Biarkan air mata ini mengalir bersama dengan dosa-dosa yang teringat. Lelapkan semua kesemuan dunia yang hanya sementara. Bukalah sedikit matamu untuk melihat dunia yang abadi, telungkupkanlah tanganmu untuk memberi... Berikan senyummu agar orang lain merasakan kabahagiaanmu... mari lukis perasan hati mencintaiNya dengan keimanan dan ketakwaan. Bismillah...

Jumat, 10 Desember 2010

7 Jalan Menuju BAHAGIA

        Beberapa hari lalu secara tak sengaja melihat Lintas Peristiwa-nya PKTV, salah satunya berita tentang Seminar “Tujuh Jalan Menuju Bahagia”. Lho kok saya nggak tahu ya ada seminar tsb, padahal saya paling getol ikut seminar-seminar bertema motivasi. Tapi mungkin seminar itu memang khusus untuk para boss saja.

       Pagi ini saya dapat e-mail istimewa dari “Saudara baru”saya, cukup panjang isinya, namun intinya beliau berkata “ Mas Ratman. Kata Pak Arvan diseminar kemarin, salah satu kunci utama hidup didunia ini adalah SABAR”. Penasaran, menjelang istirahat segera kucari file referensi, dan ketemu judul THE 7 LAWS OF HAPPINESS. Ehh..kayaknya mirip-mirip bukunya Dr.Steven R.Covey THE 7 HABITS OF HIGHLY EFFECTIVE PEOPLE.
Okey lah nggak usah cari persamaan dan perbedaannya, berikut saya tuliskan kembali inti sari bukunya Pak Arvan, dengan sedikit editan ya, biar lebih menarik dan penasaran untuk meng aplikasikannya dalam kehidupan kita. Semoga..!!

Definisi Bahagia
Definisi bahagia berbeda dengan sukses. Kalau kesuksesan adalah mendapatkan  apa yang kita inginkan. Tapi bahagia adalah menginginkan apa yang sudah didapatkan. Jadi, kira-kira bahagia itu lebih pada prosesnya bukan hasil yang diperoleh.
Kunci kebahagiaan adalah “Menjaga Pikiran”
Hupss…jadi salah dong kalau selama ini dengan diplomatis kita mengatakan “Yang menjadi kunci kebahagiaan adalah hati atau perasaan.” Lho, memang apa sih bedanya pikiran-hati dan perasaan ?? ( Lain kali kita bahas ya..!!).
Lanjut ya, contoh kalau kunci bahagia itu terletak di “pikiran “ bukan di“hati” adalah sbb:
Perasaan Bu Ratman (semoga istri saya nggak baca nih..) pagi ini tenang-tenang saja, semua dilakukan dengan gembira. namun tiba-tiba berubah menjadi kesal dan marah karena HP Pak Ratman berdering, ternyata dari nomor yang tak dikenal, begitu diangkat nggak ada jawaban. Pikiran Bu Ratman jadi terganggu , berbagai prasangka muncul dipikirannya. “Ahh..jangan-jangan suami saya…. “.( Maaf ya, saya nggak seperti itu. saya type lelaki setia kok, seperti lagunya Armada Band…hee..hee..).
Nahh..Menurut Pak Arvan Pradiansyah, untuk mendapatkan kebahagiaan ada 7 hal yang harus dijadikan “makanan wajib” tiap hari bagi diri kita masing-masing. 7 rumus kebahagiaan itu antara lain:

1. Sabar (Patience)
Sabar merupakan usaha yang dilakukan terus menerus, tak kenal lelah. Buang jauh-jauh anggapan “ Sabar ada Batasnya “. Sabar adalah suatu proses, jadi bukan terletak pada hasilnya. Banyak orang yang ingin mendapatkan hasil tapi tidak mau menjalani proses (instan). Misalnya ingin kaya, namun tak mau menjalani proses yang benar untuk menjadi kaya. Mungkin dia bisa menjadi kaya, tapi tidak bisa menikmati prosesnya alias tidak bahagia. Padahal kebahagiaan untuk menuju kesuksesan adalah terletak pada prosesnya.

2. Syukur (Gratefulness)
Orang yang tidak bersyukur itu karena fikirannya dipenuhi oleh sesuatu yang belum dimiliki. So, hendaknya kita fokuskan pikiran pada apa yang telah kita miliki sekarang agar kita selalu bahagia dan bersyukur setiap saat. Jadilah orang yang pandai bersyukur. Jadilah orang yang Zuhud. Zuhud bukan berarti nggak butuh harta lho ya..!, tapi Zuhud adalah merasa cukup dengan yang dipunya dan hanya butuh harta sesuai dengan kebutuhan dan manfaatnya.

3. Sederhana (Simplicity)
Memandang suatu masalah dalam hidup hendaknya secara sederhana saja, tak usah terlalu kompleks. Hal ini berarti mengambil hikmah dari setiap masalah, menemukan esensi dibalik setiap pernik-pernik kehidupan sehingga kita bisa melihat dunia ini sangat sederhana dan kita bahagia melihat kesederhanaan itu.

4. Kasih (Love)
Seseorang sulit mengasihi orang lain, karena yang dia masukkan ke dalam fikirannya selalu kata-kata “di”. Harusnya, kalau bicara mengenai kasih yang harus difikirkan adalah adalah bagaimana caranya menjadi orang yang lebih dikasihi oleh orang lain dengan jalan mengganti kata “di” menjadi “me”. Kalau “di” kita meletakkan kebahagiaan kita pada orang lain, tapi kalau “me” kebahagiaan kita ada dalam diri kita sendiri. Tebarkan rasa cinta kasih kepada semua orang, cintailah saudaramu sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri karena ALLOH.

5. Memberi (Giving)
Rumus sukses ialah memberi sesuatu supaya mendapatkan sesuatu yang lebih dari yang telah diberikan. Sedangkan bahagia rumusnya “Give more accept less” yang artinya ikhlas. Ikhlas merupakan puncak tertinggi dari “Giving“, dimana ikhlas adalah memberikan sesuatu tanpa mengharapkan balasan/imbalan.

6. Memaafkan (Forgiving)
Disakiti memang susah untuk memaafkan. Memaafkan berarti berfikiran akan kebaikan-kebaikan orang yang telah menyakiti kita. Jika kedoliman orang yang telah menyakiti kita tersebut, diganti dengan kebaikan-kebaikan yang pernah dia lakukan maka perasaan kita akan berubah. Hendaknya kita fikirkan yang baik-baik saja, karna apa yang kita fikirkan itulah yang akan terjadi pada kita.

7. Berserah Diri ( Surrender)
Orang yang tidak beriman menganggap bahwa kemampuannya sebagai manusia cukup terbatas, sehingga tak ada harapan lagi (baca: tak akan bahagia). Berbeda dengan orang yang beriman, ketika sudah tidak bisa melakukan apa-apa lagi, dia serahkan segala keterbatasnnya itu kepada Allah SWT. ( SRT )

Semoga ada manfaatnya.....Salam Hangat