Biarkan air mata ini mengalir bersama dengan dosa-dosa yang teringat. Lelapkan semua kesemuan dunia yang hanya sementara. Bukalah sedikit matamu untuk melihat dunia yang abadi, telungkupkanlah tanganmu untuk memberi... Berikan senyummu agar orang lain merasakan kabahagiaanmu... mari lukis perasan hati mencintaiNya dengan keimanan dan ketakwaan. Bismillah...

Jumat, 11 Februari 2011

Jeritan hati Orang Tua....!!

     Sedan warna biru metalik itu perlahan berhenti didepan sebuah bangunan yang nampak sepi dari luar. Panti Werdha “ CINTA KASIH”, sejenak Hariman memperhatikan papan nama yang terpampang dibagian depan bangunan yang cukup besar itu. Ini adalah kali kedua hariman mengunjungi Panti ini, masih terbayang dibenaknya ketika Ramadhan tahun lalu hariman dan keluarganya berkunjung kesini…” Yah..mengisi Ramadhan tahun  ini apa yang akan kita lakukan” kata istri hariman menjelang ramadhan tahun lalu. Setelah berdiskusi akhirnya merekapun sepakat untuk mengunjungi Panti werdha ini.
      Kebiasaan ini mereka lakukan untuk lebih banyak mengenal bahwa akan lebih membahagiakan kalau dibulan ramadhan kita bisa berbagi pada orang-orang yang kesepian dalam hidupnya. Akan sangat berarti kehadiran kita dalam kesepian orang-orang yang “merasa” terbuang dari keluarga.
    Sore itu setahun yang lalu, Ketika mereka sedang berbicara dengan beberapa ibu-ibu tua, tiba-tiba mata Hariman tertumpu pada seorang Bapak tua yang duduk menyendiri sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong.Lalu Hariman mencoba mendekati dan mencoba mengajaknya berbicara. Perlahan akhirnya bapak tua itu mau juga mengobrol dengannya, sampai akhirnya si bapak menceritakan kisah hidupnya.

Pak Hendra, begitu nama bapak tua itu, setelah sedikit akrab Pak Hendra memulai bercerita tentang hidupnya sambil menghela napas panjang. “Sejak masa muda saya menghabiskan waktu bekerja untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya cintai.Semua orangtua tentu menginginkan anak-anaknya dapat hidup layak melebihi mereka sendiri, bahkan dalam pendidikanpun anak-anak harus lebih baik dari orangtuanya. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami bisa tinggal dirumah yang besar dengan fasilitas yang lumayan bagus.
Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah sampai sarjana bahkan S2 dengan biaya yang tidak pernah saya batasi. Apapun keinginan Anak saya, saya usahakan agar terpenuhi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga.
    Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil “panen tanaman” kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak.Nak Hariman bisa bayangkan betapa terpukulnya saya saat itu.
Lalu Sejak kematian istri saya tinggallah saya sendiri hanya ditemani seorang pembantu, karena anak-anak kami semua tidak ada yg bersedia menemani saya karena mereka sudah mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukan nya. Saya baru tersadar bahwa dulu saya hanya menfokuskan pendidikan anak-anak di sekolah formal saja tanpa dibarengi pendidikan Agama dan penanaman aqidah yang memadai.Sekarang akhirnya sayapun harus menuai hasilnya.” Pak Hendra menghela napas panjang
Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi kabar melalui telepon. Dalam keterpurukan saya  tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan kalau dia akan menjual rumah karena selain tidak effisien juga toh saya dapat ikut tinggal dengannya. Dengan hati yang berbunga saya menyetujuinya karena toh saya juga tidak memerlukan rumah besar lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya. Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung.
Tapi apa yang saya dapatkan ? setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah saya selalu hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak pernah rewel karena sakit ini dan itu.Saya tidak bisa membayangkan apa yang bakal terjadi seandainya saya sakit-sakitan.
Lalu saya tinggal dirumah anak saya yang lain. Saya berharap kalau saya akan mendapatkan sukacita didalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan……” Pak Hendra menghentikan ceritanya, setetes air bening menggenangi kelopak kedua matanya. Sejenak kemudian Pak Hendra melanjutkan ceritanya “ Yang menyakitkan saya bahwa  semua alat-alat yang saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan peralatan makan dan minum dari kayu dan plastik dengan alasan untuk keselamatan diri saya tapi tahukah kamu Man, bahwa  sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat mereka yang mahal-mahal itu. Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan hewan peliharaan mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan airmata dan bertanya dimanakah hati nurani mereka ?. Mereka mengira bahwa saya sudah pikun sehingga saya pasti bertingkah layaknya cucu-cucu saya yang masih kecil
Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang bungsu, anak yang dulu sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seorang anak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yang saya dapatkan? Setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anak kesayangan saya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya.
    Sekarang sudah 2 tahun saya disini tapi tidak sekalipun dari mereka yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya bertanya-tanya mengapa kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya bagi kepada mereka semua. Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri sendiri. Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. Masih untung disini saya punya teman-teman dan juga kunjungan dari sahabat – sahabat yang mengasihi saya, tapi tak dapat dipungkiri Man, saya tetap merindukan anak-anak saya.”
“Selamat sore Pak…” Hariman tersentak dari lamunan, tiba-tiba seorang satpam sudah berdiri disamping mobilnya.” Ehh..yaa..Selamat sore..” jawab Hariman tergagap.” Saya perhatikan Bapak lama sekali berhenti disini, ada yang bisa saya Bantu Pak..” sapa sang satpam menawarkan jasa.” Oh tidak..terimakasih, saya hanya mau kedalam menemui Pak Hendra, ada khan beliau” jawab Hariman menjelaskan maksud kedatangannya.
Hariman segera memarkir kendaraananya disamping gedung itu. Setelah berbasa basi dengan pihak panti hariman segera mencari Pak Hendra sesuai petunjuk pengelola panti itu.
Dari jauh nampak oleh hariman seorang lelaki tua sedang sendiri di bagian belakang gedung menghadap taman kecil. Perlahan Hariman mendekatinya “ Assalamu’alaikum..Pak Hendra..”sapa hariman.”Wa’alaikum salam..” perlahan Bapak tua itu menoleh kepada hariman, ia mengamati sejenak sembari mencoba mengingat-ingat sesuatu.” Nak hariman ya…apa khabar, lama sekali nak tidak datang kemari, mana keluargamu, mana cucu-cucuku..” Jelas sekali kegembiraan terpancar dari wajah tua itu. Nampaknya kehadiran Hariman mampu menghapus kesepian Pak Hendra dan  berganti dengan keceriaan. Dalam hati Hariman sedikit menyesal, barangkali Pak Hendra akan lebih gembira jika Ia membawa serta Istri dan anak-anaknya untuk berkunjung.
Sejurus kemudian Hariman dan Pak Hendra sudah terlibat pembicaraan yang menyenangkan, sesekali diselingi tawa mereka berdua. Tak nampak sedikitpun gurat kesedihan di wajah Pak Hendra………………………………………(SRT)
                                           *****

