Biarkan air mata ini mengalir bersama dengan dosa-dosa yang teringat. Lelapkan semua kesemuan dunia yang hanya sementara. Bukalah sedikit matamu untuk melihat dunia yang abadi, telungkupkanlah tanganmu untuk memberi... Berikan senyummu agar orang lain merasakan kabahagiaanmu... mari lukis perasan hati mencintaiNya dengan keimanan dan ketakwaan. Bismillah...

Jumat, 12 November 2010

Meja Kayu Kakek ( Anak Cerminan Pribadi Orangtua Bag.1)

Di suatu musim, ada seorang kakek yang terpaksa harus tinggal dengan anak dan menantunya serta seorang cucunya yang berusia 4 tahun. Sungguh kasihan si kakek  karena usianya yang sudah begitu tua, kedua tanganya sudah begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannya buram, dan berjalannya pun ringkih. Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang orangtua yang pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke lantai. Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak.
                Lama kelamaan Anak dan menantunya pun menjadi gusar. Mereka merasa direpotkan dengan semua ini. “Kita harus lakukan sesuatu, ” ujar sang istri. “Aku sudah bosan membereskan semuanya untuk orang tua ini.” Lalu, bersepakatlah kedua suami-istri ini untuk membuatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan. Disana, sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, tidak mengganggu saat semuanya menyantap makanan. Selain itu Karena si kakek sering memecahkan gelas dan piring, keduanya juga memberikan mangkuk kayu untuk si kakek.
                Sering…, saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak sedih dari sudut ruangan. Ada airmata yang tampak mengalir dari gurat keriput si kakek.Hatinya hancur, tak jarang pikiranya menerawang  kemasa-masa ketika anak-anak masih kecil, dimana Dia dan istrinya dengan sabar membimbing anak-anaknya. Namun kini yang diterimanya  kata yang keluar dari anak dan menantunya  ini selalu omelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi ke lantai. Setiap hari Anak mereka yang berusia 4 tahun itu hanya  memandangi semua dalam diam.
                Suatu malam, disaat sedang santai, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang memainkan mainan kayu. Dibolak-balikan kayu-kayu tersebut seolah ada sesuatu yang ingin dilakukanya. Dengan lembut ditanyalah anak itu. “Kamu sedang membuat apa?”. Sambil terus memainkan kayu-kayu itu si anak menjawab, “ Ayah….Aku sedang membuat meja kayu buat ayah dan ibu untuk makan saat aku besar nanti. Nanti, akan kuletakkan di sudut itu, dekat tempat kakek biasa makan.” Anak itu tersenyum sambil telunjuknya menuju sudut ruang makan .
                 Bagai disambar petir kedua suami istri tsb mendengar Jawaban jawaban polos dari sikecil, keduanya nampak begitu sedih dan terpukul. Mereka tak mampu berkata-kata lagi. Lalu, airmatapun mulai bergulir dari kedua pipi mereka.
 Walau tak ada kata-kata yang terucap, kedua suami istri ini mengerti, ada sesuatu yang harus diperbaiki sebelum semuanya terlambat.
Malam itu, mereka menuntun tangan si kakek untuk kembali makan bersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda. Kini, mereka bisa makan bersama lagi di meja utama. Meja kayu dan perlengkapannyapun kini sudah tak ada disudut ruangan itu.
****************************************
Saudaraku, Sahabatku, anak-anak adalah persepsi dari kita. Mata mereka akan selalu mengamati, telinga mereka akan selalu menyimak, dan pikiran mereka akan selalu mencerna setiap hal yang kita lakukan. Mereka ada peniru sejati. Jika mereka melihat kita memperlakukan orang lain dengan sopan, hal itu pula yang akan dilakukan oleh mereka saat dewasa kelak. Orangtua yang bijak, akan selalu menyadari, setiap “bangunan jiwa” yang disusun, adalah pondasi yang kekal buat masa depan anak-anak.
            Mari, susunlah bangunan itu dengan bijak. Untuk anak-anak kita, untuk masa depan kita, untuk semuanya. Sebab, untuk mereka lah kita akan selalu belajar, bahwa berbuat baik pada orang lain, adalah sama halnya dengan Investasi masa depan.

Terimakasih telah membaca