotor akan mudah membawa anda kepada perbuatan tercela. Cara membersihkan hati adalah dengan mendekatkan diri kepada Tuhan. Bertaubatlah, mohonlah ampunan kepada Tuhan. Anda telah terlibat dalam perselingkuhan dan hubungan hati yang sangat rumit. Anda berpotensi merusak keutuhan rumah tangga orang, dan itu berdosa.
Bersihkan hati anda, jangan sampai nafsu menguasai jiwa anda yang membuat anda kehilangan nalar dan pertimbangan. Langkah anda bersama si dia sangat berpotensi merusak keutuhan keluarga anda sendiri, dan pasti anda akan sangat menyesal jika keluarga yang sudah bersusah payah anda bina ini nantinya rusak binasa.
3. Jadikan Rumah sebagai Kontrol Anda
Ayolah Tuan, ayolah Nyonya, jangan sembunyikan sesuatu di rumah anda. Asyik sekali anda bermain fesbuk, twitter, berikirim email berbincang lewat blacberry, chatting, kirim SMS, telpon dan lain sebagainya. Handphone selalu anda bawa kemana-mana, tidak pernah anda tinggal di rumah. Ke kamar mandi pun tetap membawa HP dan Blackberry. Khawatir pasangan atau anak anda membuka rahasia hubungan anda dengan si dia.
Letakkan HP, blackberry, laptop, iPad, galaxy, tablet atau apapun namanya teknologi kayak gituan (habis saya tidak tahu namanya), di rumah anda. Biarkan semua angota keluarga bisa meng-akses akun email, fesbuk, twitter, blog, blackberry, dan HP anda. Jika pasangan anda ingin tahu isi SMS yang ada di HP anda, kapanpun dia bisa melakukannya. Jika pasangan anda ingin masuk ke fesbuk atau twitter anda, dia tidak perlu mencuri teknologi utnuk membongkar akun pribadi anda. Sudahlah, biarkan jejaring sosial itu menjadi milik bersama di rumah anda. Sebagaimana anda berhak dan bisa melihat HP pasangan anda, melihat akun fesbuk dan emailnya, melihat pesan-pesan di BBMnya.

4. Mendekatlah kepada Pasangan Anda
Hai Tuan, hai Nyonya, jangan menjauh dari pasangan anda. Ingatlah, semua keluarga pasti memiliki masalah. Semua pasangan memiliki persoalan. Jangan suka membesar-besarkan dan anda gunakan untuk bahan cerita kepada orang lain. Bahkan menjadi bahan curhat kepada si dia. Kejam sekali anda, “menjual” kelemahannya demi mendapatkan simpati dan rasa iba dari si dia.  Jika anda dengan pasangan tengah ada masalah, hadapi dan selesaikan dengan baik-baik. Jangan anda jadikan alasan menjauh dari pasangan utnutk mendekat kepada orang ketiga.
Semakin anda menjauh dari pasangan, yakinlah persoalan anda akan semakin sulit diselesaikan. Jika anda mulai curhat kepada orang ketiga, yang ternyata adalah si dia, maka anda menambah bibit-bibit persoalan baru dalam kerumitan persoalan yang tengah anda hadapi bersama pasangan. Maka begitu anda merasakan ada masalah dengan pasangan, semakin mendekat dan merapatlah kepada pasangan. Jangan biarkan ada orang ketiga yang masuk.


5. Ajak Pasangan Anda Refresing Berdua
Mari Tuan, mari Nyonya, sesekali waktu ajak pasangan anda refreshing berdua saja. Mungkin anda berdua terlalu sibuk selama ini sehingga kurang saling memperhatikan. Anda merasa nyaman setelah ada si dia yang sedemikian perhatian kepada anda. Sepertinya anda menemukan surga, setelah sekian lama didera suasana lelahnya bekerja, tanpa ada seseorang yang sedemikian care kepada anda di rumah. Hei hei hei…. Tuan, Nyonya, jangan salah. Pasangan anda pun bisa melakukan hal yang sama.
Carilah waktu yang tepat dan suasana yang nyaman. Ajak pasangan anda berjalan-jalan ke tempat-tempat romantis yang anda suka. Ajaklah naik sepeda kayuh berdua, nonton film berdua, makan malam di tempat yang romantis, ayolah Tuan, ayolah Nyonya, pasti anda bisa. Anda hanya kurang perhatian saja kepada pasangan anda. Pasangan anda pun banyak kelebihan, dan anda bisa lebih menggali berbagai macam hal darinya.

