Biarkan air mata ini mengalir bersama dengan dosa-dosa yang teringat. Lelapkan semua kesemuan dunia yang hanya sementara. Bukalah sedikit matamu untuk melihat dunia yang abadi, telungkupkanlah tanganmu untuk memberi... Berikan senyummu agar orang lain merasakan kabahagiaanmu... mari lukis perasan hati mencintaiNya dengan keimanan dan ketakwaan. Bismillah...

Selasa, 23 November 2010

Menikah Lagi.., Hal Nastatiq .....??

                                                                 “Anaa mau kawin lagi, maa ro’yuka Akhi…..?” Kata Lukman suatu ketika.
“ Wah..kejutan nih, Baarokallohu yaa Akhi Lukman, luar biasa, Hal anta laiba ?? “ jawab Furqon.” Kaifa….Jauzatuka, apa dia setuju.” Sambungnya.
“Anaa serius dan Jauzati setuju, bahkan dia malah ngasih pandangan bagaimana memilih istri baru” kata lukman bangga.
“Memangnya  kamu sudah pikirkan masak-masak Luk !!, bukankah anakmu sudah tiga dan masih kecil-kecil lagi, lalu apa masalahnya kamu mau kawin lagi” timpal Wandi meragukan kesanggupan Lukman untuk menikah lagi.
“ Akhi ..anaa sudah pikirkan masak-masak, anaa ingin menjalankan sunnah Rosul” jawab Lukman meyakinkan. Aku hanya terdiam, sungguh luar biasa sahabatku yang satu ini, Dia sudah berpikir sampai sejauh itu, pikirku. Sedangkan aku?, aku bahkan belum bisa membahagiakan istriku, banyak sekali kekuranganku.banyak hal yang dikeluhkan istriku. Aku menyadari hal itu, dan akupun tak pernah menyalahkan istriku . Aku memang bukan type suami idola, setidaknya itu yang dikatakan istriku, penghasilankupun jauh dibawah rekan-rekanku yang sarjana.

“Bagaimana kamu siap menikah lagi Lukman, tak segampang itu meneladani Rosululloh, coba kamu pikir lagi…” kata Wandi dengan sedikit jengkel.
“Sabar….sabar Akhi, laa tagdhof, jangan marah-marah..kenapa anta jadi emosi, bukankah itu fikroh yang bagus, mestinya kita dukung dong saudara kita yang mau menjalankan sunnah Rosul “ Furqon mencoba menengahi,” Limadza anta menentang keinginan Akhi Lukman untuk menikah lagi, kalau memang dia sudah sanggup, mampu berbuat adil, istri juga setuju, bukankah tidak ada masalah ?, Kaifa akhi Hariman, kenapa anta dian saja”kata Furqon mencoba meminta pendapatku.”Eh ya…yaa benar “ jawabku tergagap.
“Wahh..anta enggak kompak, masak sejak tadi kita rebut-ribut, anta malah ngelamun.” Furqon menyindirku.Temanku yang satu ini memang sejak dulu terkenal paling dewasa, dia mampu menegahi berbagai permasalahan yang timbul diantara kami. Sejak kelas satu Tsanawiyah. Aku , Furqon, Lukman dan Wandi memang sahabat karib.kami sudah hafal tabiatnya dan sifat masing-masing. Wandi memang agak keras tapi tegas, dalam segala hal Wandilah yang pertamakali akan membantah, namun justru dari situlah kami akan mereview kembali permasalahan yang mungkin terlewatkan dari kami.
“Kaifa akhi Wandi, limadza anta tidak mendukung keinginan Akhi Lukman ?” Furqon beralih menatap Wandi.” Fur, kamu khan yang paling tahu agama, coba jelaskan syarat-syarat untuk berpoligami, terus apa bener sih wanita itu rela di duakan” saut Wandi sedikit melunak....................BERSAMBUNG