Biarkan air mata ini mengalir bersama dengan dosa-dosa yang teringat. Lelapkan semua kesemuan dunia yang hanya sementara. Bukalah sedikit matamu untuk melihat dunia yang abadi, telungkupkanlah tanganmu untuk memberi... Berikan senyummu agar orang lain merasakan kabahagiaanmu... mari lukis perasan hati mencintaiNya dengan keimanan dan ketakwaan. Bismillah...

Selasa, 05 April 2011

Kapankah "KESALAHAN" Menjadi "KESALEHAN"...

Cuaca kota Bontang siang ini begitu terik menyengat tubuhku, peluh bercucuran disela-sela jaket yang kukenakan. Sepeda motor yang kukendarai  melaju tak begitu kencang. Untuk kesekian kalinya aku menghela nafas panjang. Pikiranku masih menerawang pada kejadian pagi tadi, ketika aku baru saja tiba diparkiran kantor, seorang teman dengan tergesa mendatangiku membawa sebuah kabar duka …”Assalamu’alaikum ….” Sapa si teman ramah.”Wa’alaikum salam Warohmatullah...apa khabar” jawabku sembari menjabat hangat tanganya.”Alhamdulillah…Sudah dengar khabar, tentang Pak D, kemarin beliau meninggal disurabaya..” kata temanku menjelaskan.” Innalillahi wa Inna lillahi Raji’un….memangnya beliau sakit apa..” tanyaku kemudian. Akhirnya kami terlibat dalam pembicaraan tentang berpulangnya Pak D, salah satu dari karyawan terbaik Perusahaan.
      Seminggu yang lalu, serasa baru sepenggal waktu, kala seorang sahabat memutuskan untuk meneruskan perjalanannya.SENDIRIAN. Ia belumlah begitu tua, 45 tahun. Tiga hari yang lalu, istri dari seorang teman, dipanggil oleh sang pencipta. Setelah sebelumnya sempat dalam penanganan medis di RS Perusahaan. Istri temanku  dipanggil di usianya yang baru 39 tahun. Masih cukup muda ….Pagi ini, berita duka yang kuterima tentang pak D, tentu cukup mengagetkan semua orang, karena beliau tidaklah menderita suatu penyakit akut. Beliau sehat-sehat saja. Namun takdir Alloh rupanya telah sampai padanya, dan jika sudah demikian adakah yang bisa menundanya barang sesaat ?.
Dada ini selalu terkesiap setiap kali Pagging dikantor mengumumkan berita duka,”siapa lagi rekan ku yang engkau panggil ya Alloh” begitu selalu bisik hatiku.
     Jatah hidup kita memang telah ditentukan oleh-Nya. Kita memang tidak pernah tahu kapan kita menyelesaikan kontrak untuk hidup. Kita bahkan seringkali lupa bahwa sewaktu-waktu jatah hidup kita ternyata sudah habis.
Seringkali kita merasa bahwa untuk sekedar bertobat, kita bilang nanti-nanti saja. Untuk mendatangi majlis ilmu, masih merasa belum butuh. Seolah-olah kita masih punya seribu tahun lagi untuk merubah segala kesalahan kita menjadi sebuah kesalehan. Kita masih berpikir bahwa kesalahan akan dapat terhapus dengan pertobatan dikala kita sudah merasa tua. Nanti sajalah kalau sudah pensiun aku akan konsentrasi pada kebutuhan rohani, seolah kita yakin benar bahwa kita masih akan sempat mengenyam yang namanya “pensiun”. Jangan-jangan kita akan pensiun “sebenarnya” sebelum menjalani pensiun dari pekerjaan kita.
Sahabat … mungkin bukan “kita”. Mungkin lebih tepatnya, aku …Setiap ada kematian, aku selalu diingatkan lagi mengenai jatah hidup. Yang tidak pernah bisa diperkirakan. Tetapi, lagi-lagi, aku merasa bahwa aku tidak pernah mempersiapkan diri. Masih bergelimang salah, maksiat masih berulang dan berulang lagi. Hari ini menangis bertobat, besok kembali bermaksiat. Rasanya diri ini tak pernah merasa dewasa. Rambut kepala yang mulai “berwarna” pun belum mampu mengubah prilaku diri ini.Usia yang mendekati kepala empat belum mampu membuat diri menjadi lebih bijaksana, masih saja mendzolimi istri yang begitu setia dalam suka dan duka, masih saja mendzolimi saudara dan sahabat.
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٌ۬ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٍ۬‌ۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ (١٨)
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan “. ( Qs. Al-Hashr : 18 )
ٱقۡتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمۡ وَهُمۡ فِى غَفۡلَةٍ۬ مُّعۡرِضُونَ (١) مَا يَأۡتِيهِم مِّن ذِڪۡرٍ۬ مِّن رَّبِّهِم مُّحۡدَثٍ إِلَّا ٱسۡتَمَعُوهُ وَهُمۡ يَلۡعَبُونَ (٢)
Artinya : “ Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling [daripadanya]. (1) Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al Qur’anpun yang baru [diturunkan] dari Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermain-main, (2)”. ( Qs. Al-Anbiya : 1-2 )
    Terkadang diri ini merasa iri melihat sebagian teman-teman sebagian sahabat masih lebih diberi kemudahan. Karena meskipun mereka sibuk dengan berbagai kegiatan, sibuk dengan tugas-tugas yang menumpuk, sibuk dengan jadwal yang tak bisa ditunda, namun masih  Bisa leluasa berusaha untuk menghapus kesalahan dan menggapai kesucian.
Sedangkan aku ? Aku jauh dari itu. “Ya Alloh beri aku kekuatan ya Alloh. Beri aku kemampuan untuk mengubah semua kesalahan menjadi sebentuk kesalehan, beri aku kesempatan mencari bekal untuk menghadapMu, dan beri aku kesempatan untuk menjadikan diri ini, hidup ini lebih bermakna bagi sesama….. Amin”

Sebuah tulisan untuk teman-teman hebat, sahabat-sahabat hebat..ajak aku serta dalam kebaikanmu.
(Abu Majid)