Biarkan air mata ini mengalir bersama dengan dosa-dosa yang teringat. Lelapkan semua kesemuan dunia yang hanya sementara. Bukalah sedikit matamu untuk melihat dunia yang abadi, telungkupkanlah tanganmu untuk memberi... Berikan senyummu agar orang lain merasakan kabahagiaanmu... mari lukis perasan hati mencintaiNya dengan keimanan dan ketakwaan. Bismillah...

Senin, 08 November 2010

Ketika Cinta Mengalahkan Segalanya...!!

Cinta…terkadang kita bingung jika ditanya apa itu cinta, Cinta memang hanya bisa dirasakan namun tak dapat didefinisikan, karena definisi cinta tidak cukup mewakili cinta yang dirasakan.

Sahabat…Hidup adalah Pilihan ( Kla Project ), begitupula Menikah. Jika engkau menikah karena Cinta..” Selamat” semoga engkau merasakan Cinta itu untuk selamanya…
Kisah dibawah ini semoga dapat menginspirasi kita untuk lebih “menguatkan” Cinta kita, untuk lebih menyayangi pasangan kita…Betapa kita sangat membutuhkanya, seorang wanita yang telah melahirkan anak-anak kita.
Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja . Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun

Mereka dikarunia 4 orang anak yang kini telah bekerja. Ketika kehamilan yang pertama hingga yang ke empat, semuanya lancar-lancar saja. Namun ....disinilah awal cobaan menerpa, setelah Bu Suyatno melahirkan anak ke empat ..... tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan, hal ini terjadi selama 2 tahun.

Menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnya pun mulai susah digerakkan lagi. Cobaan ini diterima Pak suyatno dengan tabah. Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur.
Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.

Walau istrinya tidak dapat bicara lagi, tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha Pak Suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya, sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian , dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yang dia alami seharian, tak ada yang terlewatkan.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang ( tidak bisa menanggapi ) , Pak suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.
Rutinitas ini dilakukan pak suyatno lebih kurang 25 tahun,
Dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Setelah menikah anak-anak Pak Suyatno memang tidak ada yang tinggal bersama kedua orangtuanya. Mereka telah memiliki rumah sendiri-sendiri.

Dan pak suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu : semua anaknya berhasil.

Setelah mereka berkumpul dan menanyakan khabar masing-masing, Dengan kalimat yg cukup hati-hati si sulung berkata :

"Bapak, kami semua sudah sepakat,  kami semua ingin sekali merawat ibu ....... Semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu dan tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak, bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu" .

Airmata si sulung mulai berlinang, begitu pula adik-adiknya. Kemudian ia melanjutkan kata-kata nya .....

" Sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini ...kami tidak tega melihat bapak . . , kami janji akan merawat ibu bergantian".

Nampak Pak Suyatno meghela nafas, dengan pelan beliau menjawab hal yg sama sekali tidak diduga oleh ke empat anaknya.
" Anak-anakku..... jikalau hidup didunia ini hanya untuk nafsu.... Mungkin bapak akan menikah.... tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku.... itu sudah lebih dari cukup, dia telah memberikan kebahagiaan yang tak terkira pada bapakmu, dia telah melahirkan kalian dengan selamat"

sejenak kerongkongannya tercekat . . . . . . .

”Kalian semua…..kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun.

Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini ? Tidak…,tapi keadaan ini sudah menjadi takdir Gusti Alloh, ini adalah ujian…dan kita hanya bisa pasrah dan sabar anakku,

Kalian menginginkan bapak bahagia ....Apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang ?

Kalian menginginkan bapak yg masih diberi Allah kesehatan dirawat oleh orang lain ....... bagaimana dengan ibumu yg sakit ?”


Meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno . . . . merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh dipelupuk mata ibu suyatno. . . .Dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu . . .

Sampailah akhirnya pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber acara islami Selepas shubuh dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Pak suyatno .

Kenapa bapak mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istri yg sudah tidak bisa apa-apa..?
Disaat itulah tangis beliau tak terbendung . . .Dengan tamu di studio yang kebanyakan kaum perempuan pun tidak sanggup menahan haru . .

Disitulah pak suyatno bercerita .. . Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta tapi dia tidak mencintai karena Allah maka semuanya akan luntur . . . .Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya.....Sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya . . . Mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata . . .dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu-lucu . .” Pak Suyatno mencoba mengusap airmatanya, namun nampak bibirnya tersenyum, angannya melayang jauh kewaktu belasan tahun silam. Kemudian beliau melanjutkan, Sekarang dia sakit berkorban untuk saya karena Allah . . . Dan itu merupakan ujian bagi saya … Sehat pun belum tentu saya mencari penggantinya . . . apalagi dia sakit . . . Setiap malam saya bersujud dan menangis, saya adukan semuanya kepada Allah diatas sajadah . . “ Airmata Pak suyatno makin deras, begitupula hadirin yang hadir disitu. “Dan saya yakin hanya kepada Allah saya percaya untuk mendengar rahasia saya . . . .Gusti yang telah menetapkan semua ini untuk saya, jauhhh..sebelum saya lahir kedunia ini…” Pak Suyatno meng-akhiri kisahnya dengan tersenyum bangga…,bangga pada istrinya tercinta.

Tidak ada komentar: