Biarkan air mata ini mengalir bersama dengan dosa-dosa yang teringat. Lelapkan semua kesemuan dunia yang hanya sementara. Bukalah sedikit matamu untuk melihat dunia yang abadi, telungkupkanlah tanganmu untuk memberi... Berikan senyummu agar orang lain merasakan kabahagiaanmu... mari lukis perasan hati mencintaiNya dengan keimanan dan ketakwaan. Bismillah...

Senin, 24 Januari 2011

Cinta Sang Ayah......!!

          “ Ayahku tak pernah menyayangiku, Ia tak pernah memelukku, Ia juga jarang membelikan aku hadiah “ kata putri beberapa tahun lalu ketika dengan perasaan iri melihat Rina teman sebangku diantar ayahnya dengan sedan putih metalik. Putri melihat betapa sayangnya ayah rina, sebelum rina turun dari mobil ayahnya masih sempat membetulkan kerah baju rina yang kusut, kemudian mengecup kening rina dengan lembut.  Sedangkan ayah Putri ? tidak pernah memperlakukan nya sebagaimana ayah rina. ”Put, kamu naik bis saja ya, kemarin  ayah sudah kasih tau khan bagaimana kamu harus naik bis, jalur mana yang harus kamu pilih?” kata ayah putri ketika hari pertama masuk SMP. Padahal Putri ingin sekali diantar ayahnya seperti teman-temannya yang lain.
***********
     Putri kini sudah menjadi mahasiswi tingkat akhir di jogja, ayahnya hanya sesekali menjenguknya. Namun tidak demikian dengan ibunya yang selalu menjenguknya setahun sekali.
Siang itu Putri sedang mengahadap  dosen walinya, Profesor Hartono.MM, seorang dosen senior yang menjadi panutan dosen-dosen muda dikampus itu, “ Putri,sebentar lagi kamu lulus. Nilai-nilaimu bagus, mudah-mudahan kamu secepatnya dapat pekerjaan seperti yang kamu inginkan” Kata sang dosen membuka pembicaraan.” Terimakasih Pak, semua juga karena atas bimbingan bapak. Tanpa bimbingan Bapak, mungkin saya tak seperti ini.”.kata putri.”Putri…memang selama kuliah kamu beberapa kali menjadi bimbingan saya, kamu tak harus berterimakasih pada saya  tapi seharusnya kamu berterimakasih kepada seseorang,dan itu bukan saya….”. Putri tersentak kaget,  ” Seseorang ? saya tidak paham maksud Bapak..? “Tanya putri penasaran. ”Ayahmu Putri..!!” jawab Pak Hartono semakin membuat bingung Putri. Ayah..?? kenapa ayah, kata putri dalam hati. Ia tetap tak mengerti maksud Pak Hartono.
“Benar Putri, kamu tahu kalau sejak semester pertama kamu menjadi bimbinganku, ayahmu hampir setiap minggu menghubungiku”, kata Pak Hartono seperti memahami isi hati Putri.” Dia selalu menanyakan perkembanganmu, Ayahmu juga sangat kuatir tentang dirimu, ayahmu takut kalau-kalau kamu salah bergaul di kota ini. makanya Ayahmu selalu menanyakan keadaanmu dan  hasil-hasil ujianmu”.Pak Hartono menjelaskan panjang lebar. Putri serasa tak yakin dengan apa yang barusan dia dengar, benarkah ayahnya melakukan itu semua. Bukankah ayah selama ini cuek-saja dengan kuliahnya.
“Putri..” kata sang dosen mengangetkan lamunan putri.” Bapak punya sebuah buku bagus, bacalah bak-baik” Pak Hartono mengulurkan sebuah buku berukuran setengah quarto, “Cinta Ayah” begitu judul yang tertera disampul buku yang kini ada ditangan putri. ”Terimakasih Pak “ kata putri sambil membolak-balik buku ditanganya. Sesaat kemudian putri berpamitan.
Sepanjang perjalanan  menuju kontrakan, pikiran Putri tak menentu, perkataan Pak Hartono tentang ayahnya terngiang-ngiang ditelinganya, ”benarkah ayah yang melakukan semua ini” putri masih belum percaya sepenuhnya.
Putri segera masuk kekamarnya, jantungnya berdegup agak kencang ketika mengeluarkan buku hadiah dari Profesor Hartono. Dia amati sebentar buku kecil itu, kemudian perlahan dia membuka dan membaca dengan seksama halaman demi halaman.
"Sudah selayaknya seorang anak mengidolakan orangtuanya sendiri, terutama Ayah…..", begitu bunyi tulisan yang tertera dihalaman pertama buku itu.
    Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, anak perempuan yang sedang bekerja diperantauan, anak perempuan yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, anak perempuan yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya…..akan sering merasa kangen sekali dengan ibunya.Ingin rasanya selalu dekat dengan sang ibu
Lalu bagaimana dengan Ayah?
Mungkin karena ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,sehingga kamu merasa bahwa ibu sangat perhatian padamu. tapi tahukah kamu......., jika ternyata ayah-lah yang selalu mengingatkan Ibu untuk menelponmu ?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Ayah bekerja dan dengan wajah lelah Ayah selalu menanyakan pada Ibu tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil…… ingatkah kamu bahwa dengan telaten Ayah mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Ayah mengganggapmu bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu…
Kemudian Ibu bilang : “Jangan dulu Ayah, jangan dilepas dulu roda bantunya” ,
Ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluka….
Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA. Ayahmu menutupi kekawatiranya denga keyakinan.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Ibu menatapmu iba...dan ingin membelikanya jika ada uang lebih. Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”
Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karena Ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?.Karena jika kamu menjadi perempuan yang manja, kamu akan merepotkan suamimu kelak.
Saat kamu sakit pilek, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :
“Sudah di bilang! . kamu jangan minum air dingin ! begini akibatnya..”.
Berbeda dengan Ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja….
Kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.

