Biarkan air mata ini mengalir bersama dengan dosa-dosa yang teringat. Lelapkan semua kesemuan dunia yang hanya sementara. Bukalah sedikit matamu untuk melihat dunia yang abadi, telungkupkanlah tanganmu untuk memberi... Berikan senyummu agar orang lain merasakan kabahagiaanmu... mari lukis perasan hati mencintaiNya dengan keimanan dan ketakwaan. Bismillah...

Senin, 22 Agustus 2011

Ketika Keindahan Bahasa menjadi begitu Penting

Oleh : Abu Majid
   
     Ketika suatu pesan disampaikan dengan bahasa yang ‘biasa-biasa  saja’,maka sebagus apapun isi pesan yang ingin disampaikan tidak akan dapat menarik minat penerima pesan. Tetapi sebaliknya meskipun pesan yang ingin disampaikan hanyalah sebuah pesan 'sederhana' jika disampaikan dengan bahasa yang indah maka terasa akan begitu menarik bagi si penerima pesan.

Ingat ketika Ust.Zainudin Mz.Ma menyampaikan tausiah di Kantin wijaya kusuma (Acara Buka Puasa bersama Forum KK-PKT). Di awal tausiahnya beliau berkata: “ Sebenarnya Cerita yang ingin saya sampaikan adalah dongengan yang lebih cocok untuk anak-anak TK atau Play Group”. Tentu saja semua penasaran, tak terkecuali saya, mengingat tamu undangan yang hadir adalah DIR 2 (dirProd), GM SDM, GM Pabrik 1 & 2 dll. masa sih disuguhi cerita dongeng untuk anak TK.

Cerita fabel  tentang "Singa, siraja hutan dan Tikus". Cerita yang nampak sederhana itu disampaikan dengan bahasa arab.
     Nah disinilah rasa 'Keindahan' yang saya maksud. Saya memang tidak pandai berolah 'rasa', tidak pandai mengartikan sebuah kata sehingga meskipun saya berusaha fokus pada  Cerita Ust.Zainudin, namun saya tidak mampu menerjemahkan dengan baik.
Dengan gaya seorang guru TK Ust.Zainuddin pun mulai bercerita.......

Kanaa fii ghoobatun asadun nauman. Jaawaza Fa’run fii ro’isun…….
Secara sederhana, diantara kita yang pernah belajar ilmu nahwu shorof akan mengartikannya  sbb: Dulu, seekor singa tidur di dalam hutan, seekor tikus berjalan diatas kepalanya…….meskipun kita dapat menangkap maknanya tetapi terasa ‘beda’ ketika kalimat itu diartikan oleh beliau dalam bahasa yang indah (sastra ), dimana arti kalimat tersebut menjadi :
Pada jaman dahulu kala, didalam sebuah hutan yang lebat nampaklah seekor singa siraja hutan yang sedang tidur, tiba-tiba ada seekor tikus yang berlari melewati kepala sang singa……..

   Awalnya cerita itu disampaikan dengan bahasa yang sederhana, namun kemudian pemilihan kata yang digunakan dalam cerita itu bukan lagi kata-kata yang jamak dipakai kebanyakan. Setidaknya begitu menurut saya. Cerita itu kemudian mengalir dengan begitu indah ( dalam bahasa Indonesia ).
Kekuatan Bahasa (balaghoh) didalam Kalimat bahasa Arab memang tidak ‘kaku’, sebuah kata ‘penegas’ misalnya, dapat ditulis didepan maupun diakhir kalimat. Bahkan terkadang ditengah.
Seorang yang baru belajar bahasa arab ( Pemula ) biasanya diawali dengan mendalami ilmu nahwu, yang mana ilmu ini merupakan ilmu tata bahasa ( menpelajari tentang struktur penyusun kalimat / S-P-O-K ), Bagaimana membuat kalimat lampau, sekarang maupun akan datang dll. Sedangkan seorang yang sudah mahir lebih banyak menggunakan Ilmu Balaghoh ( Ilmu Sastra ), dimana sebuah makna dapat diwakili oleh beberapa kata, dan sebagaimana ilmu sastra dimanapun kurang memperhatikan kaidah S-P-O-K.

Mengapa Bahasa Arab menarik dan Mengapa Al-Quran Harus Berbahasa Arab?
    Setelah periode satu kaum satu nabi dan satu kitab suci serta satu bahasa, pada bagian akhir dari masa kehidupan manusia, Allah SWT berkehendak untuk menyatukan semua bangsa-bangsa di dunia dengan hanya satu nabi, satu kitab suci dan tentunya satu bahasa kitab suci.
Untuk itu diperlukan satu bahasa yang memang punya kapasitas dan karakteristik yang unik, universal, serta istimewa. Sebab sangat tidak mungkin kitab suci terakhir itu diturunkan dalam banyak bahasa. Mengingat jumlah bahasa umat manusia di penghujung zaman ini sudah tak terhingga banyaknya.
Cukup satu bahasa saja yang digunakan, namun bahasa ini adalah bahasa yang paling istimewa dari semua sisinya. Baik dari jumlah kosa-katanya, sampai kepada strukturisasi gramatikanya.
Faktor Kekuatan dalam Menyampaikan Pesan ( Ilmu Balaghah / Sastra )