6. Mendekatlah kepada Anak-anak Anda
Lihat anak-anak anda Tuan, perhatikan anak-anak anda Nyonya. Mereka semakin dewasa, mereka semakin mengerti dunia. Anak-anak adalah aset yang sangat berharga bagi anda. Merekalah penerus sejarah keluarga anda. Maka jangan menjauh dari mereka. Jadikan anak-anak sebagai pengingat bagi anda, agar anda tidak menyimpang. Wibawa dan harga diri anda akan hancur berkeping di depan anak-anak anda, jika mereka mengetahui orang tuanya selingkuh.
Anda juga memberikan contoh buruk bagi anak-anak, jika anda melakukan perselingkuhan. Anda mengajarkan ketidaksetiaan, anda mengajarkan kebohongan dan pengkhianatan, jika anda meneruskan hubungan dengan si dia. Ayolah Tuan, ayolah Nyonya, tinggalkan saja si dia. Mendekatlah kepada anak-anak anda. Jangan rusak masa depan anak-anak dengan perselingkuhan yang anda lakukan. Ketahuilah, perselingkuhan sangat menyakitkan bagi anak-anak anda. Mereka pasti kehilangan figur dan teladan jika menyaksikan anda membangun cinta dengan orang lain.
Bukankah selama ini anda telah menjadi kebanggaan anak-anak anda ? Jangan hancurkan harapan dan kebanggaan mereka kepada anda.
Tuan, Nyonya, itulah enam resep dari saya. Jangan biarkan cinta lama anda kepada orang lain bersemi kembali, padahal si dia sudah memiliki pasangan dan andapun sudah memiliki pasangan. Arahkan energi cinta anda kepada pasangan dan keluarga anda. Luapkan kegembiraan hati kepada pasangan dan anak-anak anda. Jatuh cintalah kepada pasangan anda, jangan mencari-cari dari si dia yang bukan milik anda.

Salam,

Cahyadi Takariawan

SMS Lebaran

Telat posting gak papa, soale dikumpulin dulu.....meski ucapan sendiri lebih murni tapi Lebaran nanti bisa lah pakai kata mutiara dibawah ini ( Dari berbagai sumber )


Ucap Kata kadang Melukai
Canda Tawa Kadang Menyakiti
Tingkah Laku Kadang melebihi
Hingga kadang maksud baik jadi salah arti
Wlau Tangan tidak berjabat
Namun Hati Tetap terikat Erat " SELAMANYA"
Minal Aidin Wal'faidzin,Mohon MA'AF Lahir dan Bathin " SELAMAT HARI RAYA IEDUL FITRI 1 SYAWAL 1432 H "

Kata telah terucap, tangan telah tergerak, prasangka telah terungkap
Tiada kata, Kecuali “saling maaf” jalin ukhuwah & kasih sayang raih indahnya kemenangan hakiki
Selamat Hari Raya Idul Fitri

Mawar berseri dipagi Hari
Pancaran putihnya menyapa nurani
Sms dikirim pengganti diri
SELAMAT IDUL FITRI
MOHON MAAF LAHIR BATHIN

Walopun operator sibuk n’ sms pending terus,
Kami sekeluarga tetap kekeuh
Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir Dan batin

Jika HATI sejernih AIR, jangan biarkan IA keruh,
Jika HATI seputih AWAN, jangan biarkan dia mendung,
Jika HATI seindah BULAN, hiasi IA dengan IMAN.
Mohon Maaf lahir Dan batin
cahaya rahmat bulan Syawal,

kuberi maafku setulus lahirmu dan kupinta maafmu sedalam batinku.
Selamat hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1428H Minal aidin wal faizin.
Mohon maaf lahir dan batin.

