Biarkan air mata ini mengalir bersama dengan dosa-dosa yang teringat. Lelapkan semua kesemuan dunia yang hanya sementara. Bukalah sedikit matamu untuk melihat dunia yang abadi, telungkupkanlah tanganmu untuk memberi... Berikan senyummu agar orang lain merasakan kabahagiaanmu... mari lukis perasan hati mencintaiNya dengan keimanan dan ketakwaan. Bismillah...

Senin, 23 September 2013

BAYI TABUNG KEMBAR 4 LAHIR DI PURWAKARTA



      Bayi kembar empat  lahir di RS Efarina Etaham, Purwakarta, Jawa Barat. Orangtua bayi kembar empat ini, pasangan dokter Didit-Widagdo, merupakan peserta program bayi tabung.Empat bayi kembar anak pasangan dokter, yaitu dr.Didit Widagdo (35) dan dr.Vita (33). Didit dikenal sebagai spesialis bedah di rumah sakit tersebut, sedangkan Vita dokter di sebuah rumah sakit di Bandung.
"Proses persalinannya sekitar satu jam melalui operasi caesar. Jenis kelamin bayinya, dua lelaki dan dua perempuan," kata Jeffry Panjaitan, dokter spesialis kandungan yang memimpin operasi caesar tersebut, . Menurut Jeffry, secara medis usia kehamilan sang ibu yang mencapai 34 minggu sudah cukup untuk melahirkan. Operasi dilakukan karena sang ibu sudah tak tahan lagi dengan kondisi perutnya yang semakin besar. Jeffry menjelaskan, proses kehamilan tersebut direncanakan oleh pasangan Didit-Vita dengan cara bayi tabung. Kabarnya, proses bayi tabungnya di Bandung. Biasanya, kata dia, orangtua bayi menanam lebih dari satu embrio di kandungan untuk jaga-jaga."Ternyata keempatnya hidup. Jadi, baru kali ini ada kembar empat persalinan bayi tabung. Umumnya cuma dua," ujarnya.
     Meski secara medis keempat bayi itu sehat, kata Jeffry, bobotnya rata-rata 1 kg alias prematur. Karena itu keempatnya kini menjalani perawatan di inkubator.

Delapan tahun
    Kelahiran empat bayi sekaligus itu membawa kebahagian bagi keluarga besar pasangan dokter Didit-Vita. Kerabat mereka dari Solo dan Bandung juga sudah datang menjenguk. "Alhamdulillah, ternyata kelahirannya pun lancar. Jelas senang sekali. Ini usaha maksimal kami selama delapan tahun," kata Didit Widagdo mengungkapkan perasaannya.

Banyak jalan yang telah ditempuh pasangan ini untuk mendapatkan keturunan. Program bayi tabung dipilih pasangan itu setelah mereka menjalani tiga kali inseminasi. Ketiganya gagal. Padahal, berdasarkan pemeriksaan, kesehatan reproduksi keduanya normal. Atas saran seorang dokter, mereka mendatangi Klinik Aster, Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, kira-kira setahun lalu. Setelah berembuk secara matang, akhirnya mereka memutuskan mengikuti program bayi tabung itu.

Biaya Rp 50 juta
    Program bayi tabung ini sudah ada di beberapa rumah sakit milik pemerintah, baik di Jakarta, Bandung, maupun Surabaya. Di Bandung, kata Didit, biaya untuk mengikuti program bayi tabung saat itu sekitar Rp 50 juta. Dana sebesar itu dibutuhkan mulai dari konseling hingga proses penanaman embrio. "Berhasil enggak berhasil ya ongkosnya segitu. Kalau ternyata gagal di tengah jalan, ya harus mulai dari awal lagi kalau memang masih berminat," katanya.
    Secara medis, sel telur dan sperma diambil sesuai kebutuhan. Proses pembuahan dilakukan di luar rahim. Embrio yang terbaguslah yang kemudian dipilih untuk ditanamkan ke rahim sang ibu. Soal berapa embrio yang hendak ditanam, kata Didit, dilakukan sesuai perjanjian. Biasanya, empat embrio saja belum tentu bertahan. "Karena itu, kami kaget campur senang sewaktu tahu keempatnya ternyata berhasil," katanya.

Sama saja
    Dokter ginekologi dr H Abdul Radjak SpOg menganggap peristiwa bayi tabung kembar empat adalah normal. "Kemungkinan bayi tabung kembar dua, tiga, atau empat itu mungkin saja, sama seperti kandungan natural," . Ia mengatakan, prinsip pembuahan bayi tabung dan pembuahan kehamilan normal sama saja. Yang membedakannya hanya pertemuan sperma dan sel telur terjadi di luar rahim.
Dokter di RS MH Thamrin ini menjelaskan, anak kembar bisa terjadi akibat pembelahan sel telur secara individual. "Saya kurang tahu rasio kembar empat, kalau tidak salah, 1 banding 1 juta kelahiran. Nah, kalau bayi tabung kan baru sekitar ribuan kali dilakukan di Indonesia sehingga kembar empat bayi tabung sangat jarang," ujarnya. (sumber NN/chi/sab)