Biarkan air mata ini mengalir bersama dengan dosa-dosa yang teringat. Lelapkan semua kesemuan dunia yang hanya sementara. Bukalah sedikit matamu untuk melihat dunia yang abadi, telungkupkanlah tanganmu untuk memberi... Berikan senyummu agar orang lain merasakan kabahagiaanmu... mari lukis perasan hati mencintaiNya dengan keimanan dan ketakwaan. Bismillah...

Rabu, 15 Desember 2010

Segumpal Gundah....!!

       Pagi ini, tiba-tiba saja aku ingin menuliskan tebal-tebal sebuah kalimat “Aku Takut Mati Yaa ALLOH…!!”, berharap agar Izrail cukup hanya tersenyum padaku, dan tidak…menghampiriku !. Astagfirullohal adzim 3X.

        Selepas Magrib tadi malam, tak seperti biasanya aku ingin sekali mendengarkan tausiah ustadz Latief. Meski malam ini ada acara malam hiburan di GOR, namun hal itu tak menyurutkan niatku untuk sejenak diam bermuhasabah bersama malaikat-malaikat pencatat kebaikan, mendengarkan ustadz Latief betkhotbah. Malam ini rasanya aku diberi kemudahan oleh Alloh untuk menerima sebuah Ilmu, Aneh…seharusnya aku bersyukur. Dan nyatanya aku memang bersyukur atas karunia ini. Hanya saja aku merasakan ada sesuatu perasaan yang berbeda dari biasanya.
Beberapa hari ini aku merasa begitu bahagia, kata “bahagia” yang pasti diidamkan semua mahluk yang bernama manusia, tapi aku tak tahu apa sebabnya sehingga aku sebahagia ini. Bahagia yang lama kelamaan bercampur gundah dan ketakutan, akankah sesuatu bakal terjadi padaku ?? Rasanya tak ada kejadian yang teramat istimewa. Tingkah polah kedua malaikat kecilku beberapa hari ini biasa-biasa saja. Tak ada yang aneh, mereka seperti biasa berebut komputer untuk memainkan game-game kesayanganya. Akhirnya sekitar jam 19.45, aku berangkat ke GOR bersama keluargaku. Anak-anakku nampak begitu riang menikmati suasana GOR yang gegap gempita. Aku berdiri disamping istriku, mencoba larut dalam suasana pesta Ulang Tahun PKT ke-33. Semua sia-sia, aku tetap saja tak bisa menepis kegundahan hatiku. Aku semakin takut akan terjadi sesuatu pada diriku.

        Alarm HPku berdering tepat jam 04.20, seperti pagi-pagi yang lain aku segera bangun, berjalan keluar kamar dan tertidur lagi diruang tamu hingga beberapa saat menjelang adzan subuh. Beberapa kali aku mengeluh pada diriku sendiri “ Aku selalu bangun sepagi ini, tapi kenapa aku males sekali untuk bermunajat padamu Ya ALLOH “. Seperti biasa jam 04.40 aku bergegas mandi, yach karena kemalasan yang bersarang didadaku, aku jarang sekali dapat ber tahiyatul masjid, apalagi 2 roka’at Qobliyah subuh, “ Yaa ALLOH berilah kekuatan pada hambamu  untuk menyingkirkan penyakit malas ini “, gumamku.

        Pagi mulai terang, kegundahan dan ketakutanku bukannya mereda tapi kian bertambah. Selepas subuh kudekati istriku, kupeluk semesra mungkin, tak seperti biasanya tiba-tiba saja aku ingin sekali membisikkan “ Aku sayang padamu”ditelinganya. Lho memang apa istimewanya kalimat itu ??. Bagi suami sepertiku yang barangkali hanya beberapa kali mengucap kata “sayang dalam setahun, tentu terasa amat istimewa. Istriku hanya tersenyum, rupanya dia kurang tanggap terhadap gelagatku.semua dianggap biasa saja.

Sepanjang perjalanan ke kantor pikiranku “ ngglambrang “ kemana-mana. Ada apa gerangan, aku masih belum bisa menemukan penyebab ketakutan dan kegundahanku. Ahh…apakah karena banyak hal yang telah kulalaikan ya ALLOH, apakah banyak hak-hak-Mu yang tak kutunaikan. Apakah aku tak merasa bahwa kesibukanku telah menyita sebagian waktu untuk bermunajat pada-Mu? aku coba menerka. Yaa Robb…apakah aku termasuk golongan mahlukmu yang terlalu sombong ? Tiba-tiba aku merasa bahwa aku memang kurang pandai membaca tanda-tanda kebesaran-Nya, begitu seringnya lupa berpasrah diri pada-Nya. Deg…!! segera kulafadzkan kepasrahanku pada sang pemilik hidup, dan kuikrarkan pengakuanku bahwa sebenarnyalah aku memang hamba yang lemah “ Bismillahi tawakaltu ‘alallohu, laa haula wala quata illa billahi “. Ya Alloh lindungi aku, beri kewaspadaan padaku  hingga tiba di kantor.
Semoga dengan bertemu saudara-saudaraku hari ini dapat mengobati keresahanku. Amin…, Yaa Alloh ampuni hambamu yang tak jua pandai membaca ayat-ayat-Mu.yang tak jua pandai memaknai hidup ini, bahwa sesungguhnya, Detik demi detik waktu adalah pelajaran dan Anugrah dari-MU…………………..( SRT )