Biarkan air mata ini mengalir bersama dengan dosa-dosa yang teringat. Lelapkan semua kesemuan dunia yang hanya sementara. Bukalah sedikit matamu untuk melihat dunia yang abadi, telungkupkanlah tanganmu untuk memberi... Berikan senyummu agar orang lain merasakan kabahagiaanmu... mari lukis perasan hati mencintaiNya dengan keimanan dan ketakwaan. Bismillah...

Senin, 27 Desember 2010

Berhentilah BERTERIAK.....!!

     Ketika kemarahan kita memuncak, emosi menguasai hati kita,  ungkapan dan ucapan kotor meluncur tanpa bisa kita bendung. Segalanya menjadi salah di mata kita. Apakah kemarahan harus ditahan, apakah kekecewaan harus dipendam ?

Saat kita marah, syetan berada persis mengikuti aliran darah kita, mengalir cepat kesegala bagian tubuh kita.
Teriakan, cacian, umpatan dan hardikan pada akhirnya yang akan meluncur dari mulut kita tanpa kuasa kita kendalikan.
    Ada sebuah cerita, tentang satu kebiasaan yang ditemui pada penduduk yang tinggal di sekitar kepulauan Solomon, di Pasifik Selatan. Penduduk primitif yang tinggal di sana meyakini bahwa semua yang ada didunia ini mempunyai roh, bahkan gunung, batu, kayu pun akan bereaksi jika kita ajak berkomunikasi. kebiasaan yang menarik dari mereka, ketika mereka ingin merobohkan sebuah pohon yang besar, kokoh dan tinggi menjulang dengan akar-akar yang sangat kuat dan sulit untuk dirobohkan dengan kapak.
   Dipimpin oleh tetua suku, mereka segera mengadakan ritual sesaji untuk menundukkan pohon besar tesebut. Kemudian, dipilihlah beberapa penduduk yang lebih kuat dan berani. Mereka akan memanjat hingga ke atas pohon itu. Lalu, ketika sampai di atas pohon itu bersama dengan penduduk yang ada di bawah pohon, mereka akan berteriak sekuat-kuatnya kepada pohon itu. Mereka lakukan teriakan berjam-jam, selama kurang lebih empat puluh hari. Dan, apa yang terjadi sungguh menakjubkan. Pohon yang diteriaki itu perlahan-lahan daunnya mulai layu dan mengering. Setelah itu dahan-dahannya juga mulai rontok dan kemudian pohon itu akan mati. Setelah itu mereka akan dengan mudah merobohkan pohon besar tersebut.
   Kalau diperhatikan apa yang dilakukan oleh penduduk primitif ini sungguhlah aneh. Namun kita bisa belajar satu hal dari mereka. Mereka telah membuktikan bahwa teriakan-teriakan yang dilakukan terhadap mahkluk hidup seperti pohon akan menyebabkan benda tersebut kehilangan rohnya. Akibatnya, dalam waktu singkat, makhluk hidup itu akan....mati!.
Nah, sekarang, Yang jelas dan perlu diingat bahwa setiap kali kita berteriak kepada mahkluk hidup tertentu maka berarti secara perlahan kita sedang mematikan rohnya.
  Jadi saudaraku, seberapa sering kita marah dan  berteriak? pada putra-putri kita? Pada orang disekeliling kita atau pada siapapun?
Atau, mungkin kita pun sering berteriak balik kepada pasangan hidup kita karena kita merasa terusik harga diri kita ?
Atau, bisa pula seorang guru berteriak pada anak didiknya, Atau seorang atasan berteriak pada bawahannya saat merasa kesal.

Ingatlah! Setiap kali kita berteriak pada seseorang karena merasa jengkel, marah, terhina, terluka. Jangan lupakan pelajaran yang telah diajarkan oleh penduduk kepulauan Solomon ini. Mereka mengajari kita bahwa setiap kali kita mulai berteriak, kita mulai mematikan roh pada orang yang kita cintai, pada orang yang kita sayangi. Kita mulai mecabut satu persatu syaraf-syaraf halus yang ada pada jiwa orang yang kita cintai. Kita juga mematikan roh yang mempertautkan hubungan kita. Teriakan-teriakan, yang kita keluarkan karena emosi-emosi kita perlahan -lahan, pada akhirnya akan membunuh roh yang telah melekatkan hubungan anda.
   Dalam kehidupan sehari-hari. Teriakan, hanya di berikan tatkala kita bicara dengan orang yang jauh jaraknya, benar?

Nah, mengapa orang yang marah dan emosional menggunakan teriakan-teriakan padahal jarak mereka dekat bahkan hanya bisa dihitung dalam centimeter. Mudah menjelaskannya...!! Pada realitanya, meskipun secara fisik mereka dekat tapi sebenarnya hati begitu jauh. Itulah sebabnya mereka harus saling berteriak! Selain itu, dengan berteriak, tanpa sadar mereka pun mulai berusaha melukai serta mematikan roh orang yang dimarahi karena perasaan-perasaan dendam, benci atau kemarahan yang dimiliki. Kita berteriak karena kita ingin melukai, kita ingin membalas.

   Jadi mulai sekarang Jika  ingin roh pada orang yang anda sayangi tetap tumbuh, berkembang dan tidak mati, janganlah menggunakan teriakan-teriakan. Dengan berteriak kepada orang lain ada 2 kemungkinan balasan yang Anda akan terima. Anda akan dijauhi atau Anda akan mendapatkan teriakan balik, sebagai balasannya.

Hadist Nabi :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِي، قَالَ : لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً،  قَالَ: لاَ تَغْضَبْ
[رواه البخاري]
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah sholallohu ‘alaihi wa sallam : (Ya Rasulullah) nasihatilah saya. Beliau bersabda : Jangan kamu marah. Beliau menanyakan hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda : Jangan engkau marah. (Riwayat Bukhori )
Nabi juga bersabda : " dari abi darda' berkata : berkata seseorang kepada Rosululloh : " wahai Rosululloh tunjukan padaku amalan yang membuatku masuk syurga. Rosululloh bersabda : " jangan marah maka bgimu syurga".

" barang siapa yang meredam amarahnya sementara dia mampu meluapkanya maka Alloh akan memanggilnya di hari kiamat diatas kepala makhluk (dengan kemuliaan) sehingga di suruhnya memilih khurun "in (bidadari) yang di kehendakinya".  Wallohu a'lam.

Salam Hangat,


AlFajri fii hayyi Bukit Sekatub Damai................(SRT)