Referensi :
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلۡوَٲلِدَيۡنِ إِحۡسَـٰنًا‌ۚ إِمَّا يَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡڪِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ۬ وَلَا تَنۡہَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلاً۬ ڪَرِيمً۬ا (٢٣)
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.(Qs.Al-Isro’:23)
وَٱخۡفِضۡ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحۡمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرۡحَمۡهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرً۬ا (٢٤)
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".(Qs.Al-Isro’ :24)
Seorang sahabat berkata : "Aku bertanya kepada Rasulullah: "amalan apakah yang dicintai oleh Allah" Beliau menjawab: "Sholat pada waktunya. Aku bertanya lagi: "Kemudian apa" Beliau menjawab: "Berbakti kepada kedua orang tua". Aku bertanya lagi: "Kemudian apa" Beliau menjawab: "Jihad dijalan Allah". (HR. Bukhari dan Muslim).

Sahabatku, saudaraku… Jangan sia-siakan kebersamaan yang masih dapat kita rasakan hari ini. Jangan sia-siakan orang-orang terkasih yang masih kita miliki. Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan menyesali hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita.
Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian ?
Ingatlah bahwa tanpa Ayah dan Ibu, kita tidak akan ada di dunia dan menjadi seperti ini.
Jika engkau masih mempunyai orang tua, bersyukurlah sebab banyak anak yatim-piatu yang merindukan kasih sayang orang tua.
When is the last time you chat to your parent ? THEY NEED YOU… !!, Jangan biarkan pikiranmu berkata bahwa mereka “baik-baik saja”, mungkin mereka memang sehat, tetapi mereka sangat ingin mendengar suaramu.
Now..Please take your phone and..Call them !!
Demikian sahabat, semoga ada manfaatnya
Baca juga tulisan saya yang lain dengan judul “Keranjang untuk kakek” dan “Meja Kayu Kakek”

*Silahkan Share tulisan ini kepada sahabat-sahabat  yang lain atau siapa saja , sekedar mengingatkan “sesuatu” yang sering terlupakan oleh kita:Perasaan dan keinginan orangtua kita.

Salam Hangat.......