Biarkan air mata ini mengalir bersama dengan dosa-dosa yang teringat. Lelapkan semua kesemuan dunia yang hanya sementara. Bukalah sedikit matamu untuk melihat dunia yang abadi, telungkupkanlah tanganmu untuk memberi... Berikan senyummu agar orang lain merasakan kabahagiaanmu... mari lukis perasan hati mencintaiNya dengan keimanan dan ketakwaan. Bismillah...

Selasa, 16 Agustus 2011

Arti Sahabat...!!

Arti Sahabat…..!!
Oleh : Abu Majid   
Sahabat paling sejati menurut saya, ya pasangan kita, suami atau Istri kita. Dimana kita dapat menemukan segalanya pada dirinya. Kelebihan dan kekuranganya silih berganti saling mengisi. Terkadang angan kita dibawa melambung ke langit ketujuh, tapi terkadang juga serasa terpuruk kejurang yang dalam dibawa olehnya. Bagi kita yang menyadari dan memahami arti pasangan hidup, pastilah akan  dengan ringan kita berucap “itulah Romantika”.
Bagaimana dengan orang lain yang menjadi teman atau sahabat kita ?. Sahabat (orang lain ) dan sahabat (pasangan kita ) itu adalah dua hal berbeda, yang sama-sama kita butuhkan, yang sama-sama istimewa.
Bilakah seorang TEMAN dikatakan SAHABAT ?. Kala dia adalah seorang yang biasa tempat kita berbincang. Baik mengenai sesuatu hal yang kita sukai atau pun tidak. Teman yang membuat kita ingin selalu dekat padanya. Teman yang di mata kita merupakan orang yang mampu memahami maupun mengerti apa yang kita sukai. Mungkin juga pada teman tersebut ada sebuah nilai berkilau yang dipunyainya. Ada hal-hal yang membuat kita kagum, ingin menjadikan teladan kita. Atau mungkin pula kita merasa punya pemahaman yang sama pada sebuah hal.
Teman yang  padanya kita bisa membagi suka dan duka tanpa ada yang kita kuatirkan bakal timbul fitnah, adalah merupakan teman yang spesial. Itulah Yang biasa disebut dengan sahabat. Biasanya kita tidak akan segan untuk membagi dunia kita kepadanya, tentang apa yang menurut kita indah. Begitu pula saat mendung menerpa hati, maka sahabatlah tempat kita membuang semuanya. Teman atau sahabat tidak pernah melihat adanya perbedaan tua dan muda. Sebagaimana Rosullulloh mempunyai sahabat-sahabat kecil yang luar biasa. Meski mereka berbeda usia namun mereka dapat berbagi. Justru terkadang teman yang sebaya tidak selalu dapat kita jadikan sahabat. Terkadang muncul perasaan iri dengki, muncul penghianatan dan semisalnya.
Rasulullah menganjurkan kita untuk memilih teman. Seperti hadits beliau: “Bila berteman dengan seorang pandai besi, maka kita akan ikut terbakar. Bila kita berteman dengan seorang penjual minyak wangi, maka kita pun akan tertular dengan keharumannya.”
Tentu saja hadists tersebut untuk mengingatkan kita. Agar kita berhati-hati untuk memilih teman. Karena memang ada teman yang boleh dijadikan sahabat dan ada juga yang tidak layak menjadi orang terdekat kita. Tapi sepanjang kita bisa "kuat" dalam prinsip maka seorang teman bagi kita adalah ladang yang "hijau" baik sebagai tempat dakwah maupun tempat "inspirasi" untuk berolah rasa.
Tapi bila kita hanya punya pegangan, bahwa seorang teman harus selalu “baik” di mata kita, maka tentu lambat laun kita akan kehilangan seorang bahkan banyak teman. Karena pada dasarnya seorang teman punya keistimewaan masing-masing. Teman kita hanyalah seorang manusia biasa, seperti kita juga. Yang penuh dengan kelebihan maupun kekurangan.
Bagaimana pun berkilaunya kebaikan seseorang, pastilah ada kekurangannya. Begitu pula bila kita balik lagi, bahwa tidak semua orang yang “jelek” hanya penuh kejelekan. Pasti ada hal lebih yang dia punyai.
Semua yang diciptakan Allah SWT dimuka bumi ini pastilah ada hikmahnya. Bila kita menemukan “keindahan” akhlak seseorang, dan membuat kita nyaman dengannya maka apa yang dia punyai, apa yang ada pada dirinya merupakan pelajaran bagi kita. Yaitu sebuah pelajaran agar kita bisa mengikutinya.
Jika sesekali ada yang  salah, maka itu hal wajar, karena sesungguhnya kita memang sedang berproses. Bukankah Allah lebih menyukai kebaikan yang sedikit, tapi dilakukan secara istiqomah?. Jika pun kita terjatuh, maka bangkit adalah hal yang harus kita lakukan. Tidak ada orang yang sempurna di dunia ini. Yang ada hanyalah orang-orang yang tekun dan “ikhlas” memperbaiki dirinya guna mencapai tujuan mulia ( syurga ).
    Saya bersyukur kepada Allah SWT, karena ternyata banyak pembelajaran yang bisa dipetik diteladani dari teman dan sahabatku. Belajar dari lingkungan khususnya dari seorang teman atau sahabat  sungguh sebuah kenikmatan. Karena memang semua hal di dunia ini penuh dengan mutiara kehidupan. Maka benarlah bila Allah berfirman ; “Bacalah!”…….