Biarkan air mata ini mengalir bersama dengan dosa-dosa yang teringat. Lelapkan semua kesemuan dunia yang hanya sementara. Bukalah sedikit matamu untuk melihat dunia yang abadi, telungkupkanlah tanganmu untuk memberi... Berikan senyummu agar orang lain merasakan kabahagiaanmu... mari lukis perasan hati mencintaiNya dengan keimanan dan ketakwaan. Bismillah...

Senin, 21 Maret 2011

Mencintai Karena ALLOH...

    Matahari kian condong kebarat, semburat lembayung perlahan merambat memenuhi cakrawala. Aku bergegas melangkah menuju pesantren yang cukup terkenal dikota ini, Kumandang ayat-ayat suci Alqur’an mengalun begitu indah dari dalam masjid yang berdiri megah persis ditengah-tengah pesantren . Kesanalah aku menuju.
    Aku segera duduk diteras masjid, menaruh tas ransel dan melepas sepatuku.” Assalamu’alaikum…” sebuah suara mengejutkanku, tiba-tiba didepanku sudah berdiri seorang bocah kecil yang kira-kira umurnya tak jauh dengan Dixa, anak pertamaku.”Wa’alaikum salam adik….”jawabku  sejenak melihat padanya.”Bapak ingin dibantu, mari saya simpankan tas dan sepatunya” lanjutnya ramah. Aku terdiam sejenak “Bapak tidak perlu kuatir, disini aman Pak. Kami diberi amanah agar melayani tamu-tamu sebaik mungkin” katanya, aku terkesima, rupanya bocah kecil didepanku ini mampu membaca pikiranku. Barangkali banyak kejadian yang dia alami ketika hendak membantu tamu-tamu yang datang.tapi malah kecurigaan yang ada pada si tamu. Bocah didepanku masih tersenyum ramah.aku segera mengulurkan tas ransel dan sepatuku.” Silahkan Pak,tempat wudhunya di sebelah sana katanya sembari membungkukkan badannya.” Terimakasih ya..”kataku sambil mengelus kepalanya. Ah..benar-benar pengalaman berharga hari ini.Aku bergegas menuju arah yang ditunjukkan oleh sibocah tadi. Tepat diujung lorong aku berhenti, mataku menyapu kesegala arah, banyak orang lalu lalang disitu, tetapi tak nampak tempat wudhu yang ditunjukkan si bocah tadi, atau aku yang salah ? pikirku. Rupanya kehadiranku disitu diperhatikan oleh seorang lelaki muda bersorban putih, Ia berjalan menghampiriku.Assalamu’alaikum…Ayya khidmah Akhi..” kata lelaki bersorban dengan bahasa arab yang fasih, bermaksud menawarkan bantuan padaku.” Wa’alaikum salam, saya mencari tempat wudhu” jawabku.” Tafadhol…silahkan antum berjalan kedepan ,kemudian diujung sana antum belok kiri, disitu tempat wudhu…”katanya tak kalah ramah dari bocah kecil didepan tadi.” Terimakasih, Assalamu’alaikum..”kataku sembari hendak berlalu, tapi tiba-tiba lelaki muda itu menahanku” Intandhir..intandhir akhi..antum sepertinya bukan orang sekitar sini, min aina ant…? Hal antum musafir..?”katanya seperti introgator, ah bukan…itu semata rasa pedulinya pada sesama saudara seiman saja,bukan yang lain.” Benar..saya bukan orang sini,saya dari bontang, saya sedang ada sedikit pekerjaan disini..”kataku.
*******
   Sholat maghrib baru saja turun, namun suasana masih sangat khusuk, tak ada yang beranjak dari tempatnya, semua bermunajat  dalam khidmat, bermuhasabah dengan Tuhannya. Betapa damainya disini, pikirku, tak nampak anak-anak kecil yang berlarian kesana kemari, tak nampak seorangpun jamaah yang terburu-buru seolah dikejar setoran. Bahkan yang nampak mereka seolah berlomba menyetor ibadah pada Tuhannya. Pemandangan yang sangat kontras dengan Masjid Fathul Khoir, Dimana selepas sholat aku harus menunggui balitaku yang dengan ceria berlarian kesana kemari.
Sekitar duapuluh menit kemudian, setelah sholat rowatib ba’da magrib, nampak para jamaah berkumpul bergerombol membentuk halaqoh-halaqoh kecil. masing-masing kelompok terdiri antara tujuh hingga sepuluh orang. Damainya ditempat ini membuatku betah berlama-lama duduk sambil sesekali mendengar diskusi mereka. Dalam kelompok-kelompok itu nampak sekali orang-orang berilmu yang dengan tangkas menyampaikan tausiyah-tausiyah. Kutatap wajah-wajah tenang yang menunggu siraman hati, agar senantiasa menjadi bersih dalam ukhuwah yang telah Alloh anugerahkan.
***********
   Saudaraku, taukah engkau bagaimana rasanya berteman dengan orang-orang shaleh ? Orang-orang yang hatinya putih bersih, warna yang disukai Alloh dan Rosulnya. Mereka yang berjalan dengan pakaian taqwa, mereka yang berbicara dengan etika dan... para muslimah yang hijabnya menutupi separuh badannya.
