Teruntuk :
Seseorang yang membuat aku kasmaran....
Sepuluh tahun yang lalu…
Hari itu hari Sabtu, masih pagi dan matahari memancarkan hangat sinarnya kebumi. Cahayanya yang tajam keperakan berpendar menerobos rimbun daun angsana dan jatuh diselasar masjid dekat rumahmu.
Hari itu hari Sabtu, masih pagi dan matahari memancarkan hangat sinarnya kebumi. Cahayanya yang tajam keperakan berpendar menerobos rimbun daun angsana dan jatuh diselasar masjid dekat rumahmu.
Kau nampak anggun dengan Kebaya putih membalut tubuhmu, kau tertunduk malu-malu.
Semua wajah berseri bahagia, Ssttt...terlebih lagi engkau dan aku…
Perasaan yang tak terlukiskan saat sejengkal terpaut sakral
Mimpikah engkau ketika itu ?
Tidak…ini pilihanku ( lirih katamu )
Tapi sebenarnya dalam hatimu bertanya-tanya
Benarkah aku ada disini, benarkah hari ini aku menikah denganmu ?
Kutahu dari matamu, saat kau terluka oleh sikapku...saat lidah ini mengiris pedih perasaanmu...Terkadang pertanyaan itu masih saja muncul dibenakmu.
Mimpikah engkau ketika itu ?
Tidak…ini pilihanku ( lirih katamu )
Tapi sebenarnya dalam hatimu bertanya-tanya
Benarkah aku ada disini, benarkah hari ini aku menikah denganmu ?
Kutahu dari matamu, saat kau terluka oleh sikapku...saat lidah ini mengiris pedih perasaanmu...Terkadang pertanyaan itu masih saja muncul dibenakmu.
Tapi…Percayalah, aku tak pernah meragukan mu.
Sepuluh tahun sudah kita arungi samudera luas tak bertepi
Terpaan angin, gelombang, badai menyapa silih berganti
Sepuluh tahun sudah kita arungi samudera luas tak bertepi
Terpaan angin, gelombang, badai menyapa silih berganti
Dan…tahukah kau ia tak akan berhenti,..?
Angin tetap akan bertiup, kadang kencang kadang sepoi
Angin tetap akan bertiup, kadang kencang kadang sepoi
Gelombang akan selalu datang, kadang hanya riak... kadang bergulung
Hujanpun kadang gerimis kadang mengundang badai
tapi........Ibarat suatu biduk
kita adalah galah penopang layar kehidupan
Tak ada yang salah padamu jikalau kadang layarmu terusir angin yang berhembus kencang
Tapi kuyakin, layarmu terikat erat pada galah-galah penopang yang kuat terpancang
tapi........Ibarat suatu biduk
kita adalah galah penopang layar kehidupan
Tak ada yang salah padamu jikalau kadang layarmu terusir angin yang berhembus kencang
Tapi kuyakin, layarmu terikat erat pada galah-galah penopang yang kuat terpancang
Yakinkan hatimu bahwa kita mampu menepis badai dengan rangka-rangka doa yang kita tautkan bersama
Sepuluh tahun kini…..
Sepuluh tahun kini…..
Aku tetap saja bukan pujangga, yang mampu mengurai kata sempurna
Yang menyanjung dirimu hingga menjadi bidadari
Namun……jika boleh hati dan lisanku berkata
Hanya engkau dalam hatiku
Yang menyanjung dirimu hingga menjadi bidadari
Namun……jika boleh hati dan lisanku berkata
Hanya engkau dalam hatiku
Maafkan aku jika terkadang membuatmu terluka
Luka yang mengurai perasaan
dan.... mengalirkan airmatamu
Luka yang mengurai perasaan
dan.... mengalirkan airmatamu
Maafkan aku jika tak jua jadi sempurna
Dalam membimbingmu menyongsong hari
***********Suami-mu.