Senandung asma 4JJ1 menghiasi malam menghampiri fajar menyambut hari kemenangan.
Jabat tangan penuh kasih, eratkan tali silaturrahim
Jiwa yang suci dari sang maha suci, tapi sering kali ternoda oleh dosa pada insane.
Sucikan jiwa dengan saling memaafkan

” Sepuluh jari tersusun rapi.. Bunga melati pengharum hati ..
SMS dikirim pengganti diri… Memohon maaf setulus hati …
Mohon Maaf Lahir dan Batin .. Met Idul Fitri …
Andai jemari tak smpt berjabat,andai raga tak dpt b’tatapseiring beduk yg mgema,
sruan takbir yg berkumandangkuhaturkan salam menyambut hari raya idul fitri,
jk ada kata serta khilafku membekas lara mhn maaf lahir batin.
SELAMAT IDUL FITRI

Beningkan hati dg dzikir
Cerahkan jiwa dg cinta
Lalui hr dg senyum
Tetapkan langkah dg syukur
Sucikan hati dg permohonan maaf
mEt hArI RaYa IduL fiTrI
TaqobbaLallaHu minNa wA MinKuM
Minal AidziN WaL FaidziN
Mhn MaaF LahiR n BaTiN

Masa aktif Hidup anda hampir berakhir, saldo dosa anda makin meningkat, di hari yang fitri ini raih kesempatan untuk meningkatkan saldo Iman. Isi ulang dengan sirahturahmi. SELAMAT IDUL FITRI, mohon maaf lahir & batin
Satukan tangan,satukan hati
Itulah indahnya silaturahmi
Di Hari kemenangan Kita padukan
Keikhlasan untuk saling memaafkan
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Mohon Maaf Lahir Batin

Sebelas bulan Kita kejar dunia,
Kita umbar napsu angkara.
Sebulan penuh Kita gelar puasa,
Kita bakar segala dosa.
Sebelas bulan Kita sebar dengki Dan prasangka,
Sebulan penuh Kita tebar kasih sayang sesama.
Dua belas bulan Kita berinteraksi penuh salah Dan khilaf,
Di Hari suci nan fitri ini, Kita cuci hati, Kita buka pintu maaf.
Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir Dan batin
__________________________________________________________________________________
Sms Lebaran 2011 atau Ucapan Selamat Idul Fitri

Sabtu, 03 September 2011

SERBUK PAHIT

Kiriman Ust.Relly...

      Ada seorang tua bijak didatangi seorang pemuda yg sedang dirundung masalah.
Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya.
Pak tua bijak hanya mendengarkan dengan seksama, lalu ia mengambil segenggam serbuk pahit & meminta anak muda itu u/ mengambil segelas air.
Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas & di aduk perlahan, "Coba minum ini & katakan bagaimana rasanya?" ujar pak tua
"Pahit sekali" jawab pemuda
Pak tua itu tersenyum, mengajak pemuda itu u/ berjalan ke tepi telaga belakang rumahnya.
Mereka berjalan berdampingan & akhirnya sampai ke tepi telaga yg tenang itu.
Sesampai disana, Pak tua itu kembali menaburkan serbuk pahit ke telaga itu & dengan sepotong kayu ia mengaduknya, "Coba ambil air dari  telaga ini & minumlah"
Saat si pemuda mereguk air itu, Pak tua bertanya lagi, "Bagaimana rasanya?"
"Segar" sahut si Pemuda
"Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu?" tanya pak tua
"Tidak" sahut Pemuda
Pak tua tertawa sambil berkata "Anak muda...Dengarkan baik²,
Pahitnya kehidupan sama seperti segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah & rasa pahitnyapun sama & memang akan tetap sama.
Tapi kepahitan yg kita rasakan sangat tergantung dari wadah yg kita miliki.
Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya.

Jadi saat Anda merasakan kepahitan & kegagalan dalam hidup, Hanya ada satu yg Anda dapat lakukan:
Lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu, Luaskanlah hatimu u/ menampung setiap kepahitan itu"

Pesan Moral,
Hatimu adalah wadah itu.
Perasaanmu adalah tempat itu.
Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya.

"Jangan jadikan hatimu seperti gelas,
buatlah laksana telaga yg mampu menampung setiap kepahitan itu, & merubahnya menjadi kesegaran & kedamaian.
 

Sumber :

Regards,
Imam Wahidin