   Pastinya, bahasa sebuah kitab suci itu harus punya kemampuan prima dalam penyampaian pesan. Tiap kata yang digunakan benar-benar kata pilihan, tidak asal sebut saja. Karena kitab suci itu akan menjadi sumber rujukan syariah sepanjang zaman. Dan barangkali bahasa selain Arab tidak punya padanannya, sehingga ketika diterjemahkan, akan kehilangan rasa dan kekuatannya.
Contoh sederhana, bahasa arab menggunakan dua kata yang berbeda untuk menyebut Tuhan, yaitu ilah dan rabb. Bahasa lain tidak pernah punya pembedaan sedetail ini. Kata ilah diterjemahkan sebagai Tuhan dan kata rabb juga Tuhan. Padahal makna tuhan dalam kata ilah punya rasa, karakter dan pengertian rinci yang sangat jauh berbeda dengan makna tuhan dalam kata rabb.( coba anda rasakan sendiri !! )
Memang benar bahwa tiap bahasa punya idiom khas yang tidak bisa diterjemah secara sederhana ke dalam bahasa lain. Tetapi idiom dalam bahasa arab jauh lebih sempurna, banyak, serta bervariasi. Semua menggambarkan perasaan, pemikiran, ekspresi, sikap, pola pikir, budaya, moral, etika, seni dan budaya umat manusia.
Orang jawa punya idiom unik, misalnya kata-kata " We lha dalah " apa ya artinya ?. Atau kata 'mbok yo'. Seandainya pas kita jalan-jalan dengan orang bule lalu ada mbah-mbah yang berkata pada orang bule itu,"Mbok yo sampean jangan begitu tho, Mister." Pusing tujuh keliling kita menerjemahkan kalimat tsb pada bule yang bersama kita. Apa terjemahan yang paling tepat dari kata mbok yo?, Apakah mother yes, atau please atau apa ya?

Faktor Keindahan Bahasa

   Yang juga tidak kalah penting adalah faktor keindahan bahasa itu ketika dibunyikan. Agar jangan sampai kitab suci ini tidak enak didengar telinga, akhirnya hanya menjadi ensiklopedi yang tersusun rapi di rak tanpa pernah disentuh, apalagi dibaca.
Al-Quran adalah kitab yang didesain untuk selalu dekat dengan manusia, dalam keadaan apapun. Karena itu membutuhkan sebah bahasa yang bisa setiap saat 'didendangkan', karena memang terdengar indah di telinga, merdu dan bikin kangen. Selain itu mudah diingat karena punya karakter yang mudah.
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quraan untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qamar: 17)
Mengapa? Karena bahasa masing-masing sangat berbeda, bukan hanya dalam penggunaan istilah semata, tetapi juga struktur dan cara pengungkapannya.
Faktor Keabadian Bahasa

    Dan juga tidak lupa dari keabadian dan kekekalannya, pasti sangat menentukan. Akan jadi runyam kalau sebuah kitab suci yang berlaku sepanjang zaman, tetapi bahasanya justru sudah punah dan tidak lagi digunakan lagi oleh lidah manusia modern.
Dr. Ahmad 'Arif Al-Hijazi, doktor bahasa Arab dari Mesir pernah mengisahkan bahwa para ahli bahasa dari seluruh dunia pernah melakukan riset spektatuler. Intinya, bahasa Arab memang layak jadi bahasa kitab suci umat manusia karena akan terus abadi sepanjang zaman.
Penelitian mereka berangkat dari rasa ingin tahu tentang bahasa manusia manakah yang masih besar kemungkinannya masih digunakan oleh manusia pada beberapa abad mendatang. Hal itu mengingat bahwa kecenderungan setiap bahasa di dunia ini akan mengalami kemunduran hingga akhirnya lenyap sama sekali. Meski di masa lalu pernah menjadi bahasa yang besar, karena digunakan oleh bangsa-bangsa besar dunia.
Misalnya, bangsa Mesir kuno pernah menjadi bangsa terbesar di muka bumi ini dengan kemajuan peradaban serta teknologinya. Tentunya mereka punya bahasa tersendiri yang sangat mereka banggakan. Namun kita tahu bahwa bahasa Mesir kuno sudah terkubur bersama para Firaun di padang pasir. Hari ini hanya profesor bahasa purba saja yang bisa mengira-ngira terjemahan tulisan heliografi di tembok Pyramid.
Demikian juga dengan bahasa manusia modern sekarang ini, para ahli percaya bahwa beberapa abad ke depan, tidak akan ada lagi manusia yang berbahasa dengan bahasa yang digunakan saat ini. Lalu bagaimana kita bisa menyampaikan informasi tentang peradaban abad 21 ini kepada generasi manusia di abad-abad mendatang?
Setelah melalui beragam pengujian dan penelitian atas sejarah karakteristik berbagai bahasa manusia, akhirnya mereka sepakat bahwa bahasa arab akan tetap dipakai manusia sampai beberapa abad mendatang. Sehingga peradaban manusia bisa menitipkan ilmu dan sejarahnya lewat bahasa arab untuk disampaikan kepada manusia di masa mendatang.....( ABU MAJID / Reff)