Kamu tahu kenapa kala itu ayah tak menoleh kepadamu tapi pandanganya tetap tertuju pada layar laptopnya, karena ayah tak mau melihat kesedihan diwajahmu yang cantik. Lalu kenapa ayahmu selalu melarangmu
Tahukah kamu, bahwa Ayah melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga..
Setelah itu kamu marah pada Ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Ibu…bukan ayah.
Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,
Bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, kamu bilang “dia teman sekolahku yah”.kamu tak menyadari bahwa ayah tahu kamu telah berbohong.
Ayah akan memasang wajah paling kereng (angker)  sedunia…. Ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..
Ssstt…..Sadarkah kamu, kalau hati Ayah merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir…
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut – larut…Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Ayah akan mengeras dan Ayah memarahimu.. .
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Ayah akan segera datang?
“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Ayah”

Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Sarjana. ”Yah aku tidak suka fakultas ini, aku lebih suka fakultas itu..”begitu kamu menolak keinginan ayah.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah itu semata – mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti…
Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Ayah..
Ketika kamu menjadi gadis dewasa…..Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…
Ayah harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu?, sedangkan kamu... kamu hanya membayangkan indahnya masa-kuliah, pikiranmu sudah berada di kota lain.
Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat-erat.
Yang Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.Kata sayang yang asing bagimu karena ayah jarang mengucapkanya untukmu.
Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah.
Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan….
Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah : “Tidak….. Tidak bisa!”
Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Ayah belikan untukmu”.
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”
Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Ayah untuk mengambilmu darinya.
Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Ayah tahu……
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya….
Saat Ayah melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia…..
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Ayah menangis karena ayah sangat berbahagia, kemudian Ayah berdoa…..
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata:
“Ya Allah, ya Tuhanku rasanya baru kemarin ia berceloteh ketika pulang sekolah di hari pertama masuk TK,….kini .Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita dewasa yang cantik….Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”
Setelah itu Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…padahal kamu tahu ayah masih ingin melihatmu sesering mungkin.
Akhirnya  ayah menyadari, Ayah telah menyelesaikan tugasnya menjagamu …..dan ayah selalu berharap kelak suamimu bisa lebih baik dalam menjaga putri-putrinya, bukan seperti ayah.....

Airmata Putri menetes membasahi lembar-lembar terakhir buku itu,
Ayah..ternyata aku salah menilaimu, maafkan aku ayah..aku sayang sama ayah” bisik putri lirih
Baru pertama kalinya ayah ada dihati putri...................................................(SRT)
************************************