Kaki-kaki mereka tiada lelah untuk hadir dalam majelis-majelis ilmu. Wajah mereka yang terbasuh air wudhu, selalu memancarkan senyum tulus, dan sambutan yang hangat. Kau tak akan mendapatkan mata yang sinis, mata yang iri atau tatapan yang merendahkan.
Mereka akan merunduk bersamamu bila kau merunduk, dan mensupportmu berdiri, bila kau berdiri. Kesuksesanmu adalah kesuksesan mereka, kesedihanmu adalah kesedihan mereka, kemunduranmu adalah perkerjaan dan PR mereka untuk membuatmu maju kembali, melangkah bersama-sama kembali. Berkumpul bersama mereka, tak akan kau dapatkan sindiran menyakitkan, atau ringkikan tawa yang berlebihan. Semuanya seakan dalam jalur yang terjaga.
Didalamnya, engkau akan merasa dihargai dan belajar menghargai orang lain.
Engkau akan merasa malu saat merasa bangga akan diri sendiri, karena mereka memperlihatkanmu nilai tingi kerendahan hati, bukan rendah diri. Dan orang yang terlihat paling bersahaja sikapnya diantara merekalah yang paling tinggi ilmunya diantara mereka.Dan ketinggian ilmu mereka bukan nampak dari kata-kata fantastis yang tiada dasarnya, bukan pula dari tulisan-tulisan mereka yang membuatmu terpana.
Bersama mereka ada persahabatan yang jujur, yang menerima dirimu apa adanya. Yang akan mendampingimu berjalan tertatih-tatih menuju pintu hidayah-Nya. Engkau akan melihat mereka berkorban untuk satu sama lain. Menyulap pengorbanan menjadi kebahagiaan, keterbatasan materi menjadi kekayaan, dan waktu menjadi sesuatu yang sangat berharga.
Bibir-bibir mereka melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an, perbincangan hangat yang engkau tangkap banyak ilmu daripadanya, jauh dari kesia-siaan, perdebatan, apalagi kedendaman.
Mereka adalah orang-orang yang menjaga shalatnya, menjaga As sunnah, lembut perangainya, namun tegas dalam menegakkan kebenaran. Mereka adalah orang-orang yang menangis saat Al Qur’an di bacakan.
Saat kau meminta pendapat tentang masalahmu pada teman-temanmu, biasanya kau akan mendapatkan dukungan buta dari mereka. Mereka akan selalu membelamu, dipihakmu. Namun tidak disini, yang akan kau dapatkan hanyalah kebenaran.
Adakah teman yang lebih baik selain teman yang mengatakan kebenaran untuk kebaikan kita ? Adakah teman yang lebih baik selain teman yang mencintai kita hanya karena Allah semata ?
Suatu hadits dari Umar bin Al-Khathab, bahwa Rasulullah saw. bersabda: Allah mempunyai hamba-hamba yang bukan nabi dan bukan syuhada, tapi para nabi dan syuhada tertarik oleh kedudukan mereka di sisi Allah. Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, siapa mereka dan bagaimana amal mereka? Semoga saja kami bisa mencintai mereka.”
Rasulullah saw. bersabda, “Mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai dengan karunia dari Allah. Mereka tidak memiliki hubungan nasab ( kekeluargaan ) dan tidak memiliki harta yang mereka kelola bersama. Demi Allah keberadaan mereka adalah cahaya dan mereka kelak akan ada di atas mimbar-mimbar dari cahaya. Mereka tidak merasa takut ketika banyak manusia merasa takut. Mereka tidak bersedih ketika banyak manusia bersedih.” Kemudian Rasulullah saw. membacakan firman Allah:
أَلَآ إِنَّ أَوۡلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ (٦٢)
"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (QS. Yunus [10]: 62).

  Para Asdhiqo’, persaudaraan dan persahabatan yang didasari kecintaan kepada Alloh, adalah harta berharga bagi kita.maka jangan kau ciderai persaudaraan, persahabatan yang engkau miliki.
Sahabatmu, dia bagaikan satu banding seribu. Engkau belajar dari setiap satu darinya. Bersyukurlah kepada Allah Yang telah mengenalkan mereka semua padamu. " Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati kami telah berkumpul untuk mencurahkan mahabbah hanya kepada-Mu, bersatu dalam rangka menyeru-Mu, dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu, maka kuatkanlah pertaliannya, ya Allah, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukanlah jalannya, dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang tidak akan pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepada-Mu, hidupkanlah dengan ma'rifah-Mu, matikanlah dalam kedaan syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong bagi kami. ...Amin ".

Bukit Sekatub Damai, Maret 2011......( Abu Majid )