Biarkan air mata ini mengalir bersama dengan dosa-dosa yang teringat. Lelapkan semua kesemuan dunia yang hanya sementara. Bukalah sedikit matamu untuk melihat dunia yang abadi, telungkupkanlah tanganmu untuk memberi... Berikan senyummu agar orang lain merasakan kabahagiaanmu... mari lukis perasan hati mencintaiNya dengan keimanan dan ketakwaan. Bismillah...

Kamis, 08 September 2011

KETIKA PERTANYAAN MENYINGGUNG SEPUTAR UKHUWAH ISLAMIYAH !

Oleh : Abu Majid
    
         Kita sudah terbiasa mendengar dan mengucapkan kata “Ukhuwah”, yach..meskipun tanpa kita sadari, secara perlahan maknanya mulai terdegradasi dari ingatan kita. Dapat dimaklumi, karena kita memang orang sibuk, kita sibuk dengan pekerjaan yang nyata-nyata menyita waktu kita. Dan disi lain kitapun rupanya sudah mulai ”menua”. Namun saudaraku, Ada baiknya kita mencoba lagi untuk memahami bagaimanakah yang dimaksud dengan Ukhuwah Islamiyah yang selama ini mungkin sempat atau sudah kita pahami secara khusus atau secara umum. Umumnya dipahami bahwa Ukhuwah Islamiyah adalah Persaudaraan diantara umat Islam, yang tidak terpecah belah, yang seperti badan sekujur, satu sakit yang lain juga merasakan sakit juga. Tentu saja disini yang perlu kita pahami adalah makna secara islam.
      Sedangkan "Lakum dinukum waliyadin", yang maknanya "Bagimu Agamamu dan bagiku Agamaku". Menggambarkan bahwa sangat jelas sekali Aturan Alloh yang mengatur Persaudaraan antara Muslim dan Non Muslim. Ada benteng yang menjaga agar  tak terjadi campur aduk diantara agama-agama yang berbeda.
      Lalu, bagaimana Persaudaraan diantara Muslim se Iman ?, Persaudaraan diantara umat Islam yang ini juga sudah diatur oleh al quran dan oleh hadits."Fastabihul khoirot" "berlomba-lomba menuju kebaikan" dan "Fastabihul Maghfiroh" "berlomba-lomba menuju ampunan Allah".Tentu saja anjuran utamanya adalah kewajiban saling mengingatkan, mengajak  kedalam kebaikan. Janganlah berjalan sendirian, jangan ingin masuk syurga sendirian. Jadilah sebuah pohon yang rindang , berbunga harum dan berbuah lebat. Jadi bagi sesama umat Islam, fokusnya adalah berlomba-lomba di dalam urusan kebaikan dan berlomba-lomba di dalam menuju ampunan Allah. Dalam sebuah hadist, seperti tulisan diawal disebutkan bahwa "Persaudaraan itu seperti sekujur badan". satu sakit yang lain juga merasakan sakit. Jika satu Kaki yang terantuk duri, maka mulut otomatis mengaduh dan tanpa diminta tangan otomatis mengusap bagian yang sakit. tanpa diperintahpun otak akan berpikir bagaimana supaya yang kena duri tidak sakit lagi dan bisa sembuh.

     Persaudaraan dan persahabatan itu dua hal yang sama hanya beda penyebutan saja. Kunci membina persaudaraan atau persahabatan adalah saling menghormati, memposisikan orang lain pada kedudukannya. Niat persahabatan murni karena falsafah ukhuwah Islamiyah. Nah di dalam urusan perbedaan, Nabi bersabda,"Perbedaan adalah rohmat". Artinya di Islam dihargai adanya perbedaan. Meski sebagian orang tidak meyakini akan hadits ini. Diantara saudara, sahabat bahkan diantara umat adalah  lumrah adanya perbedaan. Baikpun perbedaan di dalam memahami ayat-ayat al Quran maupun hadits dan juga perbedaan di dalam mempraktekkan agama Islam.
Seperti kemarin kita merayakan Hari Raya Iedhul Fitri dalam dua hari yang berbeda. Dalam keluarga saya sendiri juga terjadi perbedaan, Saudara saya ada yang berlebaran selasa, sedangkan saya dan orang tua saya merayakannya hari Rabu.Karena saya memahami hal itu bukan sesuatu yang perlu diperdebatkan maka sayapun tidak menolak ketika adik saya berkunjung kerumah berlebaran pada hari selasa. Melalui SMS sayapun mengirim pesan kepada saudara dan sahabat-sahabat saya demikian ;” Godhong telo ijo-ijo pahit rasane, nyangking kupat boto njur dideleh mejo. Bodo Seloso utowo rebo podho wae, sing Penting Luput lan Dosane podho di ngapuro.”

    Kita pun seharusnya memahami bahwa perbedaan itu adalaha rohmat, semua punya dasar yang sama-sama kuat. Kalau dianggap bahwa yang benar itu dalam pemahaman ayat al Quran adalah satu paham saja, tentulah ini bertentangan dengan ayat al Quran yang kurang lebih menyatakan bahwa "jika lautan jadi tinta dan pohon2 jadi pena untuk menulis ayat-ayat Allah, tentulah setelah habis semua itu, ayat-ayat Allah belum akan selesai untuk ditulis". Semua mubaligh yang diundang BPUI untuk mengisi ceramah Romadhon kemarin pun kompak mengatakan ,” Perbedaan itu adalah hal yang wajar. Perbedaan tidaklah perlu dipahami sebagai sebuah pertentangan yang harus disatukan, apalagi dianggap sebagai sebuah perselisihan yang akan membawa kepada perpecahan. Sudah sejak masa Rosulullah saw pun, perbedaan itu ada dan ada. Untuk mensikapi adanya perbedaan itu al Quran mengatakan "lana a'maluna walakum a'malukum"."apa yang aku kerjakan ya untuk aku, dan apa yang kamu kerjakan adalah untuk kamu". Inilah yang banyak diceritakan di hadits-hadits bahwa tanggung jawab dihadapan Allah tiap-tiap orang adalah tanggung jawab masing-masingnya. Yang penting kita saling hormat menghormati pendapat yang berbeda dan perbedaan itu janganlah kemudian ditungganggi hawa nafsu merasa benar sendiri. Akar dari konflik adalah ketika perbedaan yang ada itu ditunggangi oleh hawa nafsu, maka pastilah timbul konflik yang bisa berakibat fatal. Tergantung kemampuan masing-masing di dalam pengendalian hawa nafsunya (baca tulisan saya sebelumnya ,”Kekuatan Iman sebagai Benteng Kehidupan”).

     Selain itu ada Ukhuwah atau Persaudaraan dengan sluruh umat manusia (kadang ada yang nyebut ukhuwah insaniyah), yang dirangkum oleh ayat al Quran dengan satu istilah saja "Rohmatan lil 'alamin"...Umat Islam dididik untuk merohmati alam. Seorang teman baik saya selalu mengingatkan saya akan petunjuk Rosulullah yang berbunyi "Khoiru nassi anfauhum linnas" "Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain". Juga hadits Rosul yang menyampaikan bahwa "Jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berbuat baiklah pada tetanggamu" Tidak peduli tetangga kita itu beragama hindu, budha, kristen, apapun juga, wajib kita berbuat baik kepada tetangga kita. "Memuliakan tamu", tidak peduli agama apa saja, suku apa saja, wajiblah kita memuliakan tamu. "Santuni anak yatim dan fakir miskin", tidak peduli agama apa saja, asalkan seseorang itu yatim atau fakir miskin, maka wajiblah kita memberikan santunan dan perlindungan. Itulah yang menjadi salah satu kekuatan Dhien Islam, Islam tak pernah memaksakan seseorang diluar Islam untuk memeluk Islam, tetapi dengan kepedulian Islam kepada semua mahluk Alloh seringlah menjadi simpati tersendiri bagi mereka. Tugas siapa itu ? tentu saja tugas kita sebagai muslim. Dan masih banyak lagi wujud-wujud dari Rohmatan lil 'alamin ini. Firman Alloh Qs.Al-Hujurot : 13,

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَـٰكُم مِّن ذَكَرٍ۬ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَـٰكُمۡ شُعُوبً۬ا وَقَبَآٮِٕلَ لِتَعَارَفُوٓاْ‌ۚ إِنَّ أَڪۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَٮٰكُمۡ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ (عَلِيمٌ خَبِيرٌ۬ (١٣
Artinya :" Hai manusia...Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal..."

     Alangkah indahnya seandainya Ukhuwah Islamiyah ini, seandainya Persaudaraan yang telah diajarkan Islam ini kita praktekkan di dalam kehidupan sehari-hari... Saling tolong menolong, hormat menghormati, saling melindungi sebagaimana yang dicontohkan oleh Rosulullah saw.
     Alangkah indahnya seandainya perbedaan diantara sesama umat islam tidak ditunggangi oleh hawa nafsu yang mengakibatkan perpecahan, pertengkaran dan perselisihan. Yang ada adalah saling menghormati perbedaan pemahaman dan keyakinan masing-masing faham. Alangkah indahnya apabila kehidupan ini diatur dengan dasar pengertian, dengan dasar tolong menolong dalam kebaikan dengan cara berkomunikasi yang lebih dewasa secara sopan dan secara santun. Alangkah indahnya jika jiwa besar ada di dalam dada kita masing-masing.... Perbedaan pendapat dipahami sebagai sebuah kewajaran. Yang mengkritik memang berniat untuk memperbaiki tanpa memaksakan kehendaknya, yang dikritik menerima dengan lapang dada dan ber-introspeksi. Tak ada lagi hinaan dan cacian Tak ada lagi celaan dan makian. Mari kita mencoba dari lingkungan terdekat kita..KELUARGA.!!

